Berikan beberapa contoh sikap yang sesuai dengan keadaan masyarakat multikultural

Lihat Foto

ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI

Kelompok kesenian menampilkan tarian multi etnis usai upacara HUT ke-73 Bhayangkara, di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Rabu (10/7/2019). HUT ke-73 Bhayangkara yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut mengangkat tema Dengan Semangat Promoter Pengabdian Polri Untuk Masyarakat-Bangsa dan Negara.

KOMPAS.com - Bangsa Indonesia disebut sebagai masyarakat multikultural. Tahukah kamu apa pengertian masyarakat multikultural?

Pengertian masyarakat multikultural

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, istilah masyarakat multikultural terdiri dari tiga kata yaitu masyarakat, multi, dan kultural.

Masyarakat artinya adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan bersama.

Multi berarti banyak atau beranekaragam. Sedangkan kultural berarti budaya.

Jadi, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan.

Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan.

Banyaknya struktur kebudayaan ini disebabkan banyaknya suku bangsa yang mempunyai struktur budaya sendiri, yang berbeda dengan budaya suku bangsa lain.

Pada hakikatnya, konsep masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak suku bangsa dan budaya dengan beragam adat istiadat.

Dalam kerangka hidup bersama berdampingan satu sama lain yang sederajat dan saling berinterseksi dalam suatu tatanan kesatuan sosial politik.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Ini dibuktikan dengan banyaknya suku dan kebudayaan.

Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sosiologi yaitu Tentang “Masyarakat Multikultural“. Berikut dibawah ini penjelasannya:

Pengertian Masyarakat Multikultural

Multikultural berasal dari bahasa Inggris multicultural, multi artinya banyak dan cultural artinya budaya. jadi multicultural adalah banyak budaya.

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang memiliki satu pemerintahan tetapi dalam masyarakat itu masing-masing terdapat segmen-segmen yang tidak bisa disatukan.

Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian masyarakat multikultural menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.

Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau kelompok yang secara kultural terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.

Menyatakan bahwa masyarakat multikultural memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut.

  • Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
  • Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersifat menkomplementer.
  • Kurang mengembangkan konsensus mengenai nilai-nilai yang bersifat dasar
  • Secara relative sering mengalami konflik-konflik antara satu kelompok dengan yang lain
  • Secara relatif tumbuh integrasi social di atas paksaan (coercion )dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
  • Adanya dimonasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Menyatakan masyarakat multikultural membicarakan tentang masyarakat Negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan.

Karakteristik masyarakat multikultural:

  • Segmentasi kelompok dengan budaya sendiri.
  • Struktur sosial yang terbagi
  • Lemahnya konsensus
  • Konflik tinggi
  • Integrasi paksaan
  • Dominasi politik

Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri masyarakat multikultural, yaitu sebagai berikut:

  • Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku,ras,dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang di sebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negri maupun luar negri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
  • Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen tertentu.
  • Konsesnsus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adany asuatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam penganbilan keputusan.
  • Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam suku adat dankebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah.
  • Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama
  • Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.

Jenis-Jenis Masyarakat Multikultural

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis masyarakat multikultural, yaitu sebagai berikut:

Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan. Dalam sosiologi, interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk. Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.

Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah. Dalam memanfaatkan sarana-sarana interseksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu. Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang terdiri dari banyak suku,budaya,agama, dan lain-lain yang berbaur menjadi satu kesatuan di dalam komunitas tertentu.

Artikel Terkait:  Materi Mobilitas Sosial

Konsolidasi merupakan suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah diyakini agar kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana hal ini dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.

Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan untuk memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu. Jadi, yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa yang telah melekat pada dirinya.

Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan.

Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.

Jadi, suatu primordialisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging. Maka setiap orang yang memiliki primordial pasti dia akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah mendarah daging dalam dirinya.

Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut in group feeling (keikut sertaan dalam kelompok) tinggi. Biasanya dalam suatu kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa, perang antar suku ataupun perang dalam agama dan sebagainya. Tapi entosentris lebih kepada anggapan suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.

Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul. Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain.

Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.

Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki dekengan (jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya. Contoh : Hahdhotul Ulama’ memiliki dekengan berupa Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat Nasional(PAN), dll. Jadi, jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki suatu dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam pemilihan umum.

Prasangka dan stereotype adalah suatu penilaian ras / etnis berdasarkan pendapat orang banyak yang belum pernah dibuktikan tetapi dianggap benar.

Mutual akulturasi merupakan proses interseksi yang berjalan terus menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai budaya kelompok lain.

Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural

Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku, ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa, maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Berkaca dari masyarakat multikultural bangsa Indonesia, kita akan mempelajari penyebab terbentuknya masyarakatmultikultural.Cobalah perhatikan peta Indonesia! Setelah melihatnya apa yang ada dalam benakmu? Terlihat Indonesia, sebagai sebuah negara yang kaya akan khazanah budaya. Beribu-ribu pulau berjajar dari ujung barat sampai ujung timur, mulai dari Sumatra hingga Papua. Setiap pulau memiliki suku bangsa, etnis, agama, dan ras masing-masing. Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multikultural.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bisa jadi merupakan sebuah ”monumen” betapa bangsa yang mendiami wilayah dari Sabang sampai Merauke ini memang merupakan bangsa yang majemuk, plural, dan beragam. Majemuk artinya terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan, plural artinya lebih dari satu, sedangkan beragam artinya berwarna-warni. Bisa kamu bayangkan bagaimana wujud bangsa Indonesia. Mungkin dapat diibaratkan sebagai sebuah pelangi.

Artikel Terkait:  Materi Dinamika Penduduk

Pelangi itu akan kelihatan indah apabila beragam unsur warnanya bisa bersatu begitu pula dengan bangsa kita. Indonesia akan menjadi bangsa yang damai dan sejahtera apabila suku bangsa dan semua unsure kebudayaannya mau bertenggang rasa membentuk satu kesatuan. Kita mencita-citakan keanekaragaman suku bangsa dan perbedaan kebudayaan bukan menjadi penghambat tetapi perekat tercapainyapersatuan Indonesia.

Namun, kenyataan membuktikan bahwa tidak selamanya keanekaragaman budaya dan masyarakat itu bisa menjadikannya pelangi. Keanekaragaman budaya dan masyarakat dianggap pendorong utama munculnya persoalan-persoalan baru bagi bangsa Indonesia. Contoh keanekaragaman yang berpotensi menimbulkan permasalahan baru sebagai berikut:

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah keberadaan ratusan suku bangsa yang hidupdan berkembang di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila masing-masing suku bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain. Kompleksitas nilai, norma, dan kebiasaan itu bagi warga suku bangsa yang bersangkutan mungkin tidak menjadi masalah. Permasalahan baru muncul ketika suku bangsa itu harus berinteraksi sosial dengan suku bangsa yang lain. Konkretnya, apa yang akan terjadi denganmu saat harus bertemu dan berkomunikasi dengan temanmu yang berasal dari suku bangsa yang lain?

Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan kebudayaan.

Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-agama besar pun muncul dan berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganut yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang, karena tidak satu agama pun yang mengajarkan permusuhan. Tetapi, mengapa juga tidak jarang terjadi konflik atas nama agama?

Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak bangsa luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia. Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain-lain. Dengan sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya.Bangsa-bangsa asing itu tidak saja hidup dan tinggal di Indonesia, tetapi juga mampu berkembang secara turun-temurun membentuk golongan sosial dalam masyarakat kita. Mereka saling berinteraksi dengan penduduk pribumi dari waktu ke waktu. Bahkan ada di antaranya yang mampu mendominasi kehidupan perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina. Permasalahannya, mengapa sering terjadi konflik dengan orang pribumi?

Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai kelompok etnis, agama, budaya yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.

Berkaitan dengan perbedaan identitas dan konflik sosial muncul tiga kelompok sudut pandang yang berkembang, yaitu:

Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika seperti suku, ras, agama merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis maupun budaya.

  • Pandangan Kaum Instrumentalisme

Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai alat yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk materiil maupun nonmateriil.

  • Pandangan Kaum Konstruktivisme

Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.

Solusi Mengatasi Masyarakat Multikultural

Berikut ini terdapat beberapa solusi mengatasi masyarakat multikultural, yaitu sebagai berikut:

Proses di mana seseorang meninggalkan tradisi budaya mereka sendiri untuk menjadi dari bagian dari budaya yang berbeda. Dengan demikian kelompok etnis yang berbeda secara bertahap dapat mengadopsi budaya dan nilai-nilai yang ada dalam kelompok besar, sehingga setelah beberapa generasi akan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

Suatu kelompok etnis mengasingkan diri dari dari kebudayaan mayoritas, sehingga interaksi antar kelompok sedikit sekali, atau tidak terjadi. Sehingga potensi konflik menjadi kecil.

Merupakan keadaan ketika kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap konformistis, terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, tetapi dengan tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri.

Suatu masyarakat di mana kelompok-kelompok sub ordinat tidak harus mengorbankan gaya hidup dan tradisi mereka, bahkan kebudayaan kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh terhadap kebudayaan masyarakat secara keseluruhan.

Manfaat Masyarakat Multikultural

Manfaat dari masyarakat multikultural perlu untuk diketahui, karena dengan ini suatu masyarakat akan memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat lain. Berikut ini adalah manfaat dari masyarakat multikultural :

  • Menggali kearifan setiap budaya, Dengan hubungan yang harmonis antarmasyarakat, maka dapat digali kearifan yang dimiliki oleh setiap budaya, untuk mungkin dicontoh oleh masyarakat lain.
  • Muncul sikap toleransi : Hal ini akibat dari adanya rasa penghargaan terhadap budaya lain dan merupakan syarat utama dari masyarakat multikultural.
  • Menjadi benteng pertahanan, Masyarakat yang multikultural dapat menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya kapital yang cenderung melumpuhkan budaya yang beragam. Paham kapitalisme cenderung diskriminatif dan mengabaikan eksistensi budaya setempat.
  • Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera, Dengan multikulturalisme, bangsa-bangsa duduk bersama, saling menghargai, dan saling membantu untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Masalah yang dihadapi oleh suatu masyarakat secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap masyarakat lain pula.
  • Mengajarkan pandangan bahwa kebenaran tidak dimonopoli, Kebenaran tidak hanya dimonopoli oleh satu orang atau kelompok saja, tetapi ada dimana-mana tergantung dari sudut pandang setiap orang. Masyarakat multikultural menganggap bahwa dengan saling mengenal dan saling menghargai budaya orang lain, dapat tercipta kehidupan yang penuh toleransi, sehingga tercipta masyarakat yang aman dan sejahtera.

Contoh Masyarakat Multikultural

Berikut ini terdapat beberapa contoh masyarakat multikultural, yaitu sebagai berikut:

  1. Orang Bali yang sangat menerima perbedaan budaya dan perbedaan lain yang sangat berbeda dengan budaya mereka.
  2. Toleransi kehidupan beragama dalam masyarakat dapat memperkuat hubungan dan persatuan dalam negara.
  3. Bergabung satu sama lain tanpa memandang latar belakang orang-orang yang berbagi visi dan misi dengan kami.
  4. Jangan menghina kepercayaan yang sama dari yang lain.
  5. Orang Jawa, Bali dan Madura yang termasuk dalam organisasi yang sama. Mereka tidak mempertanyakan latar belakang etnis yang mereka miliki karena mereka memiliki tujuan bersama dalam organisasi.
  6. Institusi agama yang menampung beberapa agama yang berbeda dan memiliki struktur yang berbeda. Lembaga keagamaan tidak saling melengkapi karena karakteristik masyarakat yang berbeda berbeda.
  7. Pecahnya konflik antara mayoritas Muslim dan kasus Ahok, yang dianggap tidak toleran terhadap agama Islam dan yang penolakannya merupakan fitnah.
  8. Undang-undang anti-diskriminasi untuk penggunaan fasilitas publik.
  9. Orang yang bekerja di perusahaan milik orang lain yang berkomitmen untuk mematuhi semua aturan yang ditetapkan.
  10. Mayoritas Muslim di Jakarta tidak ingin pemimpin non-Muslim menjalankan wilayah mereka karena mereka tidak mematuhi aturan Islam.
  11. Penghancuran masjid di sekte Ahmaidyah karena ketidakpatuhan terhadap aturan agama Islam yang ditetapkan dalam Alquran dan hadis.
  12. Peristiwa di Poso disebabkan oleh konflik antara Islam dan Kristen dan elemen luar lainnya.
  13. Munculnya gerakan separatis, Gerakan Aceh Merdeka dan Organisasi Papua Merdeka, yang ingin dipisahkan dari negara Indonesia.
  14. Pemotongan batu nisan dalam bentuk salib oleh sejumlah orang atas nama agama, yang dianggap tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di wilayah tersebut.
  15. Larangan mengadakan kebaktian di gereja sebagai suara yang mengganggu.
  16. Jangan izinkan penggunaan speaker saat Anda mengulangi panggilan doa.
  17. Seorang wanita yang tidak diperbolehkan mengenakan jilbab saat bekerja di kantor pribadi mengurangi nilai penampilan.
  18. Lakukan kegiatan kolaboratif bersama setiap hari Minggu untuk memastikan kebersihan dan kelestarian lingkungan.
  19. Kunjungi undangan open house ketika teman-teman dari berbagai agama merayakan festival.
  20. Tidak menyinggung karakteristik ras yang dimiliki teman. Contoh menyebutnya “negro” karena memiliki warna hitam, atau “Cina” karena memiliki mata sipit.

Daftar Pustaka:

  1. Maryati, Kun. 2007. Sosiologi untuk SMA dan MA Jilid 2. Jakarta: Esis
  2. Huntington, Samuel P alih bahasa Ruslani, Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia, Yogyakarta: Qalam, 2000.
  3. Fay, Brian, Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicultural Approach. Oxford: Blackwell. 1996.
  4. Rorty, Richard, Philosophy and the Mirror of Nature, Oxford: Basil Blackwell. 1980.
  5. Budiman, Hikmat, Hak Minoritas. Dilema Multikulturalisme di Indonesia, Jakarta: The Interseksi Foundation, 2005.
  6. Patra M. Zen, Komentar Hukum: Hak-hak Kelompok Minoritas dalam Norma dan Standar Hukum Internasional Hak Asasi Manusia, Jakarta: The Interseksi Foundation, 2005.
  7. Stavenhagen, Rudolfo, Education for a Multikultural world, in Jasque Delors (et all), Learning: the treasure within, Paris, UNESCO, 1996.
  8. Azra, Azyumardi, Pendidikan Kewargaan dan Demokrasi di Indonesia, dalam Ikhwanuddin Syarief & Dodo
  9. Murtadlo (eds), Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru: 70 Tahun Prof. Dr. HAR Tilaar MscEd, Jakarta: Grasindo, 2002.

Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sosiologi Tentang Contoh Masyarakat Multikultural: Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Jenis, Faktor, Solusi dan Manfaat

Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!

Baca Artikel Lainnya:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA