Berapa Volt tegangan dari spul pengapian Motor

Bekasi, KompasOtomotif – Ternyata, usia pakai aki sepeda motor tak hanya bergantung pada pemakaian dan perawatan. Sistem pengisian atau suplai listrik ke aki juga menjadi faktor penentu. Ini berbeda dengan mobil yang rata-rata sudah menggunakan regulator canggih dan alternator besar, sehingga pengisian aki jauh lebih stabil.

Jari Hermanyanto, Mechanic in Chief DMS motor, bengkel spesialis kelistrikan dan efisiensi sepeda motor di Jati Asih, Bekasi, mengatakan bahwa sistem pengisian harus diperiksa sesekali. ”Usia pakai aki juga tergantung pada kestabilan pengisian,” jelasnya. Kepada KompasOtomotif, (5/3/2014).

Dijelaskan, pada saat mesin hidup, kumparan atau biasa disebut spul akan menghasilkan listrik yang dikontrol oleh regulator. Listrik inilah yang akan mengisi aki. Besarnya pengisian ke aki harus pas, tidak boleh kurang, juga tidak boleh berlebih.

Jika pengisian kurang dari kebutuhan, listrik di aki akan habis alias tekor. Sebaliknya jika berlebih, aki akan mendapat tekanan terlalu banyak, biasanya akan menggembung dan tentu saja rusak.

Perumpamaan
Aki ibarat ember berisi air dengan keran di atasnya. Lalu air itu digunakan untuk mandi. Orang yang mandi diumpamakan peranti kelistrikan seperti starter, lampu, klakson dan sebagainya. Sedangkan keran diibaratkan sebagai regulator.

Saat air dipakai untuk mandi, keran harus menyuplai air untuk menjaga ember tetap penuh. Saat air tidak digunakan, maka keran harus dikecilkan alirannya. Jika keran tidak mengalirkan air dengan cukup saat ada orang mandi, air di ember akan habis. Begitu pula sebaliknya jika kucuran air berlebih sementara penggunaan tidak ada, maka air akan meluap.

”Begitu seterusnya selama sepeda motor digunakan. Jika menyalakan lampu atau membunyikan klakson saat mesin mati, artinya keran juga tidak menyuplai air, dan air di ember akan berkurang,” beber Jari detail.

Volt Meter
Untuk memastikan pengisian aki sesuai, paling tepat menggunakan ampere meter. Namun cara paling mudah, mengecek tegangannya dengan volt meter. Alat ini ini bisa menjadi multitester biasa yang banyak tersedia di pasaran, atau ada pula volt meter sebagai aksesoris motor.

Saat mesin mati, tegangan di aki yang sehat sekitar 12,3 – 12,6 Volt. Saat mesin hidup, tegangan akan naik maksimal 14,2 Volt. Jika lebih dari itu, maka pengisian berlebih dan akan memperpendek umur aki.

Saat listrik digunakan, misalnya lampu rem, klakson dan sein hidup, tegangan aki minimal adalah tegangan saat mesin mati. Jadi tidak boleh kurang dari 12,3 V. Kalau kurang, berarti aki tekor, artinya listrik di aki akan cepat habis dan rusak. ”Jika aki rusak dalam kurun waktu kurang dari setahun, pemeriksaan sistem pengisian harus dilakukan sebelum mengganti aki baru,” tutup Jari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya

Bagi kendaraan bermotor, energi listrik merupakan komponen penting. Apalagi mengingat energi listrik  merupakan sumber tenaga yang akan menggerakkan kendaraan bermotor tersebut. Energi listrik dari kendaraan bermotor dihasilkan oleh sebuah alat yang disebut dengan spul motor.

Dengan alat yang juga biasa disebut dengan kumparan tersebut, seluruh kebutuhan listrik dari kendaraan bermotor bisa terpenuhi. Oleh karena itu, bagi kendaraan bermotor, alat ini menjadi komponen penting untuk memasok kebutuhan listrik yang diperlukan.

Mengenal Sekilas Tentang Spul Motor

Pada intinya, spul dari kendaraan bermotor ini merupakan kumparan berupa lilitan kawat tembaga yang masing-masing memiliki inti batang karbon.  Jumlah lilitan dari kawat tembaga tersebut tidak sama antara satu spul dengan spul lainnya.

Baca Juga : Jangan Keliru, Ini Fungsi Odometer dan Jenis-Jenisnya

Jumlah lilitan kawat tembaga tersebut tidak bisa dihitung dengan sembarangan. Ini karena jumlah lilitan tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya tegangan listrik yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah lilitan, maka akan semakin besar pula energi yang dihasilkan.

Oleh karena itu dalam pembuatannya, spul motor dibuat dengan sangat teliti. Ini mengingat jumlah lilitan dari kawat tembaga yang dibuat akan sangat mempengaruhi terhadap besar kecilnya arus induksi yang akan dihasilkan.

Apabila spul dibuat untuk kendaraan yang membutuhkan tenaga listrik yang besar, maka jumlah lilitan kawat tembaga juga semakin banyak. Sebaliknya apabila tenaga listrik yang dibutuhkan standar, maka jumlah lilitan kawat juga dalam jumlah standar.

Fungsi Spul Motor

Baca Juga : Ini Keunggulan Spesifikasi Keyless GSX-R150

Apa sebenarnya fungsi spul motor? Mengapa alat ini menjadi sangat penting bagi kendaraan bermotor? Apa saja akibat yang ditimbulkan  apabila terjadi kerusakan pada alat tersebut? Di bawah ini akan diulas satu persatu secara lebih mendetail dan jelas.

Pada intinya, alat ini merupakan alat yang berfungsi sebagai penghasil sumber tenaga listrik. Dengan adanya alat ini, maka listrik yang dibutuhkan oleh komponen-komponen dalam sepeda motor seperti lampu, klakson, lampu sein dan lainnya bisa berfungsi.

Baca Juga : Fungsi Gearbox Mobil: Cara Kerja dan Ciri Kerusakannya

Tenaga listrik yang dihasilkan berasal dari kumparan kawat tembaga yang terdapat dalam spul. Dari sini, akan dihasilkan aliran listrik yang biasanya masih berupa tegangan listrik bolak-balik. Agar bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga, arus listrik harus diubah menjadi arus searah.

Tegangan listrik yang akan digunakan tersebut harus berupa arus searah agar bisa berfungsi. Di sini dibutuhkan sebuah alat berupa kiprok. Setelah arus listrik sudah dalam bentuk searah, maka arus listrik dialirkan menuju aki melalui kiprok tersebut.

Komponen Dalam Spul Motor

Spul motor sendiri memiliki komponen yang akan membantu menghasilkan sumber listrik. Komponen dalam alat ini berupa kumparan, yaitu lilitan dari dari kawat tembaga dengan jumlah yang ditentukan untuk menghasilkan arus listrik.

Melalui lilitan dari kawat tembaga tersebut, arus listrik dua arah dihasilkan. Jumlah lilitan kawat tersebut menentukan besar kecilnya tegangan listrik yang dihasilkan. Semakin banyak lilitan, maka semakin besar pula tegangan listrik yang dihasilkan.

Oleh karena itu, dalam pembuatannya, jumlah lilitan kawat tembaga sangat diperhatikan. Apabila membutuhkan arus listrik yang besar, maka jumlah lilitan kawat juga  semakin banyak. Demikian pula sebaliknya. Bila menginginkan arus kecil, maka jumlah lilitan kawat juga sedikit.

Arus listrik yang dihasilkan oleh kumparan kawat tersebut berupa arus listrik bolak balik (Alternating Current). Jenis arus ini tidak bisa menggerakkan mesin kendaraan, sehingga sebelum sampai di sana, arus diubah menjadi arus listrik searah  (DC).

Penyebab Kerusakan Spul Motor

Bekerja dengan tanpa henti, menyebabkan spul cepat sekali mengalami kerusakan. Terlebih mengingat banyak sekali komponen kendaraan yang membutuhkan tenaga listrik, maka alat ini semakin cepat menjadi aus dan rusak. Disini ada beberapa hal penyebab spul rusak, berikut diantaranya.

  • Pemakaian Kendaraan Terus Menerus

Yang pertama adalah karena pemakaian kendaraan yang tiada henti. Dengan penggunaan kendaraan secara terus menerus, otomatis spul juga bekerja secara terus menerus. Hal ini menjadi pemicu spul cepat menjadi rusak.

Halaman 1 2 Tampilkan Semua

Buat sobat MOTOR Plus yang sudah upgrade kelistrikan pada motor kesayangan, seperti menggunakan lampu tambahan dan part kelistrikan lainnya, sebaiknya pantau dulu pengisian motor. Sebab, jika pengisian motor tidak sepadan, akan membuat aki motor sobat cepat tekor. Kan gak lucu saat lagi asyik riding, motor mogok atau kelistrikannya tidak berfungsi karena setrum aki habis.

“Ada beberapa cara untuk mengeceknya. Mulai dari yang sederhana, sampai pakai alat ukur standar. Tentu saja tingkat akurasinya beda-beda. Pada intinya sih supaya bisa membedakan, bagian mana yang bermasalah,” jelas Kamari, dari bengkel spesialis kelistrikan Hokiedokie.

Cara pertama, buat motor yang menggunakan pengapian DC atau CDI DC, tanpa alat pun kita bisa mengetahui pengisian bekerja atau tidak. Caranya, cukup dengan menyalakan mesin, lalu cabut sekring atau salah satu kabel aki.

“Disarankan cabut kabel massa saja, biar lebih aman. Jika mesin langsung mati, bisa dipastikan pengisian motor sedang bermasalah,” lanjutnya. Lalu, bagaimana dengan motor ber-CDI AC?

“Kalau ini, indikatornya bukan mesin, tapi lampu sein, rem dan klakson. Jika ketiga komponen tadi enggak berfungsi saat menjalankan trik tadi, maka pengisian bermasalah,” tambah Ari.

Cara kedua, menggunakan voltmeter. Prosesnya cukup mudah, yaitu dengan cara menghubungkan voltmeter ke kutub aki positif (+) dan negatif (-). Lalu hidupkan mesin. Oh ya, perlu dicatat info tegangan di aki saat mesin OFF, normalnya antara 12,4 – 13 volt. Jika di bawah 12 volt, mungkin aki lowbatt atau bisa juga soak.

Sedang saat mesin ON, tegangan harus terukur lebih tinggi dibanding saat mesin OFF. “Namun tidak lebih 15 volt. Jika nilai tegangan tidak mau naik dari saat mesin OFF, berarti pengisian bermasalah. Sebaliknya jika naiknya melebihi 15 Volt, maka pengisian disebut over charge. Ini bisa karena kiprok bermasalah,” sebut Ari.

Terakhir, menggunakan amperemeter. Ini, merupakan cara paling akurat. Cara ini, sekaligus bisa membuktikan aki soak atau cuma lowbat saja. Langkahnya, hidupkan mesin, lalu lepas salah satu kabel aki terus hubungkan amperemeter secara seri.

“Jika amperemeter berbentuk clamp, maka tinggal dijepit saja ke salah satu kabel aki. Semua beban kelistrikan dihidupkan, lalu baca ampere mulai dari rpm rendah hingga tinggi. Jika ampere surplus, berarti pengisian fit. Namun jika minus, tandanya pengisian tekor,” tutup mekanik di Jl. Pangeran Jayakarta No.31, Harapan Mulya, Bekasi, Jawa Barat ini. (www.motorplus-online.com)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA