Laporan keuangan merupakan elemen akuntansi yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Laporan ini menjadi gambaran kondisi finansial perusahaan dari waktu ke waktu. Melalui pemantauan kondisi finansial itulah, manajemenperusahaan bisa melakukan evaluasi dan menentukan strategi bisnis. Namun selain manajemen, laporan keuangan juga dipakai oleh pihak-pihak terkait lain seperti investor, kreditor, dan pemerintah yang menjadi elemen pendukung perusahaan.
Membicarakan soal laporan keuangan, maka tak bisa melupakan keberadaan buku besar. Ya, buku besar adalah salah satu laporan keuangan wajib yang digunakan untuk mencatat perubahan-perubahan pada suatu akun karena adanya suatu transaksi keuangan. Buku besar terdiri dari berbagai prediksi dari deskripsi pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun seperti modal perusahaan, kewajiban, dan aktiva.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat transaksi keuangan ke dalam buku besar adalah dengan membuat jurnal umum terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari jika terjadi kehilangan bukti transaksi sehingga perusahaan masih memiliki catatan backup-nya.
Mengenal Buku Besar Bentuk T
Buku besar sendiri ada beberapa jenis bentuknya. Salah satu yang paling sederhana adalah buku besar bentuk T. Dinamakan bentuk T karena pencatatannya seperti dibatasi garis yang membentuk huruf T (kapital). Bagian atas garis merupakan judul atau nama catatan yang meliputi nama akun (kiri atas) dan kode akun (kanan atas). Sedangkan bagian kiri menunjukkan sisi debit serta bagian kanan merupakan sisi kredit.
Berikut adalah format dari buku besar bentuk T:
Bentuk dari pencatatan buku besar bentuk T ini tentu akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan catatan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Selain itu perlu dipahami juga bahwa pencatatan debit-kredit dalam akuntansi buku besar bentuk T, tidak sama dengan pencatatan debit-kredit di rekening bank.
Berikut adalah contoh buku besar bentuk T untuk kas:
Sisi kanan yang merupakan debit, memiliki sifat:
Bertambah untuk rekening harta (assets account)
Berkurang untuk rekening kewajiban (liabilities account)
Berkurang untuk rekening modal (capital account)
Sisi kiri yang merupakan kredit, memiliki sifat:
Berkurang untuk rekening harta (assets account)
Bertambah untuk rekening kewajiban (liabilities account)
Bertambah untuk rekening modal (capital account)
Berikut adalah penggambaran dalam buku besar bentuk T berdasarkan sifat-sifat di atas:
Apabila terjadi transaksi keuangan yang menyebabkan perubahan dalam posisi modal maka akan dicatat terpisah. Artinya akan ada beberapa catatan yang terdiri dari modal pemilik (investasi pemilik perusahaan), catatan untuk penghasilan, catatan untuk beban usaha, dan catatan untuk prive. Berikut adalah posisinya dalam buku besar bentuk T.
Secara ringkas, uraian di atas bisa disatukan dalam tabel berikut:
Debit | Kredit |
Harta/Aktiva (+) | Harta/Aktiva (-) |
Kewajiban/Utang (-) | Kewajiban/Utang (+) |
Modal/Klaim (-) | Modal/Klaim (+) |
Penghasilan (-) | Penghasilan (+) |
Beban-beban (+) | Beban-beban (-) |
Cara Membuat Buku Besar Bentuk T
Seperti penjelasan di atas, buku besar bentuk T akan memisahkan setiap transaksi dalam tabel atau bentuk T nya masing-masing. Keberadaan buku besar bentuk T ini akan membantu pihak yang ingin melihat ringkasan transaksi yang terjadi dan nilai saldo akhir pada suatu periode di satu akun.
Berikut adalah cara membuat buku besar bentuk T dengan contoh sederhana:
Transaksi di sebuah perusahaan terjadi sepanjang Desember 2019. Saat itu, terjadi transaksi penyetoran kas, pendapatan jasa belanja, modal, biaya operasional, piutang, hingga prive. Informasi transaksi ini dituliskan pada buku besar bentuk T atau akrab juga disebut akun T dengan penjabaran sebagai berikut.
Kas Nama akun: Kas Kode Akun : 111 | |
Debet | Kredit |
1/12 2.000.000 | 1/12 1.000.000 |
4/12 1.500.000 | 6/12 500.000 |
17/12 2.500.000 | 15/12 2.000.000 |
Total Debit 6.000.000 | Total Kredit 3.500.000 |
Saldo Debit 2.500.000 |
Pendapatan Jasa Belanja Nama Akun : Pendapatan Jasa Belanja Kode Akun : 122 | |
Debet | Kredit |
5/12 500.000 | |
6/12 500.000 |
Modal Nama Akun : Modal Kode Akun : 124 | |
Debet | Kredit |
1/12 15.000.000 | |
6/12 10.000.000 |
Biaya Operasional Nama Akun : Biaya Operasional Kode Akun : 222 | |
Debet | Kredit |
1/12 12.000.000 | |
15/12 5.000.000 |
Piutang Nama Akun : Piutang Kode Akun : 311 | |
Debet | Kredit |
1/12 10.000.000 | |
12/12 5.000.000 |
Prive Nama Akun : Prive Kode Akun : 422 | |
Debet | Kredit |
1/12 7.500.000 | |
21/12 2.500.000 |
Pengkodean Buku Besar Bentuk T
Hal yang tidak boleh dianggap sepele terkait buku besar bentuk T adala pengkodean. Pengkodean diambil dari jurnal umum pada saat transaksi dipindahkan atau dengan kata lain pemberian kode dilakukan saat pencatatan dilakukan. Sebagai contoh, dalam referensi Buku Jurnal tertulis nomor 121 dan 221. Hal ini artinya, ketika hendak memindahkan rekening ke buku besar, maka wajib memasukan nomor akun 121 dan 221.
Memposting Jurnal Umum ke Buku Besar Bentuk T
Selain harus memahami pembuatan buku besar bentuk T, tak boleh ketinggalan pula untuk memahami bagaimana memposting atau memindahkan data dari jurnal umum ke dalam buku besar bentuk T. Bagaimana caranya? Berikut adalah langkah-langkah memposting data dari jurnal umum ke buku besar.
Memindahkan data tanggal transaksinya.
Memindahkan data debit dan kredit sehingga sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.
Menuliskan nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi.
Apabila ada catatan khusus seperti keterangan transaksi, maka catatan itu juga harus dimasukkan ke dalam buku besar.
Demikianlah informasi seputar pembuatan buku besar bentuk T. Bisa dikatakan bentuk ini adalah yang paling sederhana sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan. Namun tentunya pekerjaan akuntan tidak hanya ini karena buku besar bentuk T ini akan berkesinambungan dengan laporan keuangan lain dan jurnal. Oleh karena itu, penggunaan aplikasi akuntansi seperti yang disediakan Ukirama ERP akan sangat membantu segala urusan pencatatan laporan keuangan perusahaan.