Faktor apa saja yang membuat orang mengalami kecelakaan di jalan raya

Ketika mengemudikan kendaraan bermotor di jalan raya, terkadang memang terjadi hal hal tidak terduga seperti kecelakaan lalu lintas. Peristiwa ini bisa terjadi dengan atau tanpa pengguna jalan lainnya, yang mampu menelan korban manusia maupun kerugian harta benda. Dalam hal ini, terdapat beberapa macam macam kecelakaan lalu lintas. Yuk kenali pada ulasan berikut.

Jenis Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas tertuang di dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009, dimana disebutkan bahwa jenis kecelakaan ini terbagi menjadi tiga yakni kecelakaan ringan, sedang, dan berat. Kecelakaan lalu lintas ringan adalah keadaan dimana mengakibatkan kerusakan terhadap kendaraan dan/atau barang yang ada. Sementara itu, dikategorikan kecelakaan lalu lintas sedang ketika menyebabkan luka ringan pada pengguna jalan yang terlibat, serta kerusakaan kendaraan dan/atau barang.

Sebuah kecelakaan baru disebut kecelakaan lalu lintas berat ketika tidak hanya menyebabkan kerugian materi saja, namun juga mengakibatkan korban baik itu mengalami luka berat hingga meninggal dunia. Sementara itu jika ditilik berdasarkan jumlah kendaraan yang terlibat dalam sebuah peristiwa kecelakaan, maka akan dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu kecelakaan tunggal dan kecelakaan ganda.  Sesuai dengan namanya kecelakaan tunggal hanya melibatkan seorang pengendara saja sedangkan kecelakaan ganda adalah kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu orang pengguna jalan.

Baca Juga: Ketahuilah 8 tips menjaga diri agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas

Macam macam kecelakaan lalu lintas juga bisa dibagi berdasarkan jenis tabrakan yang terjadi pada peristiwa tersebut. Dalam kategori ini, kecelakaan lalu lintas terbagi menjadi 5 jenis, yaitu angle (Ra), rear end (Re), sideswipe (Ss), head on (Ho), dan backing.

Angle adalah tabrakan antara kendaraan yang memiliki arah gerak berbeda, akan tetapi bukan dari arah berlawanan. Lalu penyebutan rear end terjadi apabila suatu kendaraan menabrak dari arah belakang kendaraan lainnya, yang sedang bergerak searah.

Sementara sideswipe bisa terjadi baik pada arah yang sama maupun berlawanan, dimana kendaraan menabrak kendaraan lainnya yang tengah melaju dari arah samping. Sedangkan head on merupakan tabrakan yang terjadi antara kendaraan yang memiliki arah berlawanan.

Kategori yang terakhir yaitu backing, termasuk dalam macam macam kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat kendaraan bergerak menabrak kendaraan lainnya secara mundur. Jadi backing ini bisa dibilang berkebalikan dari rear end.

Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Di Indonesia, kasus kecelakaan lalu lintas terjadi cukup banyak setiap tahunnya baik kasus ringan hingga berat. Menurut data kepolisian, terdapat beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas ini. Faktor manusia menjadi salah satu faktor paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan. Pengemudi kendaraan masih menjadi penyebab utama dari berbagai macam kecelakaan lalu lintas yang terjadi.

Pada umumnya, Kecelakaan terjadi karena adanya pelanggaran terhadap aturan lalu lintas yang dilakukan oleh pengendara tersebut. Meskipun, faktanya bukan hanya pengemudi kendaraan saja yang mampu menyebabkan kecelakaan. Para pejalan kaki juga termasuk sebagai pengguna jalan yang sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan, seperti misalnya saat menyeberang jalan tidak pada tempatnya atau salah dalam mengambil timing menyeberang.

Faktor kendaraan juga turut menyumbang banyaknya angka kecelakaan yang terjadi. Seperti misalnya komponen kendaraan yang mengalami disfungsi sehingga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Kasus rem blong dan pecahnya ban menjadi hal yang paling sering menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Hal ini juga menjadi penyebab yang paling susah diprediksi mengingat bisa terjadi kapan saja.

Baca Juga: Apa itu Aquaplaning Mobil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apapun kategorinya, kecelakaan bukanlah hal yang baik. Selalu berhati-hati saat berada di jalanan dan ikuti semua aturan rambu lalu lintas yang ada. Lakukan pemeriksaan berkala pada kendaraan dan berhenti sejenak saat mulai merasa lelah. Jangan lupa juga untuk melindungi diri Anda dengan asuransi kecelakaan diri Garda Me.

Enam Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Raya

Kamis, 6 Januari 2011 11:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kecelakaan di jalan raya yang menyebabkan korban luka dan meninggal dari waktu jumlahnya tak surut. Berdasarkan data yang disodorkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2009, tak kurang dari 1,2 juta jiwa melayang di jalan raya akibat kecelakaan kendaraan bermotor.

Lembaga perkumpulan bangsa sejagat itu juga menyebut, sekitar 87,2 persen kecelakaan itu terjadi di negara berkembang. Data yang tak jauh berbeda juga disodorkan Lembaga Keselamatan jalan raya Amerika Serikat (NHTSA).

Sepanjang 2009, 21.798 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya di Amerika Serikat. Penyebab terbesar dari kecelakaan bermacam-macam, mulai dari menenggak minuman beralkohol, cuaca, masalah komponen mobil, hingga menelepon saat mengemudi.

Lantas apa saja faktor penyebab kecelakaan terbesar di tanah air dan negara berkembang lainnya? Sayang, hingga detik ini belum ada satu penelitian khusus tentang penyebab tersebut. Padahal, jumlah kendaraan bermotor di tanah air saban tahun terus bertambah dan jumlah kecelakaan pun terus terjadi.

Namun, seperti yang dilansir situs resmi NHTSA, nhtsa.gov, Kamis (6/1), setidaknya ada enam penyebab yang paling sering memicu terjadinya kecelakaan. Keenamnya adalah :

1. Pengemudi kehilangan konsentrasi

Faktor ini menempati urutan pertama, karena hasil penelitian menyebut faktor ini memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 55 persen.

Pengemudi tidak fokus ke kondisi jalan saat mereka menelepon atau menerima telepon di saat mengemudi. Penyebab lainnya, karena pengemudi membaca dokumen, membaca pesan pendek, melihat kejadian di sekeliling jalan dalam waktu lama, mengatur peranti audio.

Selain itu, stres karena masalah pribadi, panik karena ulah pengendara lain, hingga terburu-buru karena ada persoalan penting yang harus segera diselesaikan juga menjadi penyebab buyarnya konsentrasi di jalan.

2. Lelah dan mengantuk

Penyebab kedua yang menjadi pemicu terjadinya kecelakaan adalah kelelahan dan mengantuk. Keduanya memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 45 persen.

Disebutkan, saraf sensorik dan motorik orang yang sangat lelah dan mengantuk menurun kepekaannya. Sehingga, selain menyebabkan tidak konsentrasi lelah dan mengantuk juga menyebabkan tingkat refleks seseorang berkurang.

Kondisi badan yang kelelahan dan mengantuk memiliki kemiripan dengan orang yang menenggak minuman beralkohol atau obat-obatan. Perbedaannya, orang yang kelelahan masih memiliki kesadaran yang sewaktu-waktu masih dikontrol dan distimulasi hingga kembali ke kesadaran penuh.

3. Pengaruh alkohol dan obat

Kondisi mabuk yang diakibatkan oleh minuman beralkohol atau obat-obatan memiliki tingkat persentase menyebabkan kecelakaan hingga 30 persen.

Menenggak alkohol atau mengkonsumsi obat-obatan (atau bahkan obat yang direkomendasi dokter) berpotensi menghilangkan kemampuan kontrol otak. Sehingga selain kesadaran hilang atau berkurang, kemampuan refleks juga merosot drastis.

Pengemudi yang mabuk cenderung kehilangan kemampuan memperhitungkan manuver, kepekaan dalam merasakan kecepatan mobil, hingga ketidakakuratan pandangan.

4. Kecepatan melebihi batas

Faktor lain yang juga kerap menjadi penyebab kecelakaan adalah pengemudi menggeber mobil dengan kecepatan yang melebihi standar yang diizinkan di jalan. Pengemudi akan kesulitan melakukan manuver dengan aman saat kondisi jalan tak memungkinkan.

Terlebih bila mobil bermasalah, seperti ban pecah atau satu di antara komponen mengalami kerusakan. Kendati produsen mobil mengatakan telah melengkapi mobil produksinya dengan seabrek peranti penunjang keselamatan, jangan pernah berspekulasi.

Pasalnya, kondisi tersebut berasumsi pada saat jalanan dalam kondisi ideal. Selain itu kondisi yang tak terduga dan dialami oleh pengemudi juga berbeda saat mobil pertama kali diuji coba oleh pabrikan.

Faktor kecepatan ini memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 30 persen. Faktor kecepatan ini juga termasuk perilaku pengemudi yang agresif dalam mengemudikan kendaraannya.

Jangan menggeber mobil dalam kecepatan tinggi dan mengabaikan tanda-tanda atau rambu lalu lintas.

5. Cuaca

Meski terlihat sepele, namun cuaca hujan deras, angin ribut, berkabut, hingga udara kering yang menyebabkan jalanan berdebu juga tercatat sebagai penyebab kecelakaan. Persentasenya mencapai 13 persen.

Guyuran air hujan selain menyebabkan keterbatasan pandangan juga menjadikan kemampuan ban untuk mencengkeram lintasan juga berkurang. Terlebih bila kendaraan yang berada di depan atau belakang tidak memiliki kewaspadaan yang tinggi atau bermasalah.

Di negara-negara tropis seperti Indonesia, faktor cuaca seperti hujan memiliki tingkat potensi tinggi memicu terjadinya kecelakaan.

6. Komponen tak beres

Faktor ini kerap tidak disadari oleh pemilik atau pengguna mobil. Terlebih bila pemilik atau pengguna mobil tidak memiliki kepekaan untuk mendeteksi ada tidaknya permasalahan di satu komponen mobil.

Padahal, faktor ini memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 10 – 14 persen. Beberapa kerusakan komponen yang paling sering terjadi adalah kanvas rem yang sudah tidak berfungsi maksimal, power steering yang terganjal sehingga kontrol kemudi tak terkendali dengan baik.

Selain itu ban pecah, sistem kontrol elektronik untuk menjaga kestabilan mobil yang rusak, hingga kabel sistem kelistrikan yang berpotensi korsleting.

Hasil penelitian NHTSA juga menunjukkan, selama ini para pemilik atau pengguna mobil jarang yang memperhatikan kondisi komponen mobil mereka. Sebagian besar di antara mereka akan membawa kendaraannya saat ada gejala yang benar-benar dirasakan atau setelah terjadi peristiwa kecelakaan.ARIF ARIANTO

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA