Dream – Bagi Sahabat Dream yang baru saja dikaruniai bayi mungil, bersiap-siaplah untuk sering terjaga. Jam tidur bayi baru lahir di malam hari memang belum stabil.
Bayi bangun dan menangis setiap satu atau dua jam karena merasa haus dan mencari ASI. Bisa juga terbangun tengah malam karena tak nyaman dengan popoknya yang basah.
Seiring pertambahan usia, durasi tidurnya akan lebih lama. Lambungnya sudah semakin besar, mampu menampung lebih banyak susu dan kenyang lebih lama.
Penting untuk mengetahui siklus atau pola tidur bayi, agar Anda tak terlalu kaget. Simak detailnya, seperti dikutip dari KidSpot.
Namun pada bayi, hormon melatonin belum dihasilkan secara sempurna sampai bayi berusia tiga bulan. Di dalam kandungan, bayi mengandalkan sinyal dari jam biologis dari tubuh sang ibu. Melatonin sang ibu akan mengalir ke plasenta dan ini memengaruhi pola tidur bayi dan gerakan bayi.
Saat terlahir ke dunia, karena bayi belum memiliki hormon melatonin yang sempurna, ia akan memiliki siklus tidur yang tidak teratur. Bahkan, siklus tidurnya tidak berbeda jauh dengan siklus tidur saat di dalam kandungan. Untungnya, hormon melatonin yang dihasilkan dari tubuh ibunya bisa tersalurkan melalui ASI. Ini bisa membantu bayi untuk mengembangkan jam biologis pada tubuhnya.
Bayi yang baru lahir akan tidur selama 16 sampai 18 jam per hari. Namun, masa tidur nyenyak bayi hanya empat sampai enam jam saja. Begitu berusia sekitar dua minggu, Anda mulai bisa mengajarkan perbedaan gelapnya malam dan terangnya pagi dan siang hari. Sampai usia tiga bulan, barulah bayi akan memiliki siklus tidur yang teratur dan normal, yaitu lebih banyak menghabiskan waktu tidurnya di malam hari.
Membuat jadwal tidur bayi dapat membantu Anda mengatur dan membiasakan si kecil tidur di waktu-waktu tertentu.
Ajak buah hati Anda untuk keluar berjalan-jalan di pagi hari menikmati sinar matahari. Menjemur bayi di pagi hari dapat mengatur jam biologis tubuh jadi lebih baik dan normal.
2. Tentukan rutinitas sebelum tidur
Supaya bayi terbiasa dengan jam tidurnya yang baru, Anda perlu membiasakan suatu hal. Sebagai contoh, mandi dan memberikan pijatan lembut, menyanyikan lagu pengantar tidur, atau menggendongnya di tempat yang tenang dan cukup. Perasaan tenang tersebut bisa membuat bayi lebih mudah tidur dan tidur lebih lelap.
3. Tenangkan bayi saat ia terbangun
Untuk membuatnya kembali tertidur, Anda butuh “senjata” seperti tepukan lembut, pelukan, gendongan sambil menggoyangkan tubuh bayi, dan iringi dengan suara penghantar tidur yang sederhana, seperti “ssshhhh” yang bisa menenangkan bayi.
Kemudian, pastikan bahwa ia tidak kegerahan dan bantal yang digunakan posisinya sudah benar.
Intinya, lakukan hal apa pun yang bisa membuat bayi semakin nyaman supaya dapat kembali istirahat. Hindari beranjak pergi hingga ia benar-benar terlelap agar ia tidak terbangun.
Posisi tidur bayi yang perlu diperhatikan
Posisi tidur bayi di bawah usia 6 bulan harus menjadi perhatian utama setiap orangtua. Pasalnya, posisi yang salan bisa meningkatkan risiko si kecil mengalami Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom bayi meninggal mendadak.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics menemukan bahwa lingkungan tidur yang aman salah satunya tidak menaruh bantal atau boneka disekitar tempat tidur bayi.
Selain itu, posisi tidur yang tepat akan mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak.
Kondisi kematian mendadak pada anak ditandai dengan sesak napas dan kesulitan bergerak. Itu sebabnya sebagai orang tua Anda harus selalu memperhatikan posisi tidur si kecil untuk meminimalisasi berbagai macam risiko yang sudah disebutkan tadi.
Posisi tidur telentang
Posisi tidur bayi telentang adalah posisi yang sangat umum. Biasanya posisi ini dilakukan oleh bayi sekitar 0 hingga 3 bulan. Pasalnya pada usia tersebut, bayi belum mampu untuk berguling.
The US National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) melabeli posisi terlentang sebagai posisi tidur terbaik untuk bayi. Bahkan sangat direkomendasikan bagi bayi untuk tidur dengan posisi terletang sampai 6 bulan pertama.
Posisi tidur telentang untuk bayi terbukti dapat meminimalisir sindrom kematian bayi mendadak sebanyak 50 persen. Namun, jika terlalu lama berada pada posisi tidur telentang bisa menyebabkan plagiocephaly, atau dalam bahasa kesehariannya disebut “kepala peyang”.
Untuk menjaga bentuk kepala bayi agar terhindar dari kepala peyang, ubah posisi tidur secara bergantian menghadap kiri dan kanan. Selain itu, Anda jyuga bisa memosisikan bayi tengkurap pada saat bermain.
Anda juga bisa menggunakan bantal kepala khusus yang sering disebut “bantal peyang”. Fungsi bantal ini yakni untuk menjaga bentuk kepala bayi.
Posisi tidur miring
Sebagian ibu mungkin sering membiarkan bayinya tidur dengan posisi yang miring. Padahal, posisi tidur miring bisa membahayakan kesehatan buah hati Anda.
Tidur dengan posisi miring memungkinkan si kecil untuk bergerak dan seringnya akan berakhir dengan posisi tidur tengkurap. Tengkurap membuat perut bayi Anda berada di bawah tubuhnya.
Nah, hal yang akan meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) secara signifikan karena perut dan dadanya tertekan sehingga bisa sulit bernapas.
Posisi tidur tengkurap
Posisi tidur yang satu ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan. Pasalnya menurut data secara statistik menyebutkan sindrom bayi meninggal secara mendadak banyak sekali terjadi pada bayi yang tidur dengan posisi tengkurap.
Penyebab sindrom bayi meninggal secara mendadak ini secara signifikan disebabkan karena wajah bayi yang terlalu dekat dengan kasur. Secara tidak langsung membuat si bayi rentan mengalami masalah pernapasan.
Kondisi ini terjadi karena bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Cara agar bayi nyaman saat tidur
Selain posisi tidur, ada hal lain yang juga harus perhatikan, di antaranya:
- Menjaga suhu kamar agar si kecil bisa tidur dengan nyaman.
- Menempatkan bayi di dalam ruangan yang memiliki ventilasi yang baik.
- Menjauhkan semua mainan dan boneka dari tempat tidur bayi Anda.
- Gunakan pakaian tidur dan penutup lainnya sebagai pengganti selimut.
- Menjaga kebersihan tempat tidur dengan rutin mengganti sprei dan sarung bantal gulingnya.
Bahkan, jika perlu Anda juga rutin menjemur bantal guling si kecil di bawah matahari agar organisme pemicu asma dan alergi di dalamnya mati.
Hal yang perlu dihindari saat bayi tidur
Anda tentu ingin kualitas tidur bayi dalam keadaan baik. Maka sebaiknya, menghindari beberapa hal di bawah ini agar tidur si kecil tidak terganggu:
1. Membangunkan bayi ketika memindahkannya
Sering kali, bayi Anda akan tertidur di tempat selain tempat tidurnya, misalnya mobil, ayunan, atau tempat lainnya. Biarkan si kecil menyelesaikan tidur siangnya di kursi mobil, dan pastikan bayi Anda aman atau tidak terjepit.
Tidur sebentar di tempat tersebut bukanlah masalah, asalkan Anda tidak membiarkan bayi Anda tidur semalaman di tempat tersebut.
2. Membiasakan tidur di stroller
Untuk memudahkan bayi tidur, mungkin Anda akan mengajak si kecil berkeliling rumah dengan kereta dorong alias stroller. Hal tersebut boleh saja dilakukan sesekali.
Namun, jangan terlalu sering karena bayi yang terbiasa harus ditidurkan dengan “gerakan”, akan lebih sulit tidur di tempat yang tidak bergerak seperti boks atau tempat tidur bayi.
3. Menggendong bayi yang menangis saat tidur
Secara naluriah, tentu Anda akan menggendong bayi yang tiba-tiba menangis sebagai cara untuk menidurkan si kecil dan memastikan apakah ia lapar, haus, sakit, atau lainnya.
Namun, Anda perlu membiarkan buah hati menangis beberapa menit dulu untuk melihat apakah bayi Anda akan kembali tenang dengan sendirinya.
Jika bayi Anda masih menangis dalam waktu yang lama (lebih dari lima menit), kembalilah padanya dan yakinkan bahwa bayi Anda baik-baik saja.
4. Menggunakan empeng
Meski empeng atau dot bisa digunakan sebagai cara menidurkan bayi, tapi ini kurang tepat. Pasalnya, penggunaan empeng secara terus-menerus akan membuat si kecil Anda lebih sulit tidur atau rewel saat tidak menggunakan empeng tersebut.