Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati orbital tersebut adalah

Orbital adalah wilayah atau daerah dalam ruang di sekitar inti atom yang memiliki kemungkinan tertinggi untuk bisa menemukan elektron. Pada penyusunan diagram orbital, sebuah elektron disimbolkan dengan anak panah menghadap ke atas yang melambangkan elektron dengan spin +½, atau menghadap ke bawah yang melambangkan elektron dengan spin -½. Untuk menandai distribusi orbital dalam atom, anak panah ini diletakkan pada garis horizontal, dalam lingkaran, atau umumnya di dalam kotak.

Diagram orbital digunakan untuk memudahkan penentuan nilai bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin. Lalu bagaimana dengan bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum azimut? Keduanya dapat ditentukan dengan mudah, hanya dengan melihat konfigurasi elektronnya.

Artikel ini akan membahas langkah-langkah dan aturan dalam penyusunan diagram orbital.

Langkah-langkah Penyusunan Diagram Orbital

1. Tuliskan konfigurasi elektron berdasarkan aturan Aufbau.

Aturan Aufbau berprinsip bahwa pengisian elektron pada suatu orbital dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Orbital s mempunyai tingkat energi terendah, dan berturut-turut makin tinggi untuk orbital p, d, dan f. Pengisian elektron pada orbital dapat digambarkan dengan diagram berikut.

Sumber Gambar: mediabelajaronline.blogspot.com

Setiap subkulit memiliki jumlah maksimum elektron, yakni:

  • Subkulit s maksimal berisi 2 elektron
  • Subkulit p maksimal berisi 6 elektron
  • Subkulit d maksimal berisi 10 elektron
  • Subkulit f maksimal berisi 14 elektron

Dengan mengacu pada gambar dan keterangan di atas, maka kita bisa menuliskan urutan konfigurasi elektron sebagai berikut:

1s2 2s2 2p66 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 …. dan seterusnya.

2. Orbital akan dilambangkan dengan dengan kotak. Orbital s = 1 kotak, orbital p = 3 kotak, orbital d = 5 kotak dan orbital f = 7 kotak.

Sumber: mediabelajaronline.blogspot.com

3. Isi kotak orbital dengan elektron-elektron yang dimiliki oleh masing-masing sub kulit dengan tanda panah ke atas atau ke bawah. Satu kotak diisi maksimum 2 elektron.  Orbital-orbital yang memiliki energi yang sama akan dilambangkan dengan sekelompok kotak yang bersisian. Sedangkan orbital-orbital dengan tingkat energi berbeda, digambarkan dengan kotak yang terpisah. Pada pengisian orbital elektron ada beberapa aturan yang harus diikuti, yakni:

A. Asas Larangan Pauli

Asas larangan Pauli menyatakan bahwa:

Tidak boleh ada dua elektron dalam suatu atom yang memiliki empat bilangan kuantum yang sama. Orbital yang sama akan memiliki bilangan kuantum n, l, dan m yang sama. Yang membedakannya hanya bilangan kuantum spin (s).”

Hal ini berarti bahwa setiap orbital maksimum berisi dua elektron dengan arah spin yang berlawanan.

B. Aturan Hund

Seorang ahli fisika dari Jerman, Friedrich Hund (1927) mengemukakan aturan pengisian elektron pada orbital yaitu:

“Orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi terlebih dahulu oleh satu elektron dengan arah (spin) yang sama, kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan, atau dengan kata lain, dalam subkulit yang sama, masing-masing orbital terisi satu elektron dengan arah panah yang sama, kemudian elektron yang tersisa diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah yang berlawanan”.

Untuk memahami pernyataan di atas, mari kita coba perhatikan contoh diagram elektron berikut ini:

Sumber: mediabelajaronline.blogspot.com

Bila kita perhatikan diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, tiga elektron ditempatkan terlebih dahulu dengan gambar tanda panah ke atas, kemudian 1 elektron yang tersisa digambarkan dengan tanda panah ke bawah. Hal ini dilakukan mengikuti aturan Hund.

Nah itulah penjelasan tentang aturan dalam membuat diagram orbital. Dengan mengikuti aturan di atas, kamu bisa menuliskan diagram orbital dengan mudah. Apakah kamu memiliki pertanyaan mengenai hal ini? Silakan tuliskan pertanyaan kamu di kolom komentar ya. Dan jangan lupa untuk share pengetahuan ini.

5. Hitunglah fraksi mol dari zat terlarut dan pelarut dalam 3.0 m larutan klorida ? ​

1 butanol direaksikan dengan Cro3 H30+

Sikloheksil metanol + H2SO4

Termasuk senyawa alkil Halida sekunder, tersier atau primer yang di bawah ini?

Apa nama senyawa berikut ini?

Tentukan pH larutan 0,1 M natrium asetat jika diketahui Ka asam asetat = 1.8x10^-5

23. C + O(s)C(s)CO2(g)+ O.2(g)+ O₂→ COCO2(g)(g)2(g)CO(9)2(g)Ungkapan yang tepat berdasarkan data reaksidi atas adalah ....(D) y = 2x - z(E) y = 2x - 1 … ½ Z(A) z = -x + 2 y(B) -z = -2x + ½ Y(C) y = 2x + zAH = -x kkalAH = -y kkalAH = z kkal3+C+0₂​sm cara tolongg

5. Sebutkan 3 bahan kimia yang dapat digunakan dalam elektro serta kegunaannya​

Bantu please dikumpul besok

kalau bisa pakai penjelasan​

Tentang Kimia,susah loh jawabannya300 atom X direaksikan dengan 150 atom Y mambentuk XY2 maka jumlah molekul XY2 maksimum terbentuk adalah​

setelah menggunakan obat tetes telinga untuk membersihkan telinga,apa yang harus dilakukan?-menggunakan cotton bud untukmengeluarkan kotorannya?-mendi … amkannya?-membersihkan bagian luar dengan kapas?​

Suatu larutan dapar dibuat dengan mencampur 50 ml larutan 0,01 m natrium asetat dengan 50 ml larutan 0,1 m asam asetat pada 25°c. Jika pka asam asetat … pada 25°c adalah 4,76, berapa ph larutan dapar tersebut?.

ringkasan rumus kimia sederhana​

MengikikuisMengapa Minyak dan air susah untuk tercampur?Sisa kemaren Gbt bestih ;-; ​

tentukan nomor dan senyawa dari refrigerant halocarbon berikut ini: R-31​

ringkasan materi rumus kimia sederhana​

Pengawetan yang mengunakan cuka, garam, kunyit, kluwak, bawang putih adalah contoh pengawetan ….*a.kimia secara alamib.kimia secara buatanc.biologis s … ecara alamid.fisika suhu tinggi​

Agar lateks dapat mengalami koagulasi membentuk karet alam diperlukan zat elektrolit

Antara larutan garam berikut akan bersifat basa jika dilarutkan di dalam air yaitu ....

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA