Cara memasak ketan di magic com

Pengen masak botok. Tapi gak punya panci kukus. Kebetulan ada magic com 2. 1 buat masak nasi, 1 buat bikin botok. Di kalimantan susah betul cari bahan seperti petai cina dan daun kucai. Jadi bikin seadanya bahan aja ya teman²

Lebih banyak

Solopos.com, SOLO — Euforia perayaan pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dengan Erina Gudono, tak lepas dari divisi dapur. Mereka sibuk menyiapkan beragam kudapan, selain makanan utama tentu. Aneka kudapan disediakan untuk menyambut para tamu.

Para tamu menjadi saksi rangkaian upacara tradisional sebagai simbol doa dan pengharapan. Gaung ”pesta rakyat” di Kota Solo menyambut pernikahan tersebut tentu saja juga tak jauh dari urusan makanan.

PromosiHyperlocal Tokopedia Bikin Omzet Jualan Online Meroket 147%

Kurang lebih 16.000 porsi makanan gratis dibagikan saat menyambut acara ngundhuh mantu terakhir Presiden Joko Widodo di Kota Solo. Perayaan momen sakral dengan makanan lazim di Indonesia. Makanan tak pernah lepas dari perjalanan hidup manusia.

Dalam adat Jawa, setiap fase kehidupan selalu dirayakan lewat sajian makanan. Makanan adalah simbol kebudayaan dan penghidupan. Ketika hamil, jabang bayi dalam kandungan ”disuguhi” rujak dengan tujuh macam buahan.

Cara memasak ketan di magic com

Ketika sang bayi lahir, disambut dengan nasi bancakan. Saat memulai hidup baru dalam pernikahan, ada jenang berbagai warna yang disiapkan. Doa untuk para leluhur yang telah meninggal dirapalkan dengan aneka ragam sajian makanan.

Pakar gastronomi asal Prancis abad ke-18, Jean Anthelme Brillat-Savarin, menyatakan tell me what you eat, I’ll tell you who you are. Kalimat tersebut menegaskan satu hal penting tentang identitas seseorang, budaya, dan latarnya lewat makanan. Lengkap dengan bahan-bahan dan proses pengolahannya.

Makanan adalah pintu masuk kebudayaan, sosial, ekonomi, hingga politik. Sejarah penjajahan Indonesia oleh bangsa Eropa selalu dikatkan dengan rempah-rempah. Masyarakat Eropa mencari sejumlah rempah seperti cengkih, pala, dan lada yang semuanya ada di Indonesia.

Bagi bangsa Eropa, rempah bak logam mulia. Di Eropa, saat musim dingin tiba, rempah-rempah dimanfaatkan sebagai bahan pengawet makanan dan penghangat tubuh. Rempah-rempah sebagai bumbu makanan, kosmetik, dan merawat jenazah telah digunakan oleh peradaban Mesir Kuno pada sekitar 3.500 tahun sebelum Masehi.

Bicara soal politik, ada istilah culinary diplomacy. Diplomasi meja makan adalah strategi politik yang cukup seksi dan sering diterapkan sejumlah pemimpin negara. Perjalanan politik Presiden Joko Widodo tak lepas dari diplomasi kudapan yang dilakukan sejak masih menjabat Wali Kota Solo.

Cara memasak ketan di magic com

Pemindahan pedagang kaki lima (PKL) di Taman Banjarsari, Kota Solo, tanpa bentrok fisik adalah hasil ”gerilya” makan siang dan makam malam. Kala itu, Wali Kota Solo Joko Widodo mengundang 11 paguyuban PKL Taman Banjarsari untuk makan bersama beberapa kali yang kemudian berujung kesepakatan antara Pemerintah Kota Solo dan para PKL.

Wali Kota Solo Joko Widodo kemudian terkenal sebagai wali kota pengayom PKL. Citra baik itu menjadi modal besar meningkatkan karier politiknya sampai hari ini. Putra sulung Presiden Joko Widodo—yang kini menjabat Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, juga sangat dekat dengan diskusi meja makan.

Beberapa waktu lalu foto Gibran bersama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo makan bersama membikin heboh. Anies dan Ganjar adalah politikus yang paling sering disebut sebagai calon presiden untuk pemilihan umum pada 2024.

Di tengah gerakan masif para pendukung Anies dan Ganjar, Gibran justru membangun narasi hangat dengan menemui keduanya di perjamuan makan dalam kesempatan berbeda di Kota Solo.

Kekuatan

Kalau para politikus seolah-olah memanfaatkan penganan untuk kepentingan mereka, kaum merdeka seperti saya juga punya cara sendiri memasukkan penganan sebagai bagian penting dalam memahami kehidupan.

Cara memasak ketan di magic com

Ketika menikmati wedang ronde di Pasar Gede pada malam hari, misalnya, saya tak hanya meromantisasi masa lalu di antara temaram lampu kota. Saya juga seperti melakukan perjalanan wisata kuliner di Jawa hingga China.

Penulis asal China, Gong Wen, dalam buku Lifestyle in China: Journey into China (2007) yang ditransliterasi ke dalam bahasa Inggris oleh Li Ziliang, Zhao Fei Fei, dan Li Zhao Guo menyebut wedang ronde sebagai makanan tradisional asal China.

Wedang ronde adalah minuman yang muncul sejak masa Dinasti Han. Nama aslinya tangyuan dengan isi bola tepung ketan manis atau asin dicampur dengan kacang dan guyuran kuah manis.

Tangyuan adalah bahasa metafora dari reuni keluarga. Minuman ini biasa dikonsumsi pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek saat festival yuanxiao atau festival lampion.

Ketika sampai di Indonesia, kudapan hangat ini dicampur dengan rempah-rempah khas jahe, cengkih, dan serai pada kuah. Paguyuban warga Tionghoa di Kota Solo, Khong Kauw Hwee Solo, merilis beberapa foto kegiatan dalam majalah komunitas itu. Salah satu kegiatan adalah kursus memasak dan membuat kue pada 1952 dan 1953.

Dokumentasi perayaan ulang tahun yang dirangkum dalam buklet komunitas itu menunjukkan sejumlah toko kue dan unit usaha masyarakat Tionghoa memberikan ucapan selamat. Paguyuban ini juga aktif mengadakan kegiatan sosial.

Grebeg Sudiroprajan yang terkenal sebagai peristiwa akulturasi budaya di Kota Solo selalu mengusung simbol gunungan  makanan yang berisi kue keranjang serta beberapa sajen khas budaya Jawa.

Kalau cinta bisa membuat dua insan berbeda pendapat jadi satu dan tumbuh bersama, saya rasa makanan juga berkekuatan demikian. Apa pun latar budaya, agama, bahasa, bahkan pandangan politik, kalau sudah disuguhi kudapan yang mengundang selera, kita bisa apa. Ya, pasti dimakan juga. Itu kalau saya. Hehehe….

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 10 Desember 2022. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)