Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Tersedia guru-guru Bahasa Indonesia terbaik

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah

Apa itu buku fiksi?

Buku fiksi merupakan sebuah buku yang berisi cerita yang tidak nyata. Dapat dikatakan bahwa buku fiksi adalah hasil jenis buku karangan hasil imajinasi atau khayalan penulis. Buku fiksi tidak memerlukan pertanggung-jawaban atas realita fakta dan kebenaran suatu cerita. Meski bukan cerita nyata, cerita fiksi dalam buku fiksi dapat membuat pembaca larut dalam alur cerita. Tentu ini tergantung dari kepandaian penulis dalam membuat alur cerita, pemilihan diksi kata, dan sentuhan emosi yang mampu membius para pembaca. Contoh buku fiksi yang paling banyak kita temui adalah novel, komik, dongeng, cerita pendek, puisi, hikayat, dan lain-lain.

Sedangkan buku non fiksi adalah buku yang berisi cerita non fiksi atau bukan fiksi. Artinya berkebalikan dengan buku fiksi yang mengacu pada imajinasi dan khayalan penulis, buku nonfiksi adalah buku yang pembuatannya mengacu pada data dan fakta sehingga cerita atau kejadian di dalamnya merupakan hal yang benar-benar terjadi. Itulah perbedaan buku fiksi dan non fiksi yang paling mendasar.

Dalam hal ini seorang penulis buku non fiksi harus bertanggung jawab terhadap semua isi dalam buku baik pemikiran, informasi, data, dan cerita yang tersajinya. Contoh buku nonfiksi yang sering kita temui, antara lain yaitu buku pelajaran, esai, dokumenter, artikel ilmiah, biografi, opini, laporan ilmiah, ensiklopedia, dan lain-lain.

Tetapi jika kamu menemukan suatu buku yang berisi cerita atau sejarah yang didukung oleh data dan riset, tidak serta merta itu digolongkan kedalam buku nonfiksi ataupun fiksi. Maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat mengidentifikasi sebuah karya buku. Hal utama yang menjadi indikator sebuah buku tergolong kedalam fiksi atau nonfiksi adalah unsur penyusunnya. Maka sangat penting untuk mempelajari unsur buku fiksi dan non fiksi.

Pahami juga pengertian konjungsi temporal untuk menambah pengetahan Anda!

B. Unsur-unsur Buku Fiksi

Sebuah buku akan disebut buku fiksi jika mengandung unsur-unsur berikut.

1. Sampul Buku

Pada bagian ini disajikan garis besar yang terkandung dalam buku, antara lain judul, penulis, penerbit, tahun terbit, dan hal penting lain yang bisa disajikan. Umumnya bahasa yang digunakan pada sampul buku fiksi lebih santai dan kasual. Desain gambar juga bisanya terlihat lebih artistik dan bebas.

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah
Laut Bercerita karya Laila S. Chudori adalah contoh buku fiksi dengan sampul yang bagus. Sumber Wonosobo.click

2. Pokok Bab Buku

Pada bagian ini pembaca mendapatkan informasi terkait kata pengantar. Melalui kata pengantar inilah penulis menuliskan gambaran terkait isi buku dan ucapan terima kasih kepada pihak yang mendukung. Bagian ini biasanya ditulis dengan singkat dengan bahasa yang khas.

3. Judul Bab dan Sub-bab

Pada bagian ini kamu bisa melihat isi dari seluruh bab dan sub-bab melalui daftar isi. Daftar isi bisanya ditulis secara urut berdasar halaman atau urutan bab pada buku, bukan berdasar abjad atau alfabet. Untuk angka halaman terkadang ada penulis yang sengaja tidak mencantumkannya.

4. Tema

Bagian ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan pedoman jalannnya cerita. Dalam karya tulis, tema sejajar dengan topik pokok. Seperti apapun alur cerita, penulis akan berpedoman pada tema tersebut sehingga tidak melenceng teralu jauh dari bahasan cerita

5. Penokohan atau Perwatakan

Unsur penting lainnya adalah penokohan/perwatakan. Perwatakan dari tokoh ini menjadi senjata penulis untuk membuat pembaca tertarik. Melalui perwatakan, penulis dapat menuliskan pesan moral sehingga dalam sebuah cerita tokoh yang berkarakter jahat sama pentingnya dengan tokoh berkarakter baik.

Terdapat tiga jenis karakter dalam cerita fiksi. Protagonis adalah tokoh dengan karakter baik, dan antagonis adalah tokoh dengan watak jahat. Ada juga tokoh tritagonis yang memiliki peranan sebagai karakter pembantu tokoh utama.

6. Bahasa yang Digunakan

Bahasa dalam sebuah buku fiksi biasanya disajikan dalam bentuk konotatif. Artinya kata yang digunakan adalah kata yang memiliki arti kiasan atau bukan makna yang sebenarnya. Tujuan digunakannya bahasa konotif adalah untuk menambahkan unsur keindahan sastra kedalam cerita. Karena pada dasarnya buku fiksi ditulis untuk menghibur pembaca.

Beberapa gaya bahasa dalam buku fiksi bisa berupa majas, baik jenis majas hiperbola maupun majas metafora ataupun majas lainnya. Tidak jarang juga terdapat puisi, kata mutiara, dan pantun di dalam buku fiksi

7. Penyajian Alur Cerita

Unsur terpenting lainnya adalah alur cerita. Alur cerita fiksi merupakan urutan dan rangkaian peristiwa yang dibentuk menjadi cerita. Cerita fiksi yang bagus akan menyajikan alur cerita yang menarik dan berkesan di hati pembaca.

Terdapat beberapa alur cerita yang umum digunakan, antara lain alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Alur maju merupakan alur cerita yang jalan ceritanya urut dari awal hingga akhir. Sedangkan alur mundur berkebalikan dengan alur maju, yaitu jalan ceritanya dimulai dari akhir dan berhenti di awal atau sekarang.

Biasanya alur mundur ditandai dengan adanya koflik di awal cerita, lalu disajikan mundur ke masa lalu sebagai kilas balik yang menjadi pemicu konflik. Hal ini dilakukan untuk mencari penyebab dari konflik dan mendapatkan penyelesaian di akhir cerita cerita.

Adapun alur campuran merupakan jalan cerita yang di dalamnya terdapat alur maju dan alur mundur. Alur ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih. Jika tidak disajikan dengan rapi, maka jalannya cerita akan jelek dan membuat bingung pembaca. Penulis biasanya mengawali sebuah cerita di tengah, sehingga lebih mudah dalam membuat jalan cerita baik alur maju ataupun alur mundur.

Inilah struktur teks biografi yang perlu kamu ketahui!

C. Unsur-unsur Buku Nonfiksi

Sebuah buku akan disebut buku nonfiksi jika mengandung ciri-ciri berikut.

1. Sampul Buku

Berikut ini yang tidak terdapat dari buku fiksi adalah
Muhammad Rifai pernah menuliskan buku nonfiksi tentang Gus Dur. Sumber: Lazada

Beberapa hal yang terkandung di dalam sampul buku nonfiksi, sama dengan isi sampul buku fiksi. Yang membedakan adalah gaya bahasa, pada buku nonfiksi umumnya memakai bahasa formal dan baku sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan pada buku fiksi memiliki bahasa yang cenderung bebas.

2. Pokok Bab Buku

Pada bagian ini, penulis menyajikan kata pengantar, latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan karya tulis tersebut. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan formal.

3. Judul Bab dan Sub-bab

Bagaian ini hampir semua sama dengan Judul Bab dan Sub-bab pada buku fiksi. Yaitu daftar ini disusun berdasarkan urutan bab dan halaman. Bedanya adalah pada buku nonfiksi judul bab dan sub-bab ditulis dengan bahasa baku dan angka halaman buku pasti dicantumkan dan mengacu pada aturan penulisan.

4. Isi

Pada bagian ini akan dituliskan secara detail dan terperinci isi dari buku atau cerita dengan bahasa yang baku. Di bagian ini juga disajikan data pendukung, fakta, serta riset yang mendukung karya nonfiksi tersebut. Pada bagian inilah yang paling membedakan antara buku fiksi dan nonfiksi

Jika Anda juga ingin tahu tentang jenis-jenis majas, silahkan ikuti artikel Kami lainnya!

5. Cara Menyajikan Isi

Cara menyajikan isi sangat erat kaitannya dengan referensi pada daftar pustaka. Buku nonfiksi memiliki kumpulan referensi dari karya-karya nonfiksi juga. Tidak dibenarkan sebuah buku nonfiksi bersumber pada karya fiksi. Hal ini karena buku nonfiksi mengacu pada kebenaran data dan cerita, bukan mengacu pada keindahan bahasa sastra.

6. Bahasa yang Digunakan

Seperti yang sudah Kami jelaskan, bahasa yang dipakai pada buku nonfiksi adalah bahasa baku yang sesuai dengan KBBI. Jika ada istilah serapan dari bahasa asing, penulis akan menyajikannya dalam bentuk miring serta memasukkannya kedalam daftar glosarium pada bagian buku.

Penggunaan diksi atau pilihan kata pada buku nonfiksi biasanya merupakan kata yang umum dan baku serta mengandung arti denotatif atau memiliki makna yang sebenarnya. Artinya tidak ada kata kiasan di dalam buku nonfiksi.

7. Sistematika Penulisan

Penulisan buku nonfiksi tersaji dengan urut, teratur, terstruktur, sistematis, jelas dan tidak rancu. Selain itu, sistem penulisannya harus berpedoman pada aturan penulisan yang benar. Pada bagian tertentu penulis juga harus menyajikan kutipan dari sumber terpercaya.

Demikianlah penjelasan tentang buku fiksi dan nonfiksi. Silahkan klik disini untuk mengetahui apa saja jenis tanda baca dalam bahasa indonesia! Selamat Membaca!