Ibadah yang didalamnya terdapat kalimat thayyibah istighfar adalah

Kalimat tayyibah adalah kalimat yang baik dimata Allah, serta kalimat yang dapat berpengaruh pada hati. Kalimat tayyibah secara umum tidaklah membatasi ucapan apapun. Selagi ucapan itu baik di mata Allah, maka ucapan tersebut baik pula di mata manusia.

Salah satu contoh kalimat Tayyibah adalah berdzikir. Berdzikir adalah membaca lafadz-lafadz tertentu dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tidak hanya itu saja, lafadz salam, basmalah, tasbih, tahmid, istighfar, dan lain sebagainya, semua adalah termasuk kalimat-kalimat tayyibah.

Baca juga: Tempat Terbaik Untuk Melakukan Dzikir

Apakah ucapan yang baik pasti dinamakan kalimat tayyibah? Tentu saja iya. Kata “tayyibah” sendiri secara bahasa berarti “baik”, jadi apapun ucapannya, selagi itu hal yang baik, maka ia akan termasuk dalam kalimat tayyibah.

Hubungan kalimat tayyibah dengan dzikir

Pembaca yang mulia, pada hakikatnya, semua kebaikan yang diniatkan karena Allah adalah dzikir. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa kalimat tayyibah adalah termasuk kategori dzikir, begitu juga sebaliknya, dzikir merupakan salah satu kalimat tayyibah.

Berbicara mengenai dzikir, ada dua pembagian yang harus anda ketahui. Pertama adalah dzikir muqayyad, dan yang kedua adalah dzikir muthlaq. Dzikir muqayyad adalah dzikir yang terkait dengan waktu, tempat dan bilangan tertentu. Sedangkan dzikir muthlaq adalah dzikir yang tidak terikat dengan waktu, tempat dan bilangan tertentu.

Baca juga: Dzikir yang Paling Disukai Allah 

Contoh dzikir muqayyad adalah dzikir setelah shalat. Setelah shalat, kita disunnahkan membaca dzikir atau wiridan. Dan wirid inilah yang merupakan bagian dari dzikir atau kalimat tayyibah. Dikatakan dzikir muqayyad karena letak dzikirnya sudah ada ketentuannya, yaitu setelah shalat.

Contoh dzikir muthlak adalah dzikir-dzikir yang biasa kita ucapkan untuk menyibukkan diri dalam mengingat Allah. Contoh kalimat tasbih, tahmid, takbir, tahlil, hauqalah, hasballah, shalawat, dan membaca Al-Qur’an.

Dan pada kesempatan kali ini, kami ingin menjelaskan mengenai dzikir muthlak atau kalimat tayyibah yang statusnya dijadikan dzikir muthlak bagi kalangan ulama terdahulu:

1. Tasbih

Kalimat Tasbih adalah Subhanallah (سبحان الله), yaitu kalimat yang sangatlah luar biasa. Terkandung berjuta-juta makna di dalamnya. Kita sering mengucapkan kalimat tasbih tanpa mengetahui kedalaman maknanya. Ia terucap secara spontan jika ada sesuatu yang mengagumkan, kejadian yang tidak sesuai dengan fitrah manusia atau melihat sesuatu yang indah yang luar biasa.

2. Tahmid

Bacaan Tahmid adalah Alhamdulillah (الحمد لله), sebuah kalimat yang sangat ringan bagi lidah, tapi kedalaman maknanya melebihi dalamnya lautan yang paling dalam, Berat timbangannya di Mizan (penimbangan amal) dan sangat disukai oleh Allah yang Maha Rahman.

Merujuk dari beberapa dari beberapa redaksi hadis, kalimat tahmid disunnahkan dibaca ketika :

  1. Mendapatkan kenikmatan atau kebahagiaan;
  2. Ketika melihat orang lain selamat dari musibah;
  3. Ketika melihat sesuatu yang disukai;
  4. Ketika mengerjakan shalat;
  5. Dibaca ketika mengawali doa;
  6. Dibaca setelah makan dan minum;
  7. Setelah selesai mengerjakan suatu pekerjaan;
  8. Ketika dihadapkan pada suatu keadaan yang mendukung.

Ucapan Hamdalah mengisyaratkan bahwa manusia tidak punya kemampuan sedikitpun untuk menghitung nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah diberikan kepada kita karena nikmat itu semua diluar dari perhitungan matematis.

3. Takbir

Bacaan Takbir adalah Allahuakbar (الله أكبر ), yaitu sebuah kalimat yang kita ucapkan ketika kita melihat sesuatu yang luar biasa, kejadian yang menurut kita mustahil terjadi. Kalimat takbir mengisyaratkan ke-Mahabesar-an Allah Swt. Takbir menyiratkan lautan makna yang tidak bertepi.

4. Tahlil

Tahlil merupakan kumpulan bacaan-bacaan dzikir khusus yang salah satunya adalah kalimat tauhid, yaitu kalimat Lailahaillallah (لا إله إلا الله) serta kalimat syahadat (أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ) yang merupakan asas dari lima rukun Islam dan juga seluruh inti dari landasan ajaran Islam.

Kalimat tahlil merupakan bacaan dzikir yang menurut syariat Islam memiliki nilai terbesar dan paling utama. Dzikir ini biasa diamalkan oleh masyarakat Islam nusantara di dalam acara-acara khusus pada acara keagamaan, seperti pengajian, siraman rohani, selamatan, dan saat ziarah kubur.

5. Hauqolah

Kalimat hauqolah adalah  La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim (لاحول ولا قوة الا بالله العلي العظيم) yang memiliki arti “tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Swt.” Manusia adalah makhluk yang lemah. Sejak dilahirkan tidak mengetahui apa-apa, tidak punya kekuatan sama sekali, kemudian Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan kekuatan. Sungguh manusia amat lemah tanpa bantuan dari Allah Swt. Ucapan hauqolah merupakan refleksi pengakuan dari  ketidakberdayaan manusia dalam melakukan semua hal. Jika manusia bisa melakukan sesuatu pekerjaan, kekuatan yang ia miliki semata-mata berasal dari Allah.

6. Sholawat

Sholawat merupakan pujian kepada Rasulullah SAW yang diberikan langsung oleh Allah Swt., kemudian diperintahkan kepada hamba-Nya. Berbeda dengan salat, zakat dan Haji, Allah memerintahkan membaca shalawat dengan memulainya sendiri terlebih dahulu, baru kemudian menyuruh kita untuk melakukannya. Ini menunjukkan betapa besarnya kedudukan shalawat diantara amalan-amalan yang lain.

Salah satu contoh bacaan Sholawat adalah Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad (اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ). Orang-orang bershalawat 1 kali kepada Nabi akan mendapatkan 10 Rahmat. Rahmat Allah kepada manusia banyak macamnya. Kita mampu menyelesaikan permasalahan, itu bagian dari Rahmat. Mendapatkan rezeki, doa terkabul atau lepas dari kesulitan dan hal-hal lain, itu baru ganjaran untuk 1 sholawat. Lalu, bagaimana jika lebih dari satu kali kita membaca shalawat? Maka tentu rahmat Allah lebih banyak lagi diturunkan kepada kita.

7. Hasbunallah

Bacaan Hasbunallah adalah Hasbunallah Wanikmal Wakil (حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ), merupakan sebuah dzikir yang sederhana, namun mengandung makna yang sangat luar biasa. Artinya adalah “Cukuplah Allah menjadi menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong.” Ini menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah kepada Allah dan menjadikannya sebagai tempat bersandar.

8. Membaca Al-Qur'an

Membaca Al-Qur'an juga merupakan amalan dzikir yang paling mulia. Allah memberikan banyak pilihan kepada kita untuk mencari rahmat-Nya. Jika tidak bisa melakukan suatu amalan untuk meraihnya, kita bisa memilih amalan membaca Al-Qur'an. Membaca Al-Qur'an memiliki keutamaan yang sangat banyak. Barangsiapa yang membiasakan membaca Al-Qur'an setiap saat, maka Allah akan menjadikan keluarganya lapang. Dan barang siapa tidak melazimkan membaca Al-Qur'an, maka menjadi sempit kehidupan keluarganya.

9. Istirja’

Kalimat istirja berbunyi innalillahi wa inna ilaihi rojiun (إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ‎ ). Bacaan istirja dianjurkan ketika kita ditimpa musibah, baik rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, kekurangan buah-buah, kematian dan cobaan lainnya. Ucapan Istirja’ mengandung makna pengembalian kita kepada Allah. Karena kita semua adalah hamba Allah Swt. 

Penghayatan yang mendalam terhadap kalimat istirja ini menjadikan kita orang-orang yang ikhlas dalam menerima takdir Allah Swt. Pernyataan innalillahi wa inna ilaihi rojiun meyakinkan kita bahwa kita semua milik Allah. Kita adalah dalam kekuasaan-Nya. Allah yang memiliki kita.

1. Bentuk pengakuan kerendahan diri kita, serta bentuk tawadhu’ (perendahan diri) kita dihadapan Allaah. Kita mengucapkan istighfar, karena kita sadar, bahwa kita memiliki kesalahan dan dosa, bahkan kita memiliki BANYAK kesalahan dan dosa. Dan dengan beristighfar, maka kita merendahkan diri kepadaNya, dengan memohon ampun kepadaNya atas dosa kita. 2. Bentuk keimanan kita kepada Allaah dan hari aakhir. Ketika kita beristighfar, tentulah didasarkan hati yang takut kepada Allaah, dan perjumpaan denganNya kelak di hari aakhir; hari perhitungan amal dan hari pembalasan segala amalan. Oleh karenanya kita beristighfar kepadaNya; agar amal buruk kita, tertutupi dengan istighfar kita; dan agar istighfar kita, tercatat dalam catatan amal; sehingga semoga istighfar kita tersebut, menghapus amalan amalan buruk kita; sehingga agar kita diampuniNya ketika kita menghadapNya. Maka dalam hal ini terkandung keimanan dalam hati kita, bahwa kita mengimani akan keberadaan Allaah, Allaah sebagai Rabb (Tuhan) kita, Allaah sebagai satu-satunya sesembahan kita; yang juga didalamnya terkandung keimanan akan hari aakhir, dimana Allaah-lah yang akan menjadi satu- satuNya Penguasa dihari tersebut, satu-satuNya hakim dihari tersebut; yang Dia menghakimi dengan seadil-adilnya. Yang dengan istighfar ini, kita mengharapkan ampunanNya agar Dia mengampuni segala dosa kita ketika kita bertemu dan menghadapNya. 3. Bentuk peribadatan kita kepada Allaah. Ketika kita beristighfar, maka tentu tujuannya adalah untuk memohon ampun kepada Allaah. sedangkan memohon ampun itu adalah DOA. dan DOA adalah IBADAH. maka istighfar adalah sebuah IBADAH, sebuah AMAL SHAALIH kita dihadapan Allaah. 4. Bentuk pengagungan dan perwujudan tauhid kita kepada Allaah. Dengan kita beristighfar, maka kita mengagungkanNya, karena ketika mengucapnya, maka hati kita meyakini bahwa tiada yang dapat mengampuni dosa, kecuali Allaah; dan bahwa hanya Dialah, satu-satunya Dzat Yang Maha Mengampuni dosa, lagi Maha Penyayang. Beda dengan orang-orang nashrani (dalam hal ini katolik), yang memohon ampun justru kepada pastor. dengan keyakinan RUSAK mereka, bahwa pastor juga memiliki hak untuk mengampuni dosa, selain daripada Allaah. Sungguh Maha Tinggi lagi Maha Suci Allaah dari apa yang mereka persekutukan. (dan masih banyak lagi, yang mungkin tidak tertuliskan disini) Maka ingatlah, dalam SATU ISTIGHFAR, maka didalamnya terdapat BANYAK IBADAH HATI… yang sungguh… jika motivasi istighfar kita karena ingat akan hal diatas; atau kita berusaha menghadirkan hal diatas ketika sedang beristighfar kepadaNya; maka ketahuilah, dengan SATU ISTIGHFAR itu… akan BERNILAI BESAR disisi Allaah. Ini SATU, maka bagaimana lagi jika kita MEMPERBANYAKnya?! Sesungguhnya Rasuulullaah bersabda: ﻰَﺑﻮُﻃ ْﻦَﻤِﻟ َﺪَﺟَﻭ ﻲِﻓ ِﻪِﺘَﻔﻴِﺤَﺻ ﺍًﺭﺎَﻔْﻐِﺘْﺳﺍ ﺍًﺮﻴِﺜَﻛ “Beruntunglah bagi orang yang mendapatkan didalam catatan amalnya istighfar yang banyak.” (Shahiih, HR. Ibnu Maajah; dishahiihkan syaikh al albaaniy dalam shahiih ibnu maajah)

Semoga bermanfaat.

via : Ricky Zulkifli Bokings

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA