Jumlah kromosom sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis disebut

Jumlah kromosom sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis disebut

Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametofit diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora. Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel kelamin betina (inti sel telur/ovum). Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan meiosis. 

Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji 
Terdapat dua proses gametogenesis pada tumbuhan berbiji yaitu mikrosporogenesis dan makrosporogenesis atau megasporogenesis. Mikrosporogenesis adalah pembentukan sel gamet jantan. Sementara itu, megasporogenesis adalah pembentukan sel gamet betina. 

  • Mikrosporogenesis 
    Proses mikrosporogenesis pada tumbuhan berbiji terjadi dalam kepala sari. Pada kepala sari terdapat serbuk sari yang berisi sejumlah sel-sel induk serbuk sari atau mikrospora yang bersifat diploid. Proses mikrosporogenesis diawali dengan pembelahan meiosis I pada mikrospora yang menghasilkan sepasang sel haploid. Kemudian terjadi pembelahan meiosis II yang menghasilkan 4 mikrospora haploid yang berkelompok membentuk satu kesatuan yang disebut dengan tetrad. Setiap mikrospora menghasilkan 2 inti haploid. Inti yang satu dinamakan inti vegetatif dan yang lainnya disebut dengan inti generatif. Terjadi pembelahan mitosis pada inti generatif tanpa sitokinesis sehingga terbentuk dua inti sperma. Inti vegetatif tidak mengalami pembelahan. Dalam serbuk sari yang matang terdapat 3 inti haploid yaitu satu inti saluran serbuk sari, serta dua inti generatif. 

  • Megasporogenesis 
    Proses pembelahan sel megasporogenesis pada tumbuhan berbiji terjadi pada bakal buah atau ovarium. Di dalam ovarium terdapat ovulum atau bakal biji yang menempel pada dinding ovarium. Ovulum dibungkus oleh integumen luar dan integumen dalam. Bakal biji bertemu dengan serbuk sari pada bagian yang disebut dengan lubang mikrofil. Terdapat sel induk megaspora pada bakal biji. Proses pembelahan megasporogenesis pada tumbuhan angiospermae dimulai ketika sel induk megaspora diploid mengalami pembelahan meiosis I pada ovarium. Hasil dari pembelahan tersebut adalah dua sel haploid. Selanjutnya, Sel tersebut mengalami pembelahan meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid, tiga di antaranya mengalami degenerasi. Megaspora yang masih hidup mengalamai kariokinesis dan menghasilkan delapan inti haploid dan sel besar. Dalam megaspora empat inti berada pada kalaza dan empat inti lainnya di dekat mikrofil. Satu inti dari tiap tiap sisi menuju ke pusat dan bersatu membentuk kandung lembaga. sekunder yang diploid. Tiga inti dari bagian kalaza dinamakan intipoda. Inti bagian tengah yang dekat mikrofil dinamakan ovum serta inti pada samping kiri dan kanan dinamakan sinergid. Pada sebuah peristiwa pembuahan inti generatif membuahi ovum membentuk zigot diploid. Hasil persatuan dua kutub yang dibuahi inti generatif menghasilkan endosperma bersifat triploid. 

Gametogenesis pada Hewan 
Gametogenesis pada hewan terjadi pada dua tempat yakni testis dan ovarium. Gametogenesis pada testis disebut spermatogenesis karena menghasilkan sperma sementara pada ovarium dinamakan oogenesis karena menghasilkan ovum. Proses pembelahan tersebut merupakan pembelahan meiosis kromosom yang bertujuan untuk mewariskan sifat dengan jumlah setengah kromosom dengan induknya.

  • Spermatogenesis 
    Di dalam testis hewan terdapat kromosom spermatogonium yang merupakan sel induk sperma. Proses spermatogenesis diawali dengan pembelahan mitosis yang menghasilkan spermatogonia. Selanjutnya, spermatogonia mengalami deferensiasi pada proses meiosis I menghasilkan spermatosit primer. Pada proses anafase, terjadi reduksi kromosom dari haploid menjadi diploid sehingga menghasilkan dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Kemudian, spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II membentuk dua sel spermatid, sehingga dari dua sel spermatosit sekunder menghasilkan empat sel spermatid yang bersifat haploid. Empat sel spermatid tersebut mengalami metamorfosis membentuk spermatozoa yang fungsional. 

  • Oogenesis
    Pada ovarium terdapat sel-sel primordial. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan secara mitosis menghasilkan oogonia diploid (2n). Sel oogonia tersebut mengalami pembelahan meiosis I. Pada profase I, oogonia membentuk oosit primer diploid. Sementara itu, pada anafase oosit primer mengalami reduksi menjadi oosit primer haploid. Proses selanjutnya adalah telofase. Pada proses ini terjadi pembagian plasma sel yang tidak sama banyaknya sehingga pada proses meiosis I menghasilkan satu sel oosit primer bersifat haploid (n) serta satu sel polosit I haploid (n) yang memiliki plasma lebih sedikit dari sel oosit primer. Proses selanjutnya, kedua sel tersebut mengalami fase meiosis II (mitosis). Oosit primer menghasilkan satu ootid dan satu polosit II. Sedangkan, satu sel polosit I menghasilkan dua sel polosit II. Tiga sel polosit II mengalami degenerasi sehingga tidak berfungsi. Ootid mengalami pendewasaan membentuk ovum fungsional. 

Jadi hasil dari pembelahan meiosis pada peristiwa gametogenesis adalah Sel yang bersifat haploid (n). 

Contoh Soal Gametogenesis pada HewanGametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin atau biasa disebut sel gamet. Sel gamet yang dibentuk adalah gamet jantan dan betina. Pembentukan sel gamet (gametogenesis) dilakukan melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel pada gametogenesis terjadi secara mitosis dan meiosis. Setelah pembelahan meiosis berakhir, terjadi pematangan sel (maturasi) untuk menjadikan sel gamet dewasa dan siap untuk melakukan pembuahan.

            Sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel tubuh pada umumnya. Jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel tubuh disebut haploid (n), sedangkan jumlah kromosom sel tubuh disebut diploid (2n). Pada manusia, jumlah kromosom sel tubuh adalah 46 buah, sedangkan pada sel gamet manusia hanya terdapat kromosom sebanyak 23 buah. Tujuan proses gametogenesis adalah menghasilkan sel gamet yang memiliki jumlah kromosom haploid (n). Sel gamet haploid (n) akan bergabung dengan sesama sel gamet yang berbeda jenis untuk menghasilkan sel embrio yang memiliki jumlah kromosom diploid (2n).

            Proses gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup multiseluler. Pembentukan gamet jantan dilakukan di organ kelamin jantan, dan pembentukan gamet betina dilakukan di organ kelamin betina. Nama setiap organ kelamin berbeda pada tumbuhan dan hewan.

            Gametogenesis pada hewan jantan terjadi di organ kelamin yang disebut testis. Proses gametogenesis pada hewan jantan disebut spermatogenesis. Sedangkan pada hewan betina, gametogenesis terjadi di organ kelamin yang disebut ovarium. Proses gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis.

            Proses spermatogenesis menghasilkan sel sperma atau spermatozoid yang memiliki jumlah kromosom haploid (n). Proses spermatogenesis diawali dengan pembentukan sel induk sperma yang disebut sel spermatogonium (dalam jumlah jamak disebut spermatogonia) oleh dinding saluran tubulus seminiferus yang terdapat di testis. Spermatogonium yang dihasilkan memiliki kromosom diploid (2n). Selanjutnya, sel spermatogonium melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan 2 buah sel spermatosit primer diploid (2n).

            Setelah mitosis selesai, setiap sel spermatosit primer akan membelah secara meiosis. Pada tahap pembelahan meiosis I, setiap sel spermatosit primer akan mengalami pengurangan jumlah kromosom, sehingga dihasilkan 2 buah sel spermatosit sekunder yang haploid (n). Selanjutnya, 2 buah sel spermatosit sekunder tersebut melanjutkan pembelahan meiosis II. Pada akhir meiosis II dihasilkan 4 buah sel spermatid haploid (n).

            Kemudian, setiap sel spermatid mengalami proses pematangan (maturasi) menjadi spermatozoa (sperma). Pada proses pematangan, terjadi pembentukan akrosom dan flagel. Akrosom dibentuk di bagian ujung (bagian kepala) setiap spermatozoa. Akrosom berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur pada saat pembuahan. Flagel berperan sebagai alat gerak sperma untuk menuju sel telur.

            Proses spermatogenesis pada individu jantan, 1 buah sel spermatogonium menghasilkan 4 buah sel sperma yang fungsional. Lalu, sel sperma yang fungsional dikeluarkan dari dalam testis dalam jumlah yang sangat banyak secara serentak. Untuk memahami lagi proses pembentukan spermatogenesis, mari perhatikan gambar dibawah ini.

Jumlah kromosom sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis disebut

            Pada manusia, proses spermatogenesis dari spermatogonium hingga menjadi sperma matang memerlukan waktu sekitar 72 hari. Sperma yang telah matang dilepaskan menuju epididimis. Produksi sperma pada manusia terjadi secara terus-menerus.

            Proses oogenesis menghasilkan sel telur atau ovum yang memiliki jumlah kromosom haploid (n). Sel telur atau ovum berkembang dari sel oogonium (jamak; oogonia) yang diploid (2n), mirip spermatogonium pada spermatogenesis. Pada oogonium, proses mitosisnya telah terjadi pada saat individu betina masih di dalam kandungan (sebelum individu betina dilahirkan). Setelah individu betina dilahirkan, telah terdapat sekitar 400.000 oosit primer pada ovarium yang siap untuk memasuki tahap meiosis.

            Pada individu betina yang masih berbentuk janin (belum dilahirkan), proses oogenesis diawali dengan pembentukan sel oogonium oleh folikel yang terdapat di ovarium. Oogonium yang dihasilkan memiliki kromosom diploid (2n). Selanjutnya, sel oogonium melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan 2 buah sel oosit primer diploid (2n). Selanjutnya, sel oosit primer ini akan disimpan di ovarium sampai individu betina dilahirkan dan menjadi individu dewasa. Setelah individu betina mengalami pubertas (menjadi dewasa), sel oosit primer akan melanjutkan proses pembelahan meiosis.

            Setelah individu betina dewasa, sel oosit primer diploid (2n) melakukan pembelahan meiosis I menghasilkan 1 buah sel oosit sekunder yang haploid (n) dan 1 buah sel yang lebih kecil yang disebut badan polar I. Badan polar I selanjutnya mengalami degenerasi (kemunduran perkembangan) sehingga memiliki ukuran yang lebih kecil daripada sel oosit sekunder.

            Selanjutnya 1 buah sel oosit sekunder (n) melanjutkan pembelahan meiosis II untuk menghasilkan 1 buah sel ootid haploid (n) dan 1 buah badan polar II. Badan polar I hasil dari meiosis I juga melakukan pembelahan meiosis II untuk menghasilkan 2 buah badan polar II. Kemudian, sel ootid akan mengalami maturasi (pematangan) untuk menjadi sel ovum, sedangkan 3 buah badan polar akan mengalami degenerasi (kemunduran perkembangan) dan mati.

            Pada individu betina, oogenesis hanya menghasilkan satu ovum fungsional. Selain itu, pengeluaran sel ovum tidak terjadi secara serentak dan banyak seperti halnya sel sperma. Sel ovum dikeluarkan satu setiap bulan. Mari perhatikan gambar berikut.

Jumlah kromosom sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis disebut

Jumlah kromosom sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis disebut

Jumlah kromosom sel gamet yang dihasilkan melalui proses gametogenesis disebut ....

Sel yang dihasilkan oleh dinding tubulus seminiferus pada testis adalah sel ....

Pada proses spermatogenesis, sel yang mengalami pembelahan mitosis dan memiliki jumlah kromosom diploid (2n) adalah ....

Sel spermatosit sekunder memiliki jumlah kromosom haploid (n) karena mengalami pembelahan ....

Apabila terdapat 10 sel spermatogonium yang melakukan proses spermatogenesis, maka jumlah sel sperma yang dihasilkan adalah ....

Sel yang telah dihasilkan pada tahapan oogenesis yang terjadi pada saat individu betina masih di dalam kandungan adalah ....

Setelah meiosis I, dihasilkan sel oosit sekunder yang memiliki jumlah kromosom ....

Hasil pembelahan meiosis II yang tidak fungsional adalah ....

Pernyataan yang benar tentang perbedaan antara proses spermatogenesis dengan oogenesis adalah ...

Pada saat maturasi, sel spermatozoa membentuk suatu struktur yang mengandung enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung sel telur pada saat pembuahan. Struktur tersebut adalah ....