Contoh Perilaku yang mencerminkan berpegang teguh kepada hadis

Rasulullah SAW memberikan peringatan 3 perilaku buruk yang harus dihindari.

Selasa , 28 Apr 2020, 22:30 WIB

Republika/Kurnia Fakhrini

Rasulullah SAW memberikan peringatan 3 perilaku buruk yang harus dihindari. Rasulullah SAW (ilustrasi)

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya soal tiga perkara yang paling dibencinya karena termasuk akhlak al-mazmumah (perilaku buruk), yakni:

Baca Juga

Dalam kitab Riyadhush-Shalihin, Imam an-Nawawi menukil sebuah hadits yang diriwayatkan Imam At-Turmudzi dari Jabir RA. Pada suatu kesempatan, Nabi SAW berkumpul dengan sahabatnya, lalu memberi petuah yang menggetarkan hati.

"Sesungguhnya, yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan, sungguh yang paling aku benci di antara kalian dan paling jauh duduknya denganku pada hari kiamat adalah al-tsatsaruun dan al-mutasyaddiquun serta al-mutafaihiquun," kata Rasulullah SAW bersabda.

Lalu para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, kami mengerti al-tsartsaruun dan al-mutasyaddiquun. Tapi, siapakah al-mutafaihiquun itu?" Beliau SAW menjawab, "Al-mutakabbiruun." 

Pertama, al-tsartsaruun (orang yang banyak celoteh dan suka membual). Golongan pertama yang dibenci Nabi SAW adalah pembual atau pendusta yang banyak cakap dan lagunya serta pandai pula bersilat lidah. Kadang, ucapannya disertai argumentasi logis dan yuridis, namun mengandung kebohongan dan tipuan. Kalau bicara seenaknya, kurang menjaga adab dan menyela pembicaraan.

Nabi SAW berpesan, "Katakanlah yang baik atau diam." (HR Bukhari). Banyak berkata tapi sedikit makna dan tidak sesuai fakta, mereka itulah orang-orang munafik yang apabila berkata ia dusta, bila berjanji diingkari, dan bila dipercaya dikhianati (HR Bukhari). Jangan percaya kepada orang yang banyak cakap, tapi minim amal atau tidak sesuai dengan lakunya (QS [61]:2-3).

Kedua, al-mutasyaddiquun (orang yang suka bicara berlebihan kepada orang lain). Golongan kedua yang dibenci Nabi SAW adalah orang  berlagak fasih dengan tata bahasa yang menakjubkan. Jika bicara, bumbunya berlebihan hingga tak sesuai kenyataan. Lihai dalam bertutur kata, tapi hanya ingin dapat pujian. Tidak jarang pula, bahasanya indah, namun berbisa (menghinakan). Ia pun susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah.

Dalam diri manusia ada hati (wadah), akal (pengendali), dan hawa nafsu (keinginan). Jika hati kotor, yang keluar dari lisan pun kotor. Jika baik, yang keluar dari ucapan juga baik (QS [91]:8-10). Alquran menyindir manusia yang perkataannya menarik, tetapi palsu belaka (QS [2]:204, [22]:30). 

Ketiga, al-mutafaihiquun (orang yang suka membesarkan diri). Golongan ketiga yang sangat dibenci Nabi SAW, yakni orang sombong atau angkuh. Kesombongan pertama adalah ketika iblis menolak sujud kepada Nabi Adam AS, lalu ia pun dikeluarkan dari surga (QS [5]:29-35).

Firaun yang mengaku Tuhan (QS [79]:23-25,[28]:38), akhirnya ditenggelamkan di Laut Merah. Qarun yang pongah karena harta kekayaannya (QS [28]:76-82), dilenyapkan ke perut bumi. Raja Namrudz yang menyetarakan diri dengan Allah SWT, justru dimatikan oleh seekor nyamuk (QS [2]:258).

  • Rasulullah
  • hadits rasulullah
  • sabda rasulullah
  • sirah rasulullah

sumber : Harian Republika

posted by Toch 7:43:00 PM

Contoh Perilaku/sikap Mencintai Hadits/Sunnah Nabi Muhamamad SAW. dalam kehidupan sehari-hari - Mencintai hadits/sunnah Nabi berarti sama dengan mencintai Nabi Muhammad SAW karena setiap gerak-gerik Nabi dalam kehidupan sehari-harinya merupakan gambaran nyata dari hadits Nabi Muhammad SAW. Kewajiban mencintai sunnah Rasulullah SAW sama dengan kewajiban mencintai/taat perintah Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah, jika kamu benar benar mencintai Allah, maka ikutilah (sunnahku), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " (QS. Ali Imran: 31)

Salah seorang ulama besar yang bernama Imam al Qadhi "Iyad bin Musa berkata, “ barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan mengutamakannya dan meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka ia tidak dianggap benar dalam keciantaanya dan hanya mengaku-aku saja. Dari perkataan Imam Qadhi 'Iyadh diatas; maka sangat jelas, bahwa orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai Rasulullah SAW adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Kecintaan tersebut akan tertanam dan diaplikasikan di kehidupan sehari-harinya. Lalu bagaimana perilaku kita sehari-hari bahwa benar mencintai hadits Nabi Muhammad SAW ? mari kita buktikan salah satu contoh prilaku mencinati Nabi SAW:
  1. Hadits Nabi SAW akan dijadikan pedoman dan rujukan utama setelah al Quran dalam setiap aspek kehidupan
  2. Selalu mengikuti sunnah Rasulullah saw dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana Rasulullah saw mencintai keluarganya, sahabatnya, ibadah Rasul, bersosial Rasul dan seluruh gerak gerik Rasulullah saw.
  3. Mempelajari ilmu hadits, memahaminya, dan mengamalkannya
  4. Jika Anda benar cinta hadits, maka hafalkanlah hadits tersebut walaupun jumlahnya tidak banyak
  5. Mendirikan kajian-kajian khusus tentang ilmu hadits. Semakin dalam mempelajari hadits, maka akan semakin nampak prilaku Rasulullah dalam diri orang tersebut.
Itulah salah satu ciri-ciri Perilaku Mencintai Hadits Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk salah satu orang yang bisa mempelajari, memahami dan bisa mengamalkan sunnah Rasulullah saw, agar kelak bersama Rasul dan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat, amiin.

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 6 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 5 are not shown in this preview.

Contoh Perilaku yang Menerapkan Al-Quran dan Hadis Bagi Umat Islam. /unsplash/@sohaib_alkharsa

PORTAL PASURUAN - Sebagai umat yang hendak mencapai keridhaan Allah SWT semata, kita perlu menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup supaya selamat dunia dan akhirat.

Orang yang berpedoman pada pokok-pokok ajaran syariat maka akan senantiasa berperilaku:

1. Meyakini pokok-pokok akidah dalam Islam yang mengenai ketetapan yang berkaitan dengan iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta qada dan qadar.

Baca Juga: 5 Dancer Paling Populer dari Grup K-pop Setiap Tahunnya, Jungkook BTS Paling Banyak Dicari

2. Berbudi pekerti luhur sebab Al-Quran berisi tuntunan yang berkaitan dengan akhlakhul kharimah.

3. Melaksanakan ibadah kepada Allah antara lain dengan melaksanakan salat, puasa, zakat, dan haji.

4. Bergaul dengan orang-orang soleh.

5. Membaca dan memahami Al-Quran serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

6. Menghafalkan ayat-ayat Al-Quran sebab dapat menjadi syafaat di hari kiamat.

Sumber: buku Al-Quran Hadis untuk MTs dan sederajat kelas 7

4 Ciri Orang yang Berpegang Teguh kepada Sunnah

Bismillah….

Dalam artikel kali ini akan kita bahas tentang materi yang penting untuk kita ketahui, yakni tentang ciri-ciri orang yang berpegang teguh kepada Sunnah. Kenapa hal ini penting? Karena saat ini banyak diantara kita yang menganggap diri sudah ahli Sunnah, akan tetapi tidak memiliki 4 ciri ini!

Oleh karena itu, silahkan simak tentang penjelasan lebih lengkapnya dengan membaca artikel ini hingga selesai. Agar setelah kita mengetahuinya, kita berupaya untuk mengamalkannya, yang semoga dengannya bisa menjadikan kita sebagai orang yang berpegang teguh kepada Sunnah, insya Allah…

Menurut Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Al-Jibrin rahimahullah, seseorang bisa dikatakan berpegang teguh kepada Sunnah apabila meliputi 4 perkara :

#1 : Mengamalkan Perkara yang Wajib dan Menjauhi Perkara yang Haram

Jika seseorang sudah mengamalkan perkara yang Allah Ta’ala wajibkan, serta meninggalkan perkara-perkara yang Allah Ta’ala haramkan, maka dia sudah berpegang teguh kepada Sunnah.

Darimana kita tahu tentang perkara yang Allah Ta’ala wajibkan, dan mana perkara yang Allah Ta’ala haramkan? Yakni dengan belajar ilmu agama, mengikuti kajian yang menjelaskan tentang Al-Qur’an dan Sunnah, bertanya kepada ahli ilmu, serta bergaul dengan orang-orang shalih.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kalian kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui.” (QS. al-Anbiyaa’ : 7)

Alhamdulillah saat ini kita hidup di zaman yang Allah Ta’ala mudahkan untuk menuntut ilmu agama. Kajian banyak diselenggarakan dimana-mana, tinggal kita memohon kepada-Nya agar dikaruniakan hidayah agar ditunjukkan kepada jalan yang lurus, serta memohon taufik agar lebih difahamkan tentang Islam, serta agar dimudahkan dalam beramal sesuai syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

#2 : Menjauhi Perkara-perkara yang Bid’ah

Seseorang dikatakan berpegang teguh kepada Sunnah apabila menjauhi perkara-perkara yang bid’ah, perkara yang tidak sesuai dengan syari’at, perkara yang tidak dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat radhiyallahu anhum, para ulama, yang tidak ada dari mereka mengutip dan mengatakan hal tersebut. Serta perkara yang telah diterangkan oleh para ulama bahwa hal tersebut merupakan kebid’ahan dan kemungkaran.

Mereka yang berpegang teguh kepada Sunnah akan menjauhi semua perkara tersebut, karena itu merupakan perbuatan bid’ah, baik bid’ah yang bersifat amaliyah (amalan) maupun i’tiqodiyah (keyakinan).

Tidak sedikit diantara mereka yang mengaku ahlu Sunnah, akan tetapi masih mengamalkan perkara-perkara yang tidak disyari’atkan. Semua amalan tersebut akan sia-sia, karena tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).

Oleh karena itu, dalam kita beramal, sebaiknya kita mengilmuinya terlebih dahulu! Karena orang yang beribadah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang akan lebih banyak dia hasilkan.

Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata :

مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِح

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak merusak dibandingkan memperbaiki.” (Dari kitab Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah: 2/383).

#3 : Semangat Mengamalkan Sunnah-Sunnah dan Perkara yang Dianjurkan

Sunnah dan perkara yang dianjurkan disini adalah perkara-perkara yang bukan wajib sebagaimana definisi Sunnah menurut ahli Fiqih.

Mereka yang berpegang teguh kepada Sunnah akan senantiasa semangat dalam mengamalkan perkara-perkara yang hukumnya Sunnah, misalnya :

#4 : Mendakwahkan Manusia ke dalam Kebaikan

Orang yang disebut berpegang teguh kepada Sunnah, kalau dia mengajak manusia kepada kebaikan, mengajak manusia kepada syari’at, mengajak manusia kepada Sunnah seluruhnya, baik secara hukum maupun secara syari’at.

Selain menjadi ciri orang yang berpegang teguh kepada Sunnah, ikhtiar untuk mendakwahkan manusia kepada kebaikan dan petunjuk, insya Allah akan diberikan pahala yang besar.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”

[Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 2674; Abu Dawud, no. 4611; At-Tirmidzi, no. 2674; Ibnu Mâjah, no. 206; Ahmad, II/397; Ad-Dârimi, I/130-131; Abu Ya’la, no. 6489) (649) tahqiq Husain Salim Asad; Ibnu Hibbân, no. 112-at-Ta’lîqâtul Hisân; Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 109]

Penjelasan tentang materi ini bisa disaksikan juga dalam bentuk video di link berikut :

Sumber kutipan dalil dan takhrijnya :

•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
📖 Disarikan dari Kajian Tematik bersama Ustadz Saiful Rahmat hafizhahullah dalam Kajian Tematik Rutin setiap Senin pekan ke=5 di Masjid Al Amin Buah Batu – Bandung
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•

***

Demikian artikel singkat yang membahas tentang 4 ciri orang yang berpegang teguh kepada Sunnah menurut Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Al-Jibrin rahimahullah.

Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…

Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di grup WA Kajian Sunnah Bandung.

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…

Barakallahu fiikum..

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA