Garis yang berfungsi membuat sekat ruang dalam musik adalah garis

Bentuk atau struktur musik adalah susunan serta hubungan antara unsur musik dalam suatu musik, sehingga menghasilkan suatu musik yang harmonis. Dasar pembentukan musik mencakup pengulangan satu bagian lagu (repetisi),pengulangan dengan berbagai perubahan (variasi, sekuen) atau penambahan bagian yang baru, berlainan atau berlawanan (kontras) dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahannya. Unsur-unsur dalam bentuk dan struktur dalam karya musik antara lain adalah: a. Motif, yaitu suatu bentuk pola irama dan melodi yang pendek tetapi mempunyai

arti dan berguna memberi arah tertentu pada melodi yang memberi hidup pada suatu komposisi.

b. Frase, yaitu bagian dari kalimat musik seperti halnya bagian kalimat dalam bahasa. Frase menunjukkan ketentuan diucapkan dalam suatu tarikan arikan nafas sehingga diupayakan tidak mengambil nafas pertengahan frase.

c. Kalimat musik yaitu bagian dari lagu yang biasanya terdiri dari 4-8 birama. d. Fungsi frase berarti teknik pengambilan nafas (frasering), ditandai dengan

tanda petik di atas garis paranada akhir frase.

e. Hubungan frase berupa pengulangan, baik motif, figur, semifrase, frase, maupun kalimat.

Karya musik memiliki ragam bentuk seperti Song form (bentuk lagu satu bagian, dan dua bagian), bentuk deret (tema variasi, rondo, suita), bentuk sonata (sonata barok, sonata klasik), bentuk polifon ( kanon, motet, madrigan, dan fuga), bentuk siklis (opera, oratorio, cantata). Musik mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan terdapat perbedaan bentuk musik pada setiap masa.

Seni Budaya (Musik) | 43

D. Rangkuman

Musik adalah suatu hasil karya seni melalui media bunyi atau suara dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik. Unsur musik terdiri dari irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur, dan ekspresi sebagai satu kesatuan yang utuh.

Musik yang bersifat auditif merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa irama, melodi, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk ekspresi yang mengungkapkan gagasan, sifat, tempo, dinamik, timbre, atau warna bunyi. Seni suara yang sifatnya auditif adalah bentuk-bentuk panyampaian isi hati manusia melalui suara yang indah. Suara dapat dibedakan atas desah dan nada.

Karya seni musik tradisional merupakan karya musik yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sesuai dengan budaya masing-masing. Musik yang tercipta baik musik tradisional maupun musik barat memiliki hasil karya yang beraneka ragam, baik berupa musik vokal maupun musik instrumen.

Media seni musik adalah suara atau bunyi alat, nada, dan kata syair (lirik). Medium dari jenis bunyi-bunyian wujudnya adalah sebagai lagu, nyanyian, dan instrumental. Berdasarkan karakteristik dan asalnya, ragam seni musik instrumen dapat dibedakan atas instrumen musik barat (internasional), musik tradisional (nasional).

Musik berfungsi sebagai alat ekspresi, yaitu sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan isi hati sang pencipta karya. Selain itu, musik dapat digunakan sebagai mata pencarian yang dapat menghasilkan materi dan uang.

44 | Seni Budaya (Musik)

Adapun jika dilihat dari sudut pandang sosial sebagai apresiator, seni dapat berfungsi sebagai: (1) Alat hiburan dan mampu memenuhi kebutuhan estetis., (2) Alat pendidikan untuk mengajak masyarakat berbuat sesuatu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang tidak biasa menjadi biasa, dan dari yang sukar menjadi mudah, artinya melalui pendidikan seni masyarakat dapat berubah dan berkembang positif. (3) Alat komunikasi untuk menyampaikan pesan.

Seni Budaya (Musik) | 45

Pembelajaran 2. Sistem Notasi

Sumber: Modul Seni Budaya Seni Musik SMA Modul Profesional: Unsur-unsur Musik

Penulis. Drs. F. Dhanang Guritno, M.Sn

A. Kompetensi

Penjabaran model kompetensi yang selanjutnya dikembangkan pada kompetensi guru bidang studi yang lebih spesifik pada pembelajaran 2. Sistem Notasi Musik, kompetensi yang akan dicapai pada pembelajaran ini adalah guru P3K mampu menganalisis bentuk not dan tanda diam, tanda birama, dan penulisan notasi musik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Dalam rangka mencapai komptensi guru bidang studi, maka dikembangkanlah indikator-indikator yang sesuai dengan tuntutan kompetensi guru bidang studi. Indikator pencapaian komptensi yang akan dicapai dalam pembelajaran 2. Sistem Notasi Musik adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis bentuk not dan tanda diam 2. Menganalisis tanda birama

3. Menulis Notasi Musik

C. Uraian Materi

Musik adalah karya seni yang media atau wujud hasil karyanya berupa bunyi atau nada-nada. Karya musik lazimnya berupa nada-nada yang disusun dengan mempertimbangkan unsur ritme, melodi, dan harmoni. A.A.M. Djelantik menyatakan: Dalam seni musik not-not sendirian belum berarti. Setelah not-not yang beraneka suara disusun dengan menggunakan irama dan nada kemudian dinyanyikan dengan kekuatan tertentu dan berganti-ganti maka tersusunlah lagu yang berarti bagi pendengar (Djelantik, 2004: 19). Unsur-unsur dasar musik adalah pulse (pulsa) yang berarti getaran, irama, ketukan atau ritme, dan nada yang

46 | Seni Budaya (Musik)

berupa suara yang mempunyai frekwensi tertentu (pitch) disusun secara melodis ataupun harmonis. Untuk dapat belajar musik dengan baik perlu mengenal terlebih dahulu bentuk not yang melambangkan nada-nada serta tanda birama yang berperan menentukan jumlah ketukan dalam setiap birama.

1. Bentuk Not dan tanda diam

a. Bentuk not

Notasi atau not adalah suatu tanda/lambang untuk menulis sebuah nada, agar nada tersebut dapat dibaca/dimainkan baik oleh orang lain maupun yang menulisnya sendiri. Cara penulisan dan pembacaan not sudah standar, artinya bentuk dan nilai sebuah not sudah dibuat sama di seluruh dunia. Hubungan bentuk not satu dengan yang lain dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 25. Hubungan Bentuk Not

Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa nilai not adalah dua kali lipat nilai not . Nilai not adalah dua kali lipat dst.

Seni Budaya (Musik) | 47 Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Nilai Not dalam Birama

No Bentuk Not Nama Nilai Not Dalam

Birama Perempat

1 Not penuh 4 ketuk

2 Not setengah 2 ketuk

3 Not seperempat 1 ketuk

4 Not seperdelapan ½ ketuk

5 Not seperenambelas ¼ ketuk

Contoh penerapan dalam penulisan notasi. Pada bagian penulisan notasi akan diperdalam pembahasannya.

b. Tanda diam

Di dalam musik dikenal pula tanda diam, yaitu tanda yang melambangkan bahwa pada tempat tersebut/ketukan tersebut diam/tidak dimainkan. Tanda diam terdiri dari bermacam bentuk/simbul dengan nama dan nilai yang berbeda seperti yang terlihat pada gambar berikut:

48 | Seni Budaya (Musik)

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa bentuk tanda istirahat namanya tanda diam utuh, bentuk tanda istirahat namanya tanda diam setengah, bentuk tanda diam namanya tanda diam seperempat, dst. Untuk mengetahui berapa nilai dari tanda diam tsb kita harus mengetahui terlebih dahulu tanda birama.

Misalnya

Tanda diam di atas berarti diam 1 ketukan.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam tabel berikut;

Contoh penerapan tanda diam dalam penulisan notasi (Pada bagian penulisan notasi akan diperdalam pembahasannya).

Tabel 3. Tanda Istirahat

No Bentuk Tanda diam Nama Tanda diam Nilai diam dalam tanda birama perempat Penjelasan 1 Tanda diam penuh

4 ketuk Digambar pada garis kedua dari atas

2 Tanda diam

setengah

2 ketuk Digambar pada garis ketiga dari atas

3 Tanda diam

seperempat

1 ketuk Digambar pada kolom kedua da ketiga

4 Tanda diam

seperdelapan

½ ketuk Digambar pada kolom kedua dan ketiga atau pada keduanya

5 Tanda diam

seperenambelas

¼ ketuk Digambar pada kolom kedua da ketiga pada keduanya

Seni Budaya (Musik) | 49

2. Tanda Birama

Di dalam musik dikenal adanya birama, yakni ruas-ruas yang membagi kalimat lagu ke dalam ukuran yang sama, ditandai dengan lambang hitungan atau bilangan tertentu. Untuk dapat mengetahui beberapa nilai not (ketukan) dari masing-masing nada kita harus mengetahui terlebih dahulu lambang atau bilangan tertentu tersebut yang dikenal dengan tanda birama sering disebut juga sukat. Tanda birama atau sukat ini ada bermacam-macam antara lain : 2/4, 3/4 , 4/4, dsb.

a. Tanda birama 2/4

Tanda birama 2/4 mempunyai arti dalam 1 birama terdapat 2 ketukan/nada yang bernilai ¼ ( )

Contoh:

Contoh lagu bertanda birama 2/4

SI PATOKAAN

50 | Seni Budaya (Musik) b. Tanda birama ¾

Tanda birama 3/4 mempunyai arti dalam 1 birama terdapat 3 ketukan/nada yang bernilai ¼ ( )

Seni Budaya (Musik) | 51 Contoh lagu bertanda birama ¾

52 | Seni Budaya (Musik) c. Tanda birama 4/4

Tanda birama 4/4 mempunyai arti dalam 1 birama terdapat 4 ketukan / nada yang bernilai ¼ 1/4 ( )

Contoh:

Seni Budaya (Musik) | 53 d. Tanda birama 6/8

Tanda birama 6/8 mempunyai arti dalam 1 birama terdapat 6 ketukan/nada yang bernilai 1/8 ( ). Tanda birama atau sukat ini sering disebut sukat susun. Karena bisa disederhanakan menjadi seperti 2/4 dalam satu birama terdapat dua ketuk tetapi dengan nada-nada sperti triol kecil.

Contoh:

54 | Seni Budaya (Musik)

3. Penulisan notasi

a. Garis Paranada (staff)

Bagian yang sangat penting dari sistem notasi adalah 5 garis sejajar, yang biasa disebut staff atau garis paranada.

Bentuk garis para nada :

Penomoran garis paranada tersebut dimulai dari garis yang paling bawah no 1 garis diatasnya no 2 dan seterusnya sampai garis ke 5. Diantara garis tersebut disebut spasi atau selang. Penomoran spasi di muai dari bawah juga yakni diantara garis ke 1 dan ke 2 disebut selang/spasi1, di antara garis 2 dan 3 disebut selang 2 dan seterusnya.

Garis paranada berfungsi untuk menempatkan notasi, dimana tinggi rendahnya nada tergantung pada letak nada tersebut, apabila not terletak pada bagian atas garis paranada berarti nada dari not itu tinggi. Apabila notasi terletak di bagian bawah garis paranada berarti nada dari notasi itu rendah, seperti pada gambar berikut:

Seni Budaya (Musik) | 55 b. Cleft (Kunci)

Notasi ditempatkan pada garis atau selang pada garis paranada, dan nada-nada tersebut diberi nama ABCDEFG. Nada-nada tersebut belum dapat diketahui namanya bila garis paranada tidak menggunakan kunci / cleft. Kunci ada 3 macam, yaitu kunci G, F dan C. Bentuk kunci tersebut seperti terlihat pada gambar berikut:

Agar nada pada garis paranada dapat dibaca/diketahui namanya, pada awal garis paranada ditempatkan kunci. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

1) Kunci G

Berikut ini adalah penggunaan kunci G. Kunci G disebut juga kunci trebel (untuk nada-nada tinggi) Dengan kunci G, maka nada G dapat dilihat terdapat pada garis ke 2 para nada .

56 | Seni Budaya (Musik)

Seni Budaya (Musik) | 57 2) Kunci F

Gambar tersebut merupakan contoh penggunaan kunci F. Kunci F sering juga disebut kunci bass. Kunci ini diletakkan di bawah nada C tengah pada garis ke 4 dari staff.

58 | Seni Budaya (Musik) 3) Kunci C

C alto clef

C tenor

clef

Kunci C meletakkan c tengah pada salah satu dari 5 garis paranada. Kunci C alto meletakan nada c di garis paling tengah (no3), C tenor pada garis ke 4 perhatikan gambar diatas.

Seni Budaya (Musik) | 59

4. Tangganada

Di muka sudah disinggung mengenai bahasan tangga nada. Tangganada adalah deretan nada (not) dalam pola yang berurutan dari dasar nada hingga nada tertinggi dalam sistem susunannya. Pada tangga diatonis memiliki 7 nada pokok dalam sistem susunannya, dimana jarak antar nada terdiri dari jarak penuh dan tengahan. Tangganada diatonis dibedakan menjadi:

a. Tangga nada Mayor

Tangganada mayor adalah tangganada diatonik yang dimulai dengan nada do dan diakhiri dengan nada do satu oktaf lebih tinggi.

60 | Seni Budaya (Musik)

Tangga nada mayor ditulis dalam notasi balok dengan tonika C

62 | Seni Budaya (Musik) b. Tangga nada Minor

Tangganada minor adalah tangganada diatonis yang dimulai dengan nada la dan diakhiri dengan nada la satu oktaf lebih tinggi. Tangga nada minor debedakan menjadi:

1) Tangga nada minor asli

Tangga nada Minor asli ditulis dalam notasi balok dengan tonika A

2) Tangga nada minor harmonis

Seni Budaya (Musik) | 63 3) Tangganada minor melodis

Tangganada Minor harmonis ditulis dalam notasi balok dengan tonika A

64 | Seni Budaya (Musik)

D. Rangkuman

Notasi atau not adalah suatu tanda/lambing untuk menulis sebuat nada agar nada tersebut dapat dibaca/dimainkan baik oleh orang lain maupun yang menulisnya sendiri. Harga nada yang digunakan dalam music terdiri dari nilai utuh, setengah, seperempat, seperdelapan dan seterusnya, yang digambarkan dengan lamabng notasi sebagai berikut.

Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa nilai not adalah dua kali lipat nilai not . Nilai not adalah dua kali lipat dst.

Tanda istirahat atau tanda diam adalah suatu tanda/lambing untuk menulis symbol diam, agar tanda istirahat tersebut dapat dibaca/dimatikan baik oleh orang lain maupun yang menulisnya sendiri. Harga tanda istirahat yang digunakan daalam music terdiri dari nilai utuh, setengah, seperempat, seperdelapan dan seterusnya, yang digambarkan dengan lambing sebagai berikut:

Seni Budaya (Musik) | 65 Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa bentuk tanda istirahat namanya tanda istirahat utuh, bentuk tanda istirahat namanya tanda istirahat setengah dimana nilainya adalah setengah dari tanda diam utuh. bentuk tanda istirahat namanya tanda istirahat seperempat dimana tanda diam seperempat di mana tanda istirahat setengah adalah dua kali tanda istrahat seperempat dan seterusnya.

Di dalam musik dikenal adanya birama, yakni ruas-ruas yang membagi kalimat lagu ke dalam ukuran yang sama, ditandai dengan lambang hitungan atau bilangan tertentu. Macam-macam birama antara lain birama 2, birama 3, birama 4, birama 6 dan lain-lain. Untuk mengetahui birama tersebut termasuk birama 2, 3, 4 atau yang lain di awal suatu lagu ditulis tanda birama. Untuk dapat mengetahui beberapa nilai not (ketukan) dari masing-masing nada kita harus mengetahui terlebih dahulu lambang atau bilangan tersebut yang dikenal dengan tanda birama sering disebut juga tanda sukat. Tanda birama adalah bilangan yang menunjukkan berapa banyak ketukan dalam satu birama. Misalnya ditulis 2/4, maka lagu tersebut mempunyai 2 nada yang bernilai ¼ dalam setiap birama. Dengan kata lain dalam setiap birama mempunyai 2 ketukan dan masing-masing ketuk adalah not ¼.

66 | Seni Budaya (Musik)

Garis untuk menempatkan notasi disebut garis paranada (staff). Garis paranada terdiri lima buah garis horizontal untuk meletakkan nada. Semakin ke atas letak notasi semakin tinggi nadanya, demikian juga semakin ke bawah nadanya makin rendah.

Notasi yang terletak dalam garis paranada belum bisa dibaca nadanya apabila belum di beri kunci (cleft). Kunci terdapat 3 macam yakni kuni G kunci C dan Kunci F.

Seni Budaya (Musik) | 67

Pembelajaran 3. Teknik Bernyanyi

1. Sumber: Modul Pendidikan Profesi Guru

Modul 2. Konsep Karya Musik dan Pembelajarannya Penulis. Rien Safrina M.A., Ph.D

2. Sumber: Modul Alih Fungsi/Keahlian Ganda Modul Informasi Teknik Vokal

Penulis Sito Mardowo, S.Sn,M.Pd

A. Kompetensi

Penjabaran model kompetensi yang selanjutnya dikembangkan pada kompetensi guru bidang studi yang lebih spesifik pada pembelajaran 3. Teknik Bernyanyi, kompetensi yang akan dicapai pada pembelajaran ini adalah guru P3K mampu menganalisis sikap tubuh, pernapasan, cara memproduksi suara menginterpretasikan lagu, pemanfaatan register suara, dan format bernyanyi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Dalam rangka mencapai komptensi guru bidang studi, maka dikembangkanlah indikator-indikator yang sesuai dengan tuntutan kompetensi guru bidang studi. Indikator pencapaian komptensi yang akan dicapai dalam pembelajaran 3. Teknik Bernyanyi adalah sebagai berikut.

1. Menguraikan dan mempraktekkan sikap tubuih dalam bernyanyi

2. Menguraikan dan mempraktekkan pernapasan yang benar pada waktu bernyanyi

1. Menguraikan dan mempraktekkan cara memproduksi suara 2. Menguraikan dan mempraktekkan menginterpretasikan lagu 3. Menguraikan dan mempraktekkan pemanfaatab register suara 4. Menguraikan format bernyanyi

68 | Seni Budaya (Musik)

C. Uraian Materi

1. Sikap Tubuh dalam Bernyanyi

a. Manfaat bernyanyi dari sikap tubuh yang tepat

Para pembelajar sekalian, sikap dasar dalam bernyanyi adalah sikap tubuh. Ini sangat penting diketahui, karena dengan sikap yang benar kita dapat bernyanyi dengan rileks. Tahukah Anda apabila posisi badan yang tegang akan menyebabkan cepat keletihan setelah bernyanyi. Ada tiga (3) keuntungan kalau kita bernyanyi dengan sikap yang tepat yakni: pertama, kalau menarik napas akan lebih mudah; kedua, rasa tegang dan kaku akan berkurang; dan ketiga, bernyanyi menjadi lebih tenang tidak melelahkan.

Mari, sekarang memperhatikan sikap tubuh kita. Sikap tubuh yang benar adalah dengan cara mengangkat tulang rusuk, posisi disini adalah memungkinkan paru-paru berkembang lebih besar dan mengontrol pernapasan (lihat gambar 1). Tanpa sikap tubuh yang tepat, otot-otot yang mempengaruhi produksi suara harus bekerja keras untuk mempertahankan posisi badan. Cara ini akan dapat menurunkan kualitas suara. Selain itu, penyanyi yang kurang memperhatikan postur tubuh akan lebih mudah lelah karena menghabiskan tenaga untuk menjaga keseimbangan waktu bernyanyi. Bahkan penyanyi yang sudah profesionalpun kadang-kadang masih harus diingatkan untuk memperhatikan postur tubuhnya waktu bernyanyi. Berikut ini akan dijelaskan tentang posisi-posisi apa saja dalam sikap bernyanyi.

b. Posisi Berdiri

Pada saat berdiri, selaraskan tubuh anda sehingga bisa membayangkan satu garis lurus dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tempatkan kaki anda selaras dengan posisi bahu (yang harus tegak). Kaki harus agak dekat satu sama lain. Tempatkan salah satu kaki agak ke depan, boleh yang kanan atau yang kiri. Berat badan harus secara seimbang didistribusikan di atas kedua kaki. Otot di belakang paha harus dikencangkan, tetapi tidak boleh terlalu tegang, sehingga lutut tetap harus merasa longgar dan mudah bergerak. Posisi kepala dan bahu harus tegak, dada

Seni Budaya (Musik) | 69 dibusungkan, dan posisi leher harus rileks. Namun perlu diingat, lakukanlah hal ini dengan wajar, tidak kaku dan tidak berlebihan

Gambar 27. Posisi Tulang Belakang

Gambar 28. Posisi Berdiri c. Posisi Duduk

Untuk mempraktekkan bagaimana cara duduk, mari kita perhatikan secara seksama. Posisi bernyanyi sambil duduk diperbolehkan, namun dengan tetap memperhatikan postur yang benar. Ketika kita duduk, maka kaki bukanlah sebagai penyangga badan yang utama, yang menyokong berat badan kita adalah kursi. Tubuh dan kepala harus tetap tegak dengan tulang belakang direntangkan. Duduk

70 | Seni Budaya (Musik)

dengan paha diletakkan di atas kursi, punggung dalam keadaan lurus dan tidak menempel pada sandaran kursi.

Otot perut agak dikencangkan dan dada agak dibusungkan. Kepala harus tegak, tetapi otot leher harus tetap rileks sehingga kepala tetap dapat berputar dengan mudah. (lihat gambar 29).

Gambar 29. Posisi Duduk d. Latihan untuk sikap tubuh yang tepat

Sebelum bernyanyi, beberapa jenis latihan fisik ringan dapat menyelaraskan tubuh dan memberikan anda kesadaran yang lebih baik akan posisi kepala, bahu, dada dan lutut. Latihan di bawah ini dapat melepaskan ketegangan dan menyelaraskan tubuh.

Berdiri dengan kaki direnggangkan, satu kaki sedikit akan ke depan. Lutut agak dibengkokkan untuk memastikan kelenturannya. Bila merasa ada ketegangan di kaki, gerakan kaki seperti ingin menendang berkali-kali, tidak perlu disentakkan terlalu kuat. Kemudian, angkat tangan dengan posisi lurus ke atas, kemudian gerakkan ke kanan dan ke kiri. Turunkan tangan ke samping tubuh, kemudian gerakkan badan ke kanan dan ke kiri. Selanjutnya, angkat bahu, putar ke depan dan ke belakang. Bungkukkan badan Anda ke depan dengan tangan menjuntai ke bawah dengan rileks. Bahu juga harus terasa rileks. Kemudian tegakkan badan dengan perlahan-lahan. Lakukan beberapa kali. Untuk lebih menguatkan lagi, cobalah berdiri merapat ke tembok dengan bahu menempel ke tembok, tetapi ingat, kepala tidak boleh bersentuhan dengan tembok. Tahan posisi ini selama 5-10 detik.

Seni Budaya (Musik) | 71

2. Pernapasan

a. Jenis Pernapasan

Dalam kehidupan manusia, bernafas merupakan irama yang sangat alamiah. Semenjak lahir manusia ditakdirkan untuk bernafas disepanjang hidupnya sampai akhir hayatnya. Bahkan bernafas adalah merupakan tanda utama sisi kehidupan manusia.

Pernapasan dalam dunia musik mempunyai peran yang vital untuk membentuk suara yang baik. Kesalahan teknik pernapasan dalam bernyanyi mengakibatkan hasil yang tidak optimal dalam melagukan tembang. Begitu juga sebaliknya, apabila teknik pernapasan benar maka akan menghasilkan vokal yang optimal meskipun ditinjau dari sisi bakat bernyanyi hanya standar saja. Dalam bernyanyi dikenal 3 macam pernapasan yaitu:

1) Pernapasan bahu

Pengertian pernapasan bahu adalah pengambilan napas dengan cara mengembangkan bagian atas paru-paru, sehingga mendesak bahu. Bahu kemudian menjadi terangkat ke atas. Pernapasan ini tidak nyaman digunakan pada waktu bernyanyi karena pernapasan ini dangkal dan tidak tahan lama, sehingga kestabilan pernapasan akan menjadi lemah. Di samping itu pernapasan ini cenderung membentuk sikap tubuh yang kurang indah.

2) Pernapasan dada

Napas sepenuhnya dimasukkan dalam paru-paru sehingga rongga dada membusung ke depan. Kelemahan-kelemahan pernapasan ini : paru-paru cepat menjadi lelah dalam menahan udara, maka suara yang dihasilkan tidak stabil, karena udara yang dikeluarkan kurang dapat diatur.

72 | Seni Budaya (Musik) 3) Pernapasan diafragma

Paru-paru dapat terisi penuh tanpa terjepit, karena ruangan diperluas dengan menegangnya sekat rongga badan atau diafragma yang bergerak ke bawah. Paru-paru sedikit mengembang (lihat gambar 30)

Gambar 30. Diafragma

Pengeluaran napas di sini terjadi karena diafragma menekan paru-paru bawah serta dibantu oleh otot-ototo perut (a) dan otot-otot sisi badan (b). dengan demikian pengeluaran napas diatur oleh kehendak kita sendiri dan menghasilkan suara yang meyakinkan.

Jelas dari ketiga macam pernapasan itu, pernapasan diafragmalah yang paling baik untuk dilaksanakan waktu bernyanyi. Tetapi tidak semua orang dapat