Berkuasalah atas seluruh ciptaan Ku rumuskanlah makna berkuasa yang diharapkan Tuhan dari manusia

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita telah melihat bahwa manusia adalah inti penciptaan Allah dan hayat manusia adalah hayat ciptaan yang tertinggi. Kita tentunya tak melupakan sembilan jenis hayat yang disebutkan dalam Kejadian 1: rerumputan, sayur-sayuran, pepohonan, ikan, unggas, ternak, binatang liar, binatang melata, dan manusia. Manusia adalah hayat ciptaan yang tertinggi. Menurut catatan Kejadian 1, ketika Allah sampai pada saat akan menciptakan manusia, Ia mengadakan suatu rapat. Rapat antar ke-Allahan ini sangatlah mengesankan. Allah berkata, "Baiklah Kita..." Hal ini sangat berarti. Tiga persona ke-Allahan itu dibutuhkan untuk penciptaan manusia. Kitab-kitab selanjutnya dari seluruh Alkitab membicarakan lebih jauh tentang pekerjaan Allah Tritunggal terhadap manusia. Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita." Kemudian Allah berkata, "supaya mereka." Allah telah mengatakan "dia", melainkan "mereka"; dia adalah tunggal, sedangkan mereka adalah jamak. "Baiklah Kita menjadikan manusia...supaya mereka..." Ada satu Allah ataukah banyak? Manusia itu satu ataukah banyak? Allah kita Satu tetapi Tritunggal. Manusia juga satu, tetapi korporat. Haleluya! Janganlah melupakan kata "baiklah" dan "supaya" dalam Kejadian 1:26. Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita" dan Allah berkata, "supaya mereka." Kata "Kita" menyatakan bahwa Allah yang Esa itu adalah Tritunggal. Kata "mereka" menyatakan bahwa manusia yang satu itu adalah korporat. Allah Tritunggal menciptakan manusia yang korporat.

(2) Mendapatkan Manusia untuk Melaksanakan Kekuasaan Allah

Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita dan supaya mereka berkuasa..." Allah menciptakan satu manusia korporat untuk melaksanakan kekuasaan-Nya (Kejadian 1:26-28). Istilah "berkuasa" di sini dalam bahasa aslinya mengandung arti yang lebih daripada sekadar wewenang. Berkuasa di sini berarti mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan membentuk suatu kerajaan; juga berarti mempunyai suatu kerajaan sebagai wilayah untuk menerapkan kekuasaan. Jika saya berwenang, tetapi tidak mempunyai wilayah untuk memerintah, saya tidak mempunyai kekuasaan. Allah berfirman, "supaya mereka berkuasa." Manusia diberi kuasa atas segala sesuatu. Ingatlah kata "gambar" dan "berkuasa" dan garisilah di bawahnya pada Alkitab Anda.

Sedikit sekali orang Kristen yang memperhatikan kata "berkuasa" ketika mereka membaca Kejadian 1. Kita perlu meneliti lagi kata gambar dan berkuasa. Gambar ialah suatu ekspresi. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya dengan tujuan agar manusia dapat mengekspresikan-Nya Allah yang tidak kelihatan damba diekspresikan. Ia memerlukan suatu ekspresi. Berkuasa berarti kerajaan, kekuasaan. Manusia dijadikan menurut gambar Allah untuk mengekspresikan Allah dan diberi kuasa untuk mewakili Allah dan untuk memerintah. Kita ialah ekspresi Allah dan wakil Allah. Orang-orang muda khususnya harus erat berpegang pada dua kata dengan dua wahyu dasar ini: gambar dan berkuasa. Tujuan dari penciptaan pemulihan dan penciptaan lebih lanjut Allah adalah bersifat ganda, yaitu memperoleh satu manusia korporat untuk mengekspresikan Allah dan untuk melaksanakan kuasa-Nya.

(a) Wilayah:

Perkara berkuasa ini meliputi wilayah atau ruang lingkup. Ada tiga hal yang berhubungan dengan wilayah ini:

1) Berkuasa atas Segala Sesuatu di Laut

Manusia harus berkuasa atas laut. Laut adalah tempat tinggal setan-setan (Matius 8:32: 12:43). Maka, wilayah kekuasaan Allah harus meliputi laut.

2) Berkuasa atas Segala Sesuatu di Angkasa

Manusia harus berkuasa atas segala sesuatu di angkasa yaitu tempat Iblis dan malaikatnya berada (Efesus 2:2; 6:12). Di angkasa terdapat kuasa kejahatan dengan Iblis sebagai kepalanya. Efesus 2:2 menggambarkan Iblis sebagai penguasa kerajaan angkasa.

3) Berkuasa atas Segala Sesuatu di Bumi

Manusia harus berkuasa atas segala sesuatu di bumi, arena kegiatan Iblis. Iblis sangat aktif di bumi (Lukas 4:5-6). Karena itu, dalam kitab Kejadian 1:26 ini secara khusus dikatakan manusia berkuasa atas seluruh bumi. Bumi telah dijajah oleh Iblis. Maka, perlu diperintah oleh manusia, yaitu wakil Allah.

Ingatlah, bahwa wilayah kekuasaan Allah yang diserahkan kepada manusia ada tiga: laut, tempat tinggal setan-setan; angkasa, tempat Iblis dan malaikatnya; bumi, arena aktivitas Iblis.

Ketika Tuhan Yesus di bumi, ke mana saja Ia pergi, Ia selalu menanggulangi Iblis, malaikat yang telah jatuh, atau setan-setan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menghardik angin dan ombak tatkala timbul badai. Angin datang dari malaikat-malaikat yang telah jatuh di angkasa dan ombak datang dari setan-setan di air. Tuhan memerintahkan angin, "Berhenti!" dan berkata kepada ombak, "Redalah!" Dengan segera angin berhenti dan ombak mereda. Malaikat yang telah jatuh dan setan-setan ditaklukkan dan dikuasai oleh Tuhan Yesus. Jika kita tahu bagaimana membaca Alkitab, kita akan nampak bahwa di dalam keempat kitab Injil, Tuhan Yesus menggunakan kuasa Allah untuk menguasai laut, angkasa, dan bumi. Inilah wilayah kekuasaan yang Allah serahkan kepada manusia.

(b) Maksud:

Kekuasaan Allah tidak hanya mempunyai suatu wilayah, juga mempunyai suatu maksud. Apakah maksud Allah dalam memberikan kuasa kepada manusia?

1) Menanggulangi Musuh Allah

Aspek pertama dari maksud Allah ialah untuk menanggulangi musuh-Nya, menanggulangi Iblis yang dilambangkan dengan binatang melata (Kejadian 1:26). Dalam Alkitab, binatang melata itu setani, milik Iblis. Dalam berita yang di depan kita telah menunjukkan bahwa hanya empat makhluk hidup yang mewakili seluruh ciptaan dan yang ada di depan takhta Allah - elang, lembu, singa, dan manusia. Tidak ada binatang melata seperti ular atau kalajengking yang di tampilkan di depan Allah. Dalam Alkitab, Iblis dilambangkan dengan ular (Kejadian 3:1). Dalam Wahyu 12:9 Iblis dinamakan "ular tua". Ia telah menjadi tua sejak pertama kali ia muncul di Kejadian 3.

Dalam ciptaan Allah yang mula-mula, Ia hanya mempunyai satu tujuan - mengekspresikan diri-Nya sendiri. Oleh karena pemberontakan Iblis, Allah kini mempunyai maksud lain - menanggulangi musuh-Nya. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia mempunyai dua tujuan ini. Maka, Ia menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri, agar manusia dapat mengekspresikan-Nya dan Ia memberinya kuasa sehingga manusia dapat menanggulangi musuh-Nya. Kedua hal ini harus digenapi. Kita perlu gambar Allah supaya kita dapat mengekspresikan Allah dan kita perlu kuasa Allah supaya dapat menaklukkan musuh.

Kita perlu mengekspresikan Allah dan menanggulangi Iblis dalam kehidupan rumah tangga kita. Sering kali begitu suami pulang ke rumah, istri tidak mengekspresikan Allah. Ularlah yang diekspresikannya. Muka sang istri menunjukkan wajah ular yang licik. Sering kali juga sang suami mengekspresikan ular. Kadang-kadang, ketika saya melihat Iblis diekspresikan di antara anggota keluarga saya, saya tidak mengatakan apa pun. saya masuk ke kamar tidur, berlutut dan berdoa, "Tuhan, ikatlah si ular." Berkali-kali saya menyadari bahwa saya sendiri justru mengekspresikan si ular. Saya segera menjauhkan diri dan kembali berdoa. "Oh, Tuhan, ampunilah saya. Ikatlah si ular." Pada banyak kesempatan, kuasa ilahi Allah tidak digunakan. Sebagai gantinya kuasa jahat Iblis yang diekspresikan. Akhir-akhir ini, saya mendengar banyak saudara muda tinggal di perumahan saudara. Bagaimanapun saya khawatir kalau-kalau dalam perumahan saudara masih ada kemungkinan rupa Iblis yang diekspresikan, bukan rupa Allah: kuasa jahat yang digunakan bukan kuasa Allah. Kita semua harus menyadari bahwa hari ini Allah mempunyai tujuan ganda untuk digenapi - mengekspresikan diri-Nya dan menanggulangi musuh-Nya. Sebetulnya bukan saya yang marah-marah, tetapi si ular. Sesungguhnya bukan Anda yang mengatakan sesuatu untuk membangkitkan amarah saya, tetapi si ular. Jangan menanggulangi saya dan jangan menanggulangi Anda. Itu bukan salah kita. Kita harus menanggulangi si ular yang ada di belakang kita. Kita harus menanggulangi si ular yang ada di belakang kita. Bertengkar selamanya mustahil menanggulangi Iblis. Makin bertengkar, Iblis makin mendapatkan kedudukan. Satu-satunya jalan menanggulangi Iblis ialah berlutut, berdoa, dan menyeru nama Yesus, mohon Tuhan mengikat si ular itu.

2) Memulihkan Bumi

Aspek kedua dari maksud Allah dalam memberikan kuasa kepada manusia ialah untuk memulihkan bumi (Kejadian 1:26-28). Manusia akan berkuasa atas bumi, mengaturnya, dan menaklukkannya. Menaklukkan bumi, menyiratkan bahwa musuh ada di sana, dan peperangan sedang berkecamuk. Maka kita harus berperang dan menaklukkannya.

Orang-orang muda yang mempersiapkan diri masuk ke dalam pernikahan harus menyadari bahwa pernikahan adalah suatu peperangan. Banyak yang mengetahui hal ini dari pengalaman. Bahkan pada waktu berbulan madu, sudah berada di medan peperangan, berperang dengan suami atau istri; jika tidak berperang secara lahiriah, mungkin berperang secara batiniah. Setiap aspek kehidupan - kehidupan sekolah, kehidupan pekerjaan, kehidupan keluarga - merupakan medan peperangan. Musuh tidak pernah tidur. Sepanjang hari dia siap menyerang, tidak hanya dalam kehidupan keluarga, tetapi juga dalam kehidupan gereja. Bahkan dalam kehidupan gereja, Iblis dan pesuruh-pesuruhnya sibuk. Di bumi peperangan sedang berkecamuk, dan Allah bermaksud memulihkan bumi.

Bumi telah dan masih dirampas oleh Iblis. Lihatlah masyarakat sekarang. Lihatlah betapa musuh masih merampas seluruh bumi.

Allah hendak mendapatkan bumi kembali. Bumi telah menjadi tempat yang menentukan, tempat yang hendak dikuasai Iblis juga tempat hendak didapatkan kembali oleh Allah. Peperangan memenuhi seluruh bumi. Siapa yang memperoleh bumi itulah pemenangnya. Jika bumi tetap di bawah tangan Iblis, dia memperoleh kemenangan. Jika Allah mendapatkan bumi kembali, Dia akan memperoleh kemenangan. Tuhan Yesus belum kembali sebab bumi masih begitu dijajah Iblis. Inilah sebabnya Allah membutuhkan gereja. Gereja harus berperang merebut bumi kembali, jika tidak seluruh bumi, pailzng sedikit beberapa batu tumpuan kaki, beberapa pengawal garis depan tempat Tuhan Yesus dapat meletakkan kaki-Nya. Jelaslah, bumi sangat menentukan.

Hal ini telah dibuktikan sepenuhnya oleh Mazmur 8. Mazmur 8 dimulai dengan, "Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!" Juga berakhir dengan kata-kata yang sama. Tak usah disangsikan lagi bahwa nama Tuhan mulia di surga. Tetapi jika ditinjau dari sudut lain, nama Tuhan tidak mulia di bumi. Nama-Nya tidak mulia di antara orang-orang yang jatuh. Kita perlu berdoa, "Dikuduskanlah nama-Mu" (Matius 6:9). Oh, nama Tuhan harus dikuduskan di bumi ini. Masalahnya bukan di surga, melainkan di sini, di bumi.

Allah mendambakan Kerajaan-Nya datang ke bumi ini dan kehendak-Nya terjadi di bumi (Matius 6:10). Sekarang kita dapat mengerti doa yang diajarkan Tuhan Yesus. Ia berkata, "Dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu." Tentu saja hal ini berarti datang dari surga ke bumi. Doa selanjutnya, "Jadilah kehendak-Mu di bumi ini seperti di surga." Kehendak Allah sekarang terjadi di surga. Namun di bumi terdapat banyak perusakan yang menghambat terwujudnya kehendak Allah. Kita perlu berdoa, "Dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga." Kita harus berperang untuk memulihkan bumi.

Pada waktu Kerajaan Seribu Tahun, bumi akan menjadi Kerajaan Allah. Hal ini diwahyukan dalam kitab Wahyu 11:15. Ketika Tuhan Yesus datang meresmikan Kerajaan Seribu Tahun, seluruh bumi akan menjadi Kerajaan Allah. Kemudian bumi akan diperoleh Allah kembali.

Di dalam kekekalan, tempat kediaman Allah akan turun dari surga ke bumi yang baru (Wahyu 21:1-2). Banyak orang Kristen bermimpi naik ke surga. Memang itu suatu mimpi yang baik dan tidak disangsikan lagi kita semua akan berada di surga. Namun, Allah justru mendambakan turun ke bumi. Kita menyukai surga, tetapi Allah menyukai bumi. Kita ingin naik, tetapi Dia ingin turun. Haleluya! Izinkan saya memberi tahu Anda kebenarannya: ketika kita sampai di surga, Tuhan akan berkata, "Anak-anak, marilah kita turun. Marilah kita turun mengambil alih bumi." Dalam kekekalan, surga tak akan menjadi tempat kediaman Allah. Tempat kediaman Allah ialah Yerusalem Baru dan Yerusalem Baru akan turun dari surga ke bumi yang baru. Hal ini membuktikan bahwa kedambaan Allah ialah memiliki bumi.

Iblis, perampas itu, tidak saja akan dilemparkan dari angkasa, tetapi juga akan dilemparkan dari bumi. Menurut Wahyu 12:9, Iblis mula-mula akan dilemparkan dari angkasa ke bumi, kemudian akan diikat dan dicampakkan dari bumi ke dalam jurang maut (Wahyu 20:2-3). Setelah itu tak akan ada lagi kabut rohani. Kita akan mempunyai udara yang segar dan bumi akan dibersihkan dari segala yang najis. Itulah yang terjadi selama masa Kerajaan Seribu Tahun. Pada akhir Kerajaan Seribu Tahun, Iblis akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:10). Setelah Kerajaan Seribu Tahun, akan ada kekekalan,saat itu tempat kediaman Allah yang kekal akan berada di bumi yang baru. Allah menginginkan bumi.

3) Mendatangkan Kekuasaan Allah

Aspek ketiga dari maksud Allah dalam memberikan kuasa kepada manusia ialah untuk mendatangkan kekuasaan Allah, menerapkan kekuasaan Allah di atas bumi. Manusia harus menerapkan kekuasaan Allah supaya Kerajaan Allah datang di bumi, kehendak Allah terjadi di bumi, dan kemuliaan Allah terekspresikan di bumi. Semuanya ini akan terwujud di bumi. Jika Kerajaan Allah hanya di surga, Allah selamanya tidak akan puas. Allah juga takkan gembira jika kehendak-Nya hanya terjadi di surga atau melihat kemuliaan-Nya hanya terekspresikan di surga. Allah ingin semuanya ini terjadi di bumi. Inilah tanggung jawab gereja hari ini. Di dalam gereja kita mempunyai Kerajaan Allah. Di dalam gereja kehendak Allah terjadi. Di dalam gereja mulia Allah terekspresikan. Haleluya! Kita lebih dulu mencicipi hal ini. Sekarang kita dapat mengetahui mengapa Allah memberi manusia kuasa atas segala sesuatu di air, di angkasa, dan di bumi. Allah bermaksud menyingkirkan musuh, memperoleh bumi kembali, dan memanifestasikan kemuliaan-Nya.

4) Penggenapannya

Apakah hal ini telah tergenapi? Tentu belum. Namun Allah menciptakan manusia dengan maksud ini. Iblis jauh lebih jelas akan hal ini daripada kita. Alkitab memberi tahu kita, segera setelah penciptaan manusia, Iblis masuk untuk merusak manusia yang telah diciptakan Allah bagi tujuan-Nya. Manusia pun jatuh. Namun Allah tidak melepaskan manusia. Allah sendiri menjadi manusia. Dia datang supaya Dia dapat masuk ke dalam manusia dan menjadikan diri-Nya satu dengan manusia. Dia datang menjadi manusia yang kedua yang disebut Yesus (1 Korintus 15:47). Manusia pertama tidak mencapai tujuan Allah; manusia kedua telah mencapai tujuan Allah. Manusia pertama adalah manusia korporat, manusia kedua juga manusia korporat. Adam mengepalai manusia korporat pertama dan Kristus mengepalai manusia korporat kedua. Tujuan Allah telah tercapai melalui manusia kedua itu.

a) Melalui Kristus

Penggenapan maksud Allah dalam memberi manusia kuasa dimulai dari Kristus.

aa. Ketika Kristus Datang, Kerajaan Allah juga Datang

Pemberitaan Perjanjian Baru dimulai dengan suatu cara yang khas, dengan cara yang berlawanan dengan konsepsi kita. Di sana dikatakan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 4:17). Kata "sudah dekat" di sini berarti "sudah datang". Ketika Kristus datang, Kerajaan Allah juga datang. Kristus membawa masuk Kerajaan. Yesus yang kecil ini adalah Kerajaan Allah. Banyak orang Kristen mengira bahwa Kerajaan itu tidak datang ketika Yesus datang. Menurut konsepsi mereka, ketika orang Yahudi menolak Yesus beserta Kerajaan itu, Kerajaan itu terhenti untuk sementara waktu dan mulailah zaman gereja. Mereka mengira bahwa gereja bukanlah Kerajaan, mengira setelah zaman gereja, Kerajaan akan didirikan dengan kembalinya Yesus. Dalam Alkitab, hal ini memang beralasan dan ada betulnya, tetapi itu hanya betul sebagian. Roma 14:17 memberi tahu kita bahwa gereja hari ini ialah Kerajaan Kehidupan gereja adalah Kerajaan. Pada satu pihak, orang-orang Yahudi menolak Kerajaan. Di pihak lain Tuhan mendirikan Kerajaan dengan mendirikan gereja. Kita selamanya takkan dapat memisahkan gereja dari Kerajaan. Dalam Matius 16:18 Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Segera setelah ini (ayat 19), Tuhan berkata, "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga." Pada hari Pentakosta dan di rumah Kornelius, Petrus mendirikan gereja dengan menggunakan kunci Kerajaan untuk membuka pintu bagi orang-orang Yahudi maupun orang kafir supaya masuk ke dalam Kerajaan. Jadi, ketika gereja dimulai, Kerajaan juga ada di sana. Gereja adalah Kerajaan. Jelas, kelak akan terdapat manifestasi Kerajaan yang sempurna. Namun sekarang realitas Kerajaan ada di sini, yaitu kehidupan gereja.

bb. Kristus Mengusir Setan untuk Mendatangkan Kerajaan Allah

Keempat kitab Injil memberi tahu kita, ke mana saja Yesus pergi dan menjumpai setan, Ia tidak pernah membiarkan setan; Ia segera mengusirnya. Dalam Matius 12:28 Yesus memberi tahu kita bahwa dengan mengusir setan Ia mendatangkan Kerajaan. Itulah kekuasaan Allah. Adam gagal sehingga tak mampu mendatangkan Kerajaan. Tetapi ketika Yesus datang, Ia mendatangkan Kerajaan dengan jalan mengusir setan. Mengusir setan berarti mendatangkan Kerajaan Allah.

cc. Kristus Memberi Murid-murid-Nya Kuasa atas Segala Kekuatan Musuh

Kristus juga memberi murid-murid-Nya kuasa atas segala kekuatan Iblis. Dalam Lukas 10:19, Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa atas segala kekuatan musuh." Ular maupun kalajengking, dalam bahasa aslinya berbentuk jamak, menunjukkan bahwa jumlah mereka banyak. Dalam Lukas 10:18 kita melihat Iblis. Dalam ayat 20 terdapat roh-roh, yaitu setan-setan. "Ular" mengacu kepada kekuatan Iblis dan "kalajengking" mengacu kepada kekuatan setan. Iblis, ular dan kalajengking mempunyai kekuatan, tetapi kita mempunyai kekuasaan. Kekuasaan kita melebihi kekuatan mereka. Banyak mobil yang kuat di jalan raya. Tetapi bagaimanapun, polisi yang kecil itulah yang berkuasa. Bila polisi mengatakan, "Berhenti!" Mobil harus berhenti. Mobil mempunyai kekuatan; polisi mempunyai kuasa. Iblis beserta roh-roh jahat-nya mempunyai kekuatan, tetapi kita adalah polisi Allah. Kita harus memerintahkan Iblis, "Berhenti!" Ketika Yesus memberi kuasa ini kepada murid-murid-Nya, mereka menggunakannya untuk mengusir setan, mereka sungguh bersukacita. Tetapi, Tuhan Yesus memberi tahu mereka, "Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada daftar di surga." Ketika Yesus datang, Kerajaan juga datang. Ketika Yesus mengusir setan, Ia juga mendatangkan Kerajaan Allah. Bahkan Yesus melakukan ini melalui murid-murid-Nya. Ia memberi mereka kuasa untuk mengusir setan dan mereka melakukannya.

dd. Kristus Menerima Segala Kuasa

Setelah kebangkitan-Nya, Kristus menerima segala kuasa, baik di surga maupun di bumi (Matius 28:18). Sebagai Tuhan Allah, Ia sudah memiliki kuasa sebelum kebangkitan-Nya. Sebagai seorang manusia yang bernama Yesus dari Nazaret, Ia baru menerima segala kuasa di surga dan di bumi setelah kebangkitan-Nya. Yesus itulah Adam sejati. Kekuasaan Allah telah diserahkan kepada-Nya.

b) Melalui Gereja, Termasuk Kaum Saleh

aa. Pintu Alam Maut Tidak Dapat Mengalahkan Gereja

Penggenapan maksud Allah dalam memberi manusia kuasa meliputi Kristus sebagai Kepala, dan gereja yang mencakup semua orang saleh sebagai Tubuh-Nya. Penggenapan maksud Allah tidak saja melalui Kepala, juga melalui Tubuh. Pintu alam maut tidak dapat mengalahkan gereja (Matius 16:18). Alkitab tidak mengatakan pintu alam maut (artinya kekuatan Iblis) tidak dapat mengalahkan kaum saleh. Pintu alam maut dapat mengalahkan kaum saleh bila kaum saleh terpisah atau individualistis. Anda perlu dibangun ke dalam gereja. Tubuh yang dibangun bersama Kristus selamanya tak dapat dikalahkan Iblis. Iblis selamanya tak dapat mengalahkan gereja yang terbangun.

bb. Kaum Saleh Telah Diberi Kuasa untuk Membelenggu Musuh

Kaum saleh telah diberi kuasa untuk membelenggu musuh (Matius 16:19; 18:18). Kata-kata dalam Matius 16:19 ditujukan kepada Petrus; sedangkan kata-kata dalam Matius 18:18 ditujukan kepada setiap orang yang percaya. Gereja Katolik mengatakan bahwa Petrus mempunyai kuasa mewakili Kristus, berdasarkan Matius 16:19. Namun kita harus memberi tahu mereka bahwa kita juga mempunyai Matius 18:18. Tidak hanya kepada Petrus telah diberi kuasa untuk mengikat dan melepaskan, tetapi juga kepada kita, yaitu setiap orang saleh, mempunyai kuasa untuk mengikat dan melepaskan. Sering kali, kita tidak hanya harus berdoa, tapi juga harus mengikat dan melepaskan.

cc. Allah Segera Menghancurkan Iblis di Bawah Kaki Kaum Saleh

Roma 16:20 mengatakan, "Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu." Paulus berkata, "segera". Saya tidak tahu bagaimana perasaan Paulus ketika mengatakan hal ini 1900 tahun yang lalu. Bagi kita sepertinya suatu jangka waktu yang lama telah berlalu. Tetapi kita percaya, jangka waktu ini tidaklah terlalu lama. Iblis segera dihancurkan. Kata menghancurkan tidak saja berarti melukai atau memecahkan, tetapi juga menaklukkan. Iblis harus berada di bawah kaki kita. Dalam hidup rumah tangga Anda, Iblis harus berada di bawah kaki Anda. Dalam hidup pernikahan Anda nanti, Iblis harus berada di bawah kaki Anda. Dalam hidup gereja Anda, Iblis harus berada di bawah kaki Anda. Anda harus memberi tahu dia, "Hai Iblis, kedudukanmu adalah di bawah kakiku." Di sini dan sekaranglah Iblis harus berada di bawah kaki kita.

dd. Para Saleh Harus Berperang Melawan Musuh

Dua Korintus 10:3-5 dan Efesus 6:11-13 memberi tahu kita bahwa kita harus berperang melawan musuh. Kita tidak hanya berperang bahkan bergulat. Bergulat lebih sukar daripada berperang. Kita harus bergulat dengan kuasa jahat di angkasa.

ee. Kaum Saleh Pemenang Akan Berkuasa atas Bangsa-bangsa

Kaum saleh pemenang akan berkuasa atas bangsa-bangsa (Wahyu 2:26-27). Dalam Kerajaan Seribu Tahun, mereka akan menjadi raja bersama Kristus, memerintah atas seluruh bumi (Wahyu 20:4, 6). Pada waktu itu, Allah akan berkuasa sepenuhnya di bumi. Itulah penggenapan dari yang diinginkan Allah dalam Kejadian 1.

ff. Semua Orang Saleh Akan Meraja Sampai Kekal

Akhirnya, semua orang saleh, di dalam Yerusalem Baru, akan memerintah sebagai raja atas bumi sampai selama-lamanya. Pada waktu itu, Iblis, malaikat jahat di angkasa dan di laut beserta semua setan akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:10, 13-14; Matius 25:41). Semua pencemaran akan dibersihkan. Angkasa, air, dan bumi telah dicemari. Ketika kekekalan itu datang, semua kecemaran akan lenyap. Segalanya akan menjadi bersih dan Allah akan berkuasa di sana. Kuasa Allah akan ditegakkan di bumi. Di dalam alam dan wilayah itu gambar Allah akan diekspresikan sepenuhnya. Itulah kerajaan kekal, pemerintahan Allah.

Kejadian 1 adalah suatu tempat persemaian. Semua benih kebenaran ditaburkan di sana. Kita telah melihat bahwa istilah terang telah ditaburkan dalam Kejadian 1 dan berkembang terus melalui seluruh Alkitab sampai pada Wahyu 22, di sana tidak perlu lagi matahari, bulan, atau terang lainnya. Allah sendiri adalah terang. Demikian pula, kata "gambar" pertama-tama muncul dalam Kejadian 1 dan dikembangkan terus melalui seluruh Alkitab sampai kita melihat Yerusalem Baru mempunyai gambar Allah dan mengekspresikan Allah. Dalam prinsip yang sama, kata "berkuasa" juga membutuhkan penjelasan seluruh Alkitab. Dari kata "berkuasa" dalam Kejadian 1 sampai Wahyu 22:5, kita lihat semua orang saleh akan meraja beserta Allah sampai selama-lamanya. Itulah perampungan sempurna dari pemerintahan Allah.

Manusia diciptakan menurut gambar Allah untuk mengekspresikan Allah dan diberi kuasa Allah untuk mewakili Allah dan menanggulangi musuh-Nya. Hari ini, gereja adalah bagian besar dari manusia kedua. Kewajiban dan tugas gereja ialah secara positif mengekspresikan Allah dan secara negatif menaklukkan musuh Allah. Inilah tugas kita, kita harus memikul tanggung jawab ini.

Kejadian (6): Pemulihan dan Penciptaan Lebih Lanjut Allah (3): Tujuan

Kejadian (5): Terang Hari Keempat (Sisipan)

Kejadian (4): Pemulihan dan Penciptaan Lebih Lanjut Allah (2): Proses

Kejadian (3): Pemulihan dan Penciptaan Lebih Lanjut Allah (1): Proses

Kejadian (2): Pemberontakan dan Perusakan Iblis (Satan)

Kejadian (1): Sketsa Umum dan Pokok Pikiran

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA