Jika seseorang menunda-nunda tugas yang diberikan dapat berakibat pada terganggunya

Lihat Foto

KOMPAS.com/Serafica Gischa

Apa Dampak Negatif Seseorang Suka Menunda-nunda Pekerjaan?

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah TVRI pada Senin, 4 Mei 2020 membahas Bekerja Lebih Baik bagi siswa SMA/SMK.

Pada tayangan itu, terdapat pertanyaan menurutmu apa dampak negatif jika seseorang suka menunda-nunda pekerjaan? Bulan Mei ini, tuliskan harian tentang rencana dan kegiatanmu sehari-hari.

Jawaban:

Orang yang suka menunda pekerjaan disebut procrastrinator.

Seorang ahli tingkah laku, Piers Steel menyebutkan 95 dari 100 orang suka menunda pekerjaan.

Dampak negatif seseorang yang suka menunda pekerjaan, antara lain:

  1. Depresi pada diri sendiri
  2. Percaya diri yang rendah
  3. Kehilangan pekerjaan

Baca juga: Manfaat Menabung

Untuk bisa memanfaatkan waktu, kita dapat membuat rencana yang efektif. Rencana tersebut dibagi dalam tiga level, yaitu:

Berisikan acara-acara atau kegiatan yang akan dilakukan. Seperti: tugas sekolah, tugas kantor, tugas rumah, liburan dan lain-lain.

Ide yang sudah direncanakan, dipilih mana yang bisa dilakukan minggu ini atau minggu depan.

Acara-acara yang sudah didata ini adalah kegiatan super penting. Sehingga harus fokus dengan kegiatan karena sudah dijadwal jauh-jauh hari.

Menunda-nunda adalah salah satu kebiasaan yang sering dilakukan orang banyak orang. Banyak faktor yang membuat orang menunda untuk menyelesaikan pekerjaannya, seperti merasa masih punya banyak waktu, kurang motivasi, atau bahkan malas.

Seringkali disepelekan, kebiasaan menunda pekerjaan jika dilakukan terus menerus akan memberikan dampak yang buruk baik itu dalam jangka waktu dekat ataupun jangka panjang. Salah satunya adalah membuat hidupmu jadi lebih berantakan. Selain itu, masih ada dampak negatif lainnya yang perlu kamu ketahui dari kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, seperti lima di antaranya ini.

1. Kehilangan Waktu Berharga

Ketika kamu menuruti rasa malas dan menunda segala pekerjaan, itu berarti kamu sudah membuang waktu yang seharusnya bermanfaat menjadi sia-sia. Pekerjaan yang harusnya selesai hari ini malah sama sekali tidak dikerjakan dan akhirnya tertunda.

Sebagian orang mungkin beranggapan itu hal yang sepele. Namun, bagaimana jadinya jika hal itu dilakukan setiap hari atau bahkan setiap saat. Wah, sudah berapa banyak waktu berharga yang sudah kamu buang karena terus menunda pekerjaan?

2. Pekerjaan Menumpuk

Kebiasaan suka menunda yang kerap dilakukan maka banyak pekerjaan akan menumpuk. Setiap kali diberikan tugas selalu beralasan nanti untuk dikerjakan. Hingga akhirnya ketika akan dikumpulkan baru menyadari bahwa banyak tugas yang belum terselesaikan. Lebih buruknya lagi semuanya dikumpulkan pada hari yang sama. Kalau sudah seperti ini siapa yang repot, kamu sendiri, kan?

3. Menjadi Lebih Malas

Terbiasa menunda pekerjaan sudah pasti membuat banyak tugas menumpuk. Setelah menumpuk, maka biasanya akan malas untuk memulai mengerjakannya. Pemikiran “Nanti saja dikerjakan, kan masih ada waktu” seringkali digunakan untuk menunda mengerjakan tugas.

Memang, terasa berat di awal ketika akan memulai mengejakannya. Namun, kalau terus menuruti rasa malas itu yang ada malah tugasmu akan berantakan.

4. Hasil Pekerjaan Tidak Maksimal

Sudah pekerjaan banyak yang menumpuk ditambah lagi dengan malas. Kalau seperti itu tugasmu tidak akan terselesaikan dengan cepat. Sebab sering menunda-nunda, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan menjadi lebih sedikit.

Biasanya niat mengerjakan muncul jika sudah mendekati waktu tenggat pengumpulan. Mungkin itu akan terlihat sepele jika hanya satu tugas saja. Lalu bagaimana ternyata beberapa tugasmu dikumpulkan pada waktu yang sama dan itu adalah besok?

Pasti kamu merasa panik dan mengerjakannya dengan tergesa-gesa, karena tergesa-gesa biasanya kamu akan mengerjakan apa adanya yang penting selesai. Alhasil tugas yang kamu kerjakan tidak memberikan hasil yang maksimal.

5. Bisa Merusak Nama Baik

Pekerjaan atau tugas yang diberikan kepadamu adalah amanat yang harus ditepati. Itu juga merupakan bukti bahwa orang lain mempercayai kamu. Namun, jika tugas yang seharusnya dapat diselesaikan dengan baik malah berakhir berantakan hanya karena tugas tersebut ditunda-tunda, maka orang lain akan mulai mempertanyakan sikap tanggung jawabmu.

Bisa jadi orang lain akan berpikir bahwa dirimu adalah orang yang tidak dapat dipercaya sehingga tidak lagi memberikan pekerjaan, karena kebiasaanmu yang kerap menunda-nunda pekerjaan. Tentu saja ini akan berdampak terhadap nama baikmu dan juga reputasimu.

Itu tadi beberapa dampak buruk dari kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan. Setiap pekerjaan yang diberikan hari ini, jika bisa diselesaikan hari itu juga maka segeralah dikerjakan. Jangan banyak menunda. Mungkin awalnya terasa berat, tapi lambat laun kamu akan terbiasa. Jadi, mulai dari sekarang jangan diulang lagi kebiasaan buruk ini, ya!

Hayo, siapa yang suka menunda-nunda ngerjain tugas? Emang sih, terkadang "passion" untuk mager itu kuat banget. Jadi, kalau bisa dikerjakan nanti, kenapa harus sekarang?

Eits! Enggak gitu juga, Sobat. Menunda-nunda pekerjaan dapat berakibat kurang menyenangkan, bahkan buruk. Lah, kok bisa? Padahal gitu doang?

Wow, tunggu dulu. Enggak bisa dibilang gitu doang sih, Sobat.

Kebiasaan Procrastinating

Photo byArtem Beliaikin on Pexels

Semakin sering kita menunda pekerjaan, biasanya label pemalas itu semakin lekat dengan diri kita. "Emang kamu males sih, makanya tugasmu nggak kelar-kelar," kira-kira begitu, deh. Tapi apa benar kalau kita menunda-nunda ngerjain tugas itu karena kita pemalas?

Bukan pemalas. Sebenarnya kebiasaan menunda pekerjaan itu lebih tepat disebut procrastination. Procrastination literally means postponing or delaying doing something. Procrastinating artinya memang menunda pekerjaan, tapi karena apa?

Seseorang disebut procrastinating ketika dia menunda waktu untuk mengerjakan sesuatu dan memilih mengerjakan hal lain. Pemalas, sebaliknya, memilih untuk tidak mengerjakan apapun. Lantas, kenapa kita memilih mengerjakan hal lain itu?

Mengabaikan Tugas yang Lebih Penting

Photo byStartupStockPhotos on Pixabay

Bukan cuma Sobat kok, yang ngerasa tugas datang silih berganti seakan tak ada jeda. Tapi, ngomong-ngomong, kalau to do list sudah panjang begitu, mana yang mau dikerjakan duluan nih?

Nah, jangan tunggu sampai kita bingung saking banyaknya yang harus dikerjakan, Sobat. Dari bantuin beberes rumah, ngerjain PR Matematika dan Kimia, bantuin adik bikin prakarya, dan sederet tugas yang lain, manakah yang lebih urgent untuk dikerjakan? Tahu prioritas itu penting banget karena salah satu sebab procrastinating adalah kurangnya kesadaran kita pada mana saja hal yang urgent dan mana yang bukan.

Tanpa prioritas yang jelas, kita cenderung mengerjakan sesuatu yang lebih kita sukai. Dengan menunda waktu mengerjakan tugas yang lebih penting, sebenarnya ada beban berat dan besar yang sedang menunggu. Sampai tugas itu selesai, disadari atau tidak, sebenarnya kita hanya menumpuk beban itu dan menjadi semakin tertekan karenanya.

Denial dengan Keadaan yang Sebenarnya

Photo byLeonie Fahjen on Pexels

Dikutip dari SehatQ, denial adalah kondisi saat seseorang mengabaikan fakta yang terjadi di depan mata, terutama ketika situasi tak sesuai dengan yang diharapkan. Bukan hanya sebagai bentuk pertahanan diri, denial dapat terjadi pula ketika seseorang enggan mengakui bahwa situasi yang dihadapinya memang buruk.

Dalam hal menunda pekerjaan, boleh jadi kita sedang melindungi diri sendiri dari rasa stres akibat mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai. Jujur deh, kita suka ngerasa bete kan, kalau ngerjain tugas yang nyebelin?

Unfortuantely, sikap denial seperti itu sebenarnya tak membantu, Sobat Pintar. Kita terhindar dari kemungkinan stres mengerjakan tugas itu untuk sesaat saja. Selama tugas itu tertunda, sebenarnya kita malah stres karena menunggu-nunggu waktu yang tak menyenangkan itu tiba. Pada tahap inilah kita cenderung bersikap denial, membohongi diri sendiri bahwa kita sedang berada dalam situasi yang baik-baik saja. Dan ketika waktu itu – deadline tugas, misalnya – benar-benar sudah di depan mata, kita pun semakin stres. Pendeknya, menunda-nunda pekerjaan dapat berakibat kita menjadi jauh lebih tertekan.

Cermat dan Disiplin Mengatur Waktu

Lantas bagaimana agar kita terhindar dari stres akibat menunda-nunda mengerjakan tugas? Salah satu trik mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan adalah cermat dan disiplin dalam mengatur waktu. Sad to say, it isn't as easy as it sounds. Untuk memulainya, kita bisa membagi tugas-tugas yang harus dikerjakan ke dalam empat bagian di bawah ini, Sobat.

©Instagram.com/giftianicitra

Dari gambar di atas, kita mendapati empat kategori tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan. Misalnya, ada PR Bahasa Inggris dengan deadline tugas tiga hari lagi. Pada umumnya, semakin sulit suatu tugas untuk diselesaikan, semakin banyak waktu yang kita butuhkan. Jika Sobat jago Bahasa Inggris, menjadwalkan mengerjakan PR besok atau lusa mungkin masih oke, tuh. Tapi kalau nilai bahasa Inggrismu selama ini masih kurang memuaskan, sebaiknya PR itu dikerjakan... sekarang.

There's this old saying, Sobat Pintar: time flies. But you know what? You're the pilot!

Kalau begitu, apakah sekarang Sobat sudah menemukan penyebab tugas-tugasmu tertunda selama ini? Apa yang membuatmu menunda waktu mengerjakan tugas-tugas itu? Then, are you a slacker or procrastinator? Jangan denial menjawab pertanyaan ini ya, Sobat Pintar. Lagipula, nggak perlu dijawab keras-keras, kok. Cukup diri kita sendiri saja yang tahu, agar kita juga tahu dari mana mulai memperbaiki diri dan menjadi sosok yang lebih baik esok hari.

Sumber: www.sehatq.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA