Dia itu sastrawan terkenal di daerah ini ... orang yang banyak menulis cerpen dan sejenisnya

pixabay.com

Siapa yang tidak mengenal Sapardi Djoko Damono? Seorang penyair yang terkenal di tanah air dengan segudang karyanya. Tak hanya sastrawan, beliau juga menggeluti berbagai bidang lainnya, seperti menjadi dosen, kritikus sastra, pakar sastra, dan pengamat sastra.

Berdasarkan perhitungan kalender Jawa, Sapardi lahir pada tanggal 10 di bulan Sapar. Beliau menempuh pendidikan dasar di SR (Sekolah Rakyat) Kraton “Kasatriyan”. Kemudian melanjutkan sekolah ke SMP Negeri II di wilayah Mangkunagaran. Setelah lulus SMP beliau melanjutkan pendidikannya di SMA II Margoyudan. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya, beliau berkuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan mengambil Jurusan Sastra Inggris. Beliau juga pernah memperdalam pengetahuan mengenai humanities di University of Hawaii tahun 1970-1971.

Karena namanya terdiri dari tiga kata, orang-orang memiliki berbagai macam pilihan dalam memanggil namanya. Di kalangan pemuda Jakarta, beliau lebih sering dipanggil Sapardi. Berbeda di kalangan pengajar, beliau sering dipanggil Djoko. Sedangkan Rahmat Djoko Pradopo yang merupakan seorang guru besar sekaligus teman akrabnya cenderung memanggil Sapardi. Ada juga seorang perempuan yang merupakan sesama penulis memanggil dirinya Dam, yang merupakan singkatan dari Damono.

Pada bulan November 1957, Sapardi mulai belajar menulis. Menulis yang dimaksud adalah dengan cara tidak mengutip ataupun menerjemahkan karya lain. Setelah belajar menulis selama sebulan, karya-karya yang berupa sajak mulai dimuat di berbagai majalah kebudayaan yang terbit di Semarang. Di tahun berikutnya, berbagai sajak karangannya mulai bermunculan di ruang-ruang kebudayaan berbagai penerbit.

Seperti halnya anak-anak yang menyukai buku petualangan, Sapardi sangat menyukai buku karangan Karl May. Selain itu, ia juga membaca Komedi Manusia yang merupakan karangan William Saroyan, kumpulan cerpen Amerika yang diterjemahkan oleh Mochtar Lubis.

Di Indonesia, Sapardi dikenal sebagai penyair yang selalu mendapatkan hadiah serta penghargaan. Sejak tahun 1957, Sapardi selalu menulis puisi. Sampai hari ini, karya-karya yang diciptakan oleh Sapardi terus mengalir.

Sapardi sering berbicara mengenai sastrawan, terlebih penyair Indonesia yang memusatkan semuanya pada sastra Indonesia. Pencapaian Sapardi yang begitu tinggi dalam bidang puisi, tentu saja membantu jalan baginya untuk melanglang buana. Tak heran, bila Sapardi tidak hanya dikenal di Asia Tenggara, tetapi ia juga terkenal di kalangan sastra dunia.

Selama dua tahun, Sapardi pernah mengajar di Universitas Diponogoro dan menjabat sebagai Direktur pelaksana Yayasan Indonesia. Sambil bekerja di Majalah Horison, Sapardi juga mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Setelah lepas dari Horison, Sapardi mendirikan Yayasan Lontar yang lebih banyak mendirikan karya sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris, ia juga mempelopori berdirinya Yayasan Puisi dan menerbitkan Jurnal Puisi.

Sapardi telah menulis ratusan sajak, bahkan banyak yang telah dibukukan menjadi beberapa buku. Sapardi menyadari bahwa melalui sajak dan ceritanya ia tidak bisa menopang kehidupannya secara ekonomi. Namun, dengan karyanya yang begitu kreatif dan luar biasa, ia bisa melanglang buana.

Sapardi dikenal luas sebagai seorang penerjemah sastra yang begitu pandai. Pada awalnya, kegiatan tersebut hanyalah sebuah kegemaran semata, tetapi kemudian berkembang menjadi sebuah profesi, walaupun ia juga menyadari bahwa upah sebagai penerjemah di Indonesia terlalu kecil. Beberapa karya hasil terjemahannya antara lain, Puisi Klasik Cina, Puisi Parsi Klasik, Puisi Brazilia Modern, Serpihan Sajak Australia, Lelaki Tua dan Laut, kumpulan cerita pendek karya Albert Wendt dari Samoa, Tiga sandiwara Ibsen, dan Shakuntala.

Sapardi juga mendapat berbagai penghargaan dari dalam maupun luar negeri, berikut merupakan penghargaan yang ia terima antara lain:

  • Cultural Award dari Australia (1978)

  • Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)

  • SEA Write Award dari Thailand (1986)

  • Anugerah Suci dari Pemerintah Indonesia (1990)

  • Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996)

  • Penghargaan Achmad Bakrie (2003).

Nama Lengkap : Sapardi Djoko DamonoProfesi : SastrawanTempat Lahir : Kampung Baturono, SoloTanggal Lahir : Rabu, 20 Maret 1940Zodiac : PiscesWarga Negara : IndonesiaAyah : Sadyoko

Ibu : Sapariah

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya, yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.Sapardi merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko adalah abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Berdasarkan kalender Jawa, ia lahir di bulan Sapar. Hal itu menyebabkan orang tuanya memberinya nama Sapardi. Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.Awal karir menulis Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Saat masih di sekolah menengah, karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah. Kesukaannya menulis semakin berkembang ketika dia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.Dari kemampuannya di bidang seni, mulai dari menari, bermain gitar, bermain drama, dan sastrawan, tampaknya bidang sastralah yang paling menonjol dimilikinya. Pria yang dijuluki sajak-sajak SDD ini tidak hanya menulis puisi, namun juga cerita pendek. Ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Sapardi juga sedikit menguasai permainan wayang, karena kakeknya selain menjadi abdi dalem juga bekerja sebagai dalang.Penyair yang tersohor namanya di dalam maupun luar negeri ini juga sempat mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar serta menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam. Namun kini ia telah pensiun.Hal lain yang membuat jasanya besar untuk sastra adalah berkat jasanya merintis dan memprakarsai Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (Hiski), setiap tahun dewasa ini ada penyelenggaraan seminar dan pertemuan para sarjana sastra yang terhimpun di dalam organisasi tersebutPENDIDIKAN Sekolah Dasar Kasatrian SMP II Mangkunagaran SMA II di Margoyudan Jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGMKARIR Guru Besar Ilmu Sastra Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Ketua Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Pendiri Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Dosen Universitas Diponegoro Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Dosen tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Anggota Dewan Kesenian Jakarta Pelaksana harian Pusat Dokumentasi HB Jassin Anggota redaksi majalah kebudayaan Basis Country editor untuk majalah Tenggara Koresponden untuk Indonesian Circle Pendiri Yayasan Puisi dan menerbitkan Jurnal PuisiPENGHARGAAN Cultural Award dari Australia (1978) Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983) SEA Write Award dari Thailand (1986) Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990) Mataram Award (1985) Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI Penghargaan Achmad Bakrie (2003)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA