Candi yang menyatakan masyarakat dapat hidup rukun dan saling toleransi terdapat pada Candi

Pesrta JFOI 2022 Kementerian Luar Negeri saat berkunjung ke kawasan Candi Prambanan, Kamis (15-9-2022). ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Pesrta JFOI 2022 Kementerian Luar Negeri saat berkunjung ke kawasan Candi Prambanan, Kamis (15-9-2022). ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memperkenalkan kehidupan toleransi masyarakat Indonesia yang sudah tercipta sejak dahulu kepada sejumlah jurnalis ASEAN dan Timor Leste melalui bangunan peninggalan sejarah budaya Candi Prambanan dan Candi Sewu di Prambanan, Kamis. "Kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa kehidupan toleransi di Indonesia telah terbangun sejak zaman dahulu yang direpresentasikan dengan Candi Prambanan dan Candi Sewu," kata Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Yusron B. Ambari di Prambanan. Menurut dia, Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu dan Candi Sewu yang merupakan candi Buddha yang letaknya bersebelahan. "Ini menjadi bukti bahwa kehidupan toleransi sudah terbangun di sini sejak dahulu, dan hidup rukun berdampingan," katanya. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Journalist Friends of Indonesia (JFOI) 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu). "Peserta program JFOI 2022 terdiri dari delapan jurnalis dari tujuh negara, di antaranya Malaysia, Singapura, Filipina, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste," katanya. Yusron mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menampilkan kemajuan yang telah dicapai Indonesia melalui media massa mereka dan mendukung berbagai promosi termasuk pariwisata. "Kami sengaja memilih jurnalis dari ASEAN dan Timor Leste karena pada akhir tahun ini setelah KTT di Kamboja Indonesia dipercaya sebagai Ketua ASEAN," katanya. Selain mengunjungi Candi Prambanan, agenda program JFOI 2022 di Yogyakarta juga bertemu dan beraudiensi dengan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Naser dan Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Di Yogyakarta sejak kemarin (Rabu 14/9) sudah diterima Ketua PP Muhammadiyah Prof. Haedar. Pada hari ini kami diterima oleh Sultan Hamengku Buwono X dan selanjutnya ke Candi Prambanan ini," katanya. GM Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan Jamaludin Mawardi mengatakan bahwa dari Kemenlu ingin menyampaikan pesan toleransi yang ada di Candi Prambanan ini kepada para peserta JFOI 2022. "Pesan toleransi bisa direpresentasikan di kawasan Prambanan ini bahwa di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, terdapat simbol toleransi sejak dahulu dan sampai sekarang masih eksis melalui Candi Prambanan dan Candi Sewu," katanya. Salah satu peserta JFOI 2022 Souksamai Boulom dari Vientiane Times Newspaper, Laos mengatakan bahwa pihaknya sangat terkesan dengan Yogyakarta meskipun ini adalah kali kedua dirinya datang ke Yogyakarta. "Ke Jakarta baru pertama kalinya ini. Akan tetapi, kalau ke Yogyakarta ini yang kedua kali setelah 2017. Saya merasa sangat senang, banyak yang sudah berubah dibanding pada tahun 2017. Dahulu di Candi Borobudur bisa naik sampai puncak. Akan tetapi, sekarang sudah tidak bisa," katanya. Ia juga mengaku sangat kagum dengan keramahan masyarakat Yogyakarta dan keindahan, budaya, alam, dan persawahan yang hijau yang banyak terdapat di Yogyakarta. "Saya juga merasa beruntung sekali bisa bertemu langsung dengan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ternyata sangat ramah. Awalnya sempat khawatir karena beliau orang penting, dan banyak informasi tidak mudah bisa bertemu Sultan," katanya. Menurut dia, Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu dan Candi Sewu yang merupakan candi Buddha yang letaknya bersebelahan. "Ini menjadi bukti bahwa kehidupan toleransi sudah terbangun di sini sejak dahulu, dan hidup rukun berdampingan," katanya. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Journalist Friends of Indonesia (JFOI) 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu). "Peserta program JFOI 2022 terdiri dari delapan jurnalis dari tujuh negara, di antaranya Malaysia, Singapura, Filipina, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste," katanya. Yusron mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menampilkan kemajuan yang telah dicapai Indonesia melalui media massa mereka dan mendukung berbagai promosi termasuk pariwisata. "Kami sengaja memilih jurnalis dari ASEAN dan Timor Leste karena pada akhir tahun ini setelah KTT di Kamboja Indonesia dipercaya sebagai Ketua ASEAN," katanya. Selain mengunjungi Candi Prambanan, agenda program JFOI 2022 di Yogyakarta juga bertemu dan beraudiensi dengan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Naser dan Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Baca juga: Prambanan siap menyambut Hari Yoga Internasional 2019


Baca juga: Keren, Candi Prambanan dilengkapi akses kaum difabel "Di Yogyakarta sejak kemarin (Rabu 14/9) sudah diterima Ketua PP Muhammadiyah Prof. Haedar. Pada hari ini kami diterima oleh Sultan Hamengku Buwono X dan selanjutnya ke Candi Prambanan ini," katanya. GM Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan Jamaludin Mawardi mengatakan bahwa dari Kemenlu ingin menyampaikan pesan toleransi yang ada di Candi Prambanan ini kepada para peserta JFOI 2022. "Pesan toleransi bisa direpresentasikan di kawasan Prambanan ini bahwa di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, terdapat simbol toleransi sejak dahulu dan sampai sekarang masih eksis melalui Candi Prambanan dan Candi Sewu," katanya. Salah satu peserta JFOI 2022 Souksamai Boulom dari Vientiane Times Newspaper, Laos mengatakan bahwa pihaknya sangat terkesan dengan Yogyakarta meskipun ini adalah kali kedua dirinya datang ke Yogyakarta. "Ke Jakarta baru pertama kalinya ini. Akan tetapi, kalau ke Yogyakarta ini yang kedua kali setelah 2017. Saya merasa sangat senang, banyak yang sudah berubah dibanding pada tahun 2017. Dahulu di Candi Borobudur bisa naik sampai puncak. Akan tetapi, sekarang sudah tidak bisa," katanya. Ia juga mengaku sangat kagum dengan keramahan masyarakat Yogyakarta dan keindahan, budaya, alam, dan persawahan yang hijau yang banyak terdapat di Yogyakarta. "Saya juga merasa beruntung sekali bisa bertemu langsung dengan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ternyata sangat ramah. Awalnya sempat khawatir karena beliau orang penting, dan banyak informasi tidak mudah bisa bertemu Sultan," katanya.  

Pewarta : Victorianus Sat PranyotoEditor : I Komang Suparta

Copyright © ANTARA 2022

Terkait

Terpopuler

keluarga Iqbal sedang mudik dari Tasikmalaya menuju Pacitan dan memilih jalur selatan dibandingkan jalur utara karena waktu tempuh yang lebih singkat … yaitu sekitar 5 jam dibandingkan melalui jalur pantai utara konsep lokasi yang sesuai pertanyaan tersebut adalah​

Jelaskan perubahan dalam kehidupan masyarakat terkait gambar tersebut​

Bagaimana tanggapan kalian di lingkungan sekitar jika ada yang menjalankan kegiatan ekonomi tidak menjunjung nilai moral,?Berikan solusinya​

Sebutkan 10 gunung terpendek di seluruh benua Asia​

Sebutkan 10 danau terpendek di seluruh benua Asia​

Sebutkan gunung-gunung terpendek di seluruh benua Asia​

Sebutkan danau-danau terpendek di seluruh benua Asia​

kekurangan negara rusia ​

selain memberikan dampak baik MEA juga dapat membawa dampak buruk bagi negara-negara di Asean salah satunya adalah dapat meningkatkan angka penganggur … an upaya yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk mencegah dampak tersebut adalahA. menggunakan robot untuk meningkatkan produktivitas industriB. memudahkan visa kerja untuk tenaga kerja asingC. menarik tenaga ahli asing untuk bekerja di IndonesiaD. meningkatkan pendidikan dan keterampilan penduduknyatolong dijawab kak yang bisa jawab ​

negara di Asean yang merupakan penghasil timah terbesar di dunia adalahA. Malaysia B. IndonesiaC. Thailand D. Vietnam tolong dijawab kak yang bisa jaw … ab ​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA