Kebebasan yang dimiliki Allah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu disebut sifat


Penulis: Nic/H-2 - 28 May 2017, 07:52 WIB

Quraish Shihab -- Grafis/Duta

‘DAN seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut, ditambahkan kepadanya tujuh laut sesudahnya, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana’.

Demikian bunyi Surah Luqman ayat 27. Ilmu Sang Pencipta tidak bertepi. Alam semesta yang Dia ciptakan menjadi tanda kebesaran-Nya. Demikian disampaikan cendekiawan muslim Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah episode ketiga di Metro TV.

“Ilmu manusia pun kalau dikumpulkan semuanya, hanya bagaikan setetes (air) di samudra. Ilmu Allah amat luas. Ilmu manusia terbatas,” kata Quraish.

Terciptanya alam semesta, ujarnya, ialah salah satu contoh kebesaran Allah SWT. Adanya siang dan malam, matahari terbit di timur dan tenggelam di barat, hingga segala hukum alam yang dipelajari manusia, merupakan bagian dari sistem yang diciptakan Allah.

Allah mengetahui setiap detail di seluruh alam semesta, termasuk perilaku dan niat baik dan buruk seorang manusia. Lalu, mengapa Allah membiarkan banyak manusia melenceng dari jalan-Nya?

“Manusia merupakan makhluk paling istimewa di antara seluruh ciptaan Allah SWT,” jawab Quraish. Segala sesuatu yang terjadi ialah kehendaknya. Namun, tidak semuanya terjadi atas restu-Nya.

Manusia dibekali akal dan pikiran. Allah pun telah menurunkan petunjuk-petunjuk-Nya. Akal dan pikiran ini menjadi wujud kebebasan manusia atas petunjuk-petunjuk tersebut. Dengan akal dan pikiran itu, manusia diuji untuk bertanggung jawab, memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

“Allah menghendaki memberi manusia kebebasan. Dia hanya memberi tahu, kalau (melakukan) ini, akibatnya begini. Jadi, kalau Dia mengatakan itu, kemudian Allah campur tangan dan menghentikan, berarti Allah mencabut kebebasannya. Allah juga mengatakan, seandainya Allah menghendaki kamu semua mengikuti satu agama saja. Tapi tidak, karena Dia beri akal dan kebebasan memilih. Kalau tidak tahu, tidak bertanggung jawab, tapi kan sudah beri tahu (bahwa) mencuri itu buruk, tapi kamu langgar karena kita manusia diberi kebebasan,” jelas Quraish.

Selain itu, manusia lahir ke dunia dalam kondisi tidak berilmu. Allah membekali manusia dengan pendengaran, penglihatan, dan kemampuan indra lainnya. Kemampuan itulah, ujarnya, yang harus digunakan manusia untuk mencari ilmu yang datang dari-Nya. (Nic/H-2)

Jakarta -

Mengetahui sifat-sifat Allah SWT merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada keagungan-Nya. Percaya terhadap sifat-sifat Allah termasuk dalam rukun iman yang pertama.

Sifat-sifat Allah SWT digolongkan menjadi tiga yaitu sifat wajib, mustahil/muhal, dan jaiz. Sifat wajib merupakan sifat yang pasti dimiliki Allah SWT. Kebalikan dari sifat ini adalah sifat mustahil atau bisa disebut juga sifat muhal. Sementara itu, sifat jaiz yaitu Allah SWT bebas berbuat apa yang dia kehendaki.

Dikutip dari buku Asmaul Husna & 20 Sifat Allah, berikut 20 sifat mustahil bagi Allah SWT:

Adam artinya tiada. Mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat ini. Dialah yang menciptakan alam semesta berserta seluruh isinya. Dialah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.

2. Al-Huduts

Huduts artinya baru. Mustahil jika Allah baru. Keberadaan-Nya adalah yang paling awal sebelum diciptakannya alam semesta ini oleh-Nya.

3. Al-Fana

Fana artinya binasa atau lenyap. Mustahil bagi Allah SWT untuk tidak kekal. Dialah yang kekal. Dialah yang berkuasa melenyapkan seluruh ciptaan-Nya.

4. Al-Mumatsilatu lil Hawaditsi

Mumatsilatu lil Hawaditsi artinya menyerupai atau sama seperti makhluk ciptaan-Nya. Mustahil bagi Allah SWT untuk menyerupai makhluknya. Dialah Maha Sempurna, tidak ada yang menyerupai-Nya.

5. Al-Ihtiyaj ila Ghairihi

Ihtiyaj ila Ghairihi artinya membutuhkan yang lain. Mustahil bagi Allah SWT membutuhkan pertolongan. Dialah yang menolong makhluknya.

6. At-Ta'addud

Ta'addud artinya lebih dari satu. Mustahil bagi Allah SWT berjumlah lebih dari satu. Dialah Yang Maha Esa atau tunggal. Tidak ada Tuhan selain Dia.

7. Al-'Ajzu

'Ajzu artinya lemah. Mustahil bagi Allah SWT untuk tidak kuat. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak mungkin jika Allah SWT mempunyai sifat ini.

8. Al-Karahah

Karahah artinya terpaksa. Mustahil bagi Allah SWT melakukan sesuatu tidak atas kehendaknya sendiri. Dialah Yang Maha Kuasa. Dia melakukan sesuatu atas kehendaknya tidak ada paksaan dari siapapun.

9. Al-Jahlu

Jahlu artinya bodoh. Mustahil bagi Allah SWT tidak mengetahui sesuatu. Dialah Yang Maha Mengetahui. Bahkan sesuatu yang tidak nampak oleh mata kita sekalipun.

10. Al-Maut

Maut artinya mati. Mustahil bagi Allah SWT akan mati. Dia memiliki sifat kekal. Dia hidup dan abadi.

Klik halaman selanjutnya

Suara.com - Selain sifat wajib dan sifat mustahil, ada lagi satu sifat dari Allah SWT, yaitu sifat jaiz. Apa itu sifat jaiz? Seperti apa contoh sifat jaiz Allah SWT?

Sifat jaiz adalah sifat kemanusiaan. Sifat jaiz Allah hanya ada satu yaitu fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu yang artinya Allah mungkin mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya.

Allah SWT menciptakan segala sesuatu atas kehendaknya sendiri  dengan Qudrat (kuasa-Nya) dan Iradat (kehendak-Nya). Oleh karena itu, bisa jadi, bagi Allah juga untuk meninggalkan sesuatu sesuai kehendak-Nya.

Pengertian tentang sifat jaiz Allah tercantum dalam kitab Al Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil Aqidah Al Islamiyyah yang ditulis oleh Syekh Thahir Al-Jazairi.

Baca Juga: Sifat-sifat yang Dimiliki Oleh Utsman Bin Affan

Kitab itu menyebutkan sifat jaiz bagi Allah adalah melakukan hal-hal yang mungkin dan (atau) meninggalkannya. Seperti dijadikannya manusia miskin atau kaya, menjadi sehat dan sakit, dan lain sebagainya.

Contoh Sifat Jaiz bagi Allah 

Salah satu contoh sifat jaiz bagi Allah termaktub dalam Alquran surat Ali Imran ayat 26 yang berbunyi:

“Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Ayat Al Quran tentang Sifat Jaiz Allah

Baca Juga: Sifat Terpuji Nabi Idris Yang Patut Diteladani

Berkaitan dengan sifat jaiz Allah, berikut beberapa ayat Al Quran yang menjelaskan mengenai sifat jaiz Allah.

tirto.id - Allah SWT memiliki sifat jaiz yang wajib diimani oleh umat Islam. Sifat jaiz Allah hanya ada satu, yakni "fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu" atau Allah mungkin mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya. Berikut ini penjelasan sifat jaiz Allah tersebut berdasarkan ilmu tauhid atau akidah dalam Islam.

Pembahasan mengenai sifat jaiz ini merupakan bagian dari bab sifat-sifat Allah SWT. Dalam hal ini, Allah memiliki sifat-sifat wajib, jaiz, dan sifat muhal atau mustahil.

Mengenal sifat-sifat Allah ini termasuk rukun iman yang pertama dalam Islam, yakni iman kepada Allah SWT. Hal itu tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab RA, ketika malaikat Jibril menyaru menjadi seorang laki-laki, ia bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:

" ... 'Beritahukan kepadaku tentang Iman' Rasulullah SAW menjawab 'Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.' Orang tadi [Jibril] berkata, 'Engkau benar'," (H.R. Muslim).

Konsep iman kepada Allah SWT adalah bahasan yang sangat umum. Oleh karena itu, para ulama kemudian menjabarkan terkait hal-hal yang perlu diimani kepada Allah, di antaranya adalah mengimani sifat-sifat Allah, baik itu sifat wajib, sifat jaiz, hingga sifat mustahil yang dimiliki Allah SWT.

Rumusan mengenai sifat-sifat Allah ini lazimnya dibahas dalam ilmu kalam oleh para ulama mutakallimin. Penjelasan mengenai ilmu kalam dapat dilihat di sini.

Baca juga:

  • Sifat Mustahil & Jaiz Rasul: Apa Arti dan Maknanya?
  • Ketahui Sifat Mustahil Bagi Allah: Adam, Fana, A'ma hingga Abkama

Sifat Jaiz Allah SWT adalah Kebebasan

Sifat jaiz Allah SWT dapat diartikan sebagai kebebasan Allah untuk berbuat sesuatu atau meninggalkan perbuatan tersebut. Keinginan itu bersifat mutlak atas kehendak Allah SWT, tanpa ada intervensi atau campur tangan zat yang lain.

Dikutip dari Kitab Al-Jawahir Al-Kalamiyah (Terjemahan Achmad Sunarto, 2011) yang ditulis Syekh Thahir Al-Jazairi, sifat jaiz Allah SWT hanya ada satu, yakni "fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu" (فعل كل ممكن أو تركه), yang artinya Allah mungkin (bebas) mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya.

Dalam hal ini, segala sesuatu yang mungkin Allah lakukan, tidak wajib Dia kerjakan dan tidak mustahil Dia capai. Bagaimanapun juga, semuanya tergantung dari kehendak Allah SWT. Tidak ada unsur keterpaksaan atau intervensi dari makhluk atau zat lain.

Sebagai misal, Allah SWT bisa saja menjadikan semua makhluk di bumi ini masuk surga, mengkayakan semua orang miskin, atau memiskinkan semua orang kaya, semua itu mungkin dan bisa dilakukan.

Akan tetapi, Allah SWT hanya akan melakukan hal itu jika ia berkehendak. Jika tidak, tidak ada yang mampu memaksa Dia melakukan segala hal tersebut.

Sifat jaiz Allah SWT atau kebebasan bertindak itu terdiri dari dua tindakan sebagai berikut:

  • Allah SWT bebas mencipta atau tidak menciptakan suatu hal.
  • Kebebasan Allah untuk mengatur semua makhluk sesuai yang Dia kehendaki.

Baca juga:

  • Sesungguhnya Berpuasa adalah Upaya Meneladani Sifat-Sifat Allah
  • Sifat Allah Qiyamuhu Binafsihi dan Wahdaniyah: Arti serta Maknanya

Baca juga artikel terkait SIFAT ALLAH atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA