Berapa persen air yang dapat diminum di bumi

Bumi merupakan planet yang kini dihuni oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Bumi mendukung kehidupan salah satunya karena memiliki kandungan oksigen serta air.

Tahukah Anda, lebih banyak air ketimbang daratan di Bumi. Air tersebut tersebar seperti di tanah, membentuk lautan yang luas, dan berada di atmosfer, dilansir dari Spaceplace NASA.

Jika air di Bumi disatukan, maka akan menjadi sebuah bola seluas 860 mil. Sebanyak 71 persen permukaan Bumi tertutup air. Hampir 96,5 persen semuanya adalah air asin.

Di dalam air garam terdapat berbagai jenis garam. Akan tetapi, kebanyakan mengandung natrium klorida, garam yang sama dengan yang kita tambahkan ke makanan.

 

Hanya 3,5 persen dari air tawar di Bumi yang dapat diminum. Sebanyak 68 persen sebagian besar air tawar terperangkap dalam es dan gletser.

Kemudian, sepertiga air tawar berada di tanah, yang biasa disebut air tanah dan dua persen terakhir air tawar berada di sungai dan danau.

Baca juga: Proses Penciptaan Manusia Dijelaskan dalam Alquran

(ahl)

  • #Air
  • #science
  • #Planet Bumi
  • #planet
  • #BUMI

Berapa banyak air yang bisa kita konsumsi? Berapa banyak air tawar yang bisa dikonsumsi oleh manusia?. Meskipun sebagian besar bumi diisi oleh air, ternyata jumlah (komposisi) air tawar yang bisa dikonsumsi manusia untuk minum tidak lebih dari 2,5 persen saja.

Memang 70,8% komposisi permukaan bumi diliputi air, namun tidak keseluruhan air tersebut dapat dikonsumsi manusia. Dari seluruh air yang terdapat di muka bumi, 97,5 persen di antaranya merupakan air asin yang terdapat di laut. Dan hanya 2,5 persen saja yang berupa air tawar.

Dari jumlah 2,5 persen air tawar (freshwater) yang dimiliki bumi paling banyak berupa glasier (gletser; bongkahan es) yakni sebesar 68,7 persen dari total air tawar yang ada. Kandungan air tawar terbesar kedua tersimpan di dalam tanah dalam bentuk airtanah (groundwater) sebesar 30,1 % dan sebanyak 0,8% tersimpan dalam bentuk tanah beku (permafrost).

Dan ternyata dari keseluruhan air tawar yang dimiliki bumi hanya sebanyak 0,4 persen yang terdapat di permukaan tanah (surface) dan atmosfir (atmospheric water). 0,4 persen air tawar inilah yang sering diperebutkan dan dikonsumsi oleh milyaran penduduk bumi.

Komposisi dan distribusi air (klik untuk memperbesar gambar)

Dari total air permukaan tanah (surface) dan atmosfir (atmospheric water) yang hanya 0,4% dari total jumlah air tawar di seluruh bumi sebagian besar berada di danau (freshwater lakes) yakni sebesar 67,4%. Sisanya berupa kelembaban tanah atau soil moisture (12,2%), atmosfer (9,5%), lahan basah lainnya (8,5%), sungai (1,6), dan terdapat pada tumbuhan dan hewan (0,8%).

Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai komposisi dan jumlah air tawar yang terdapat di bumi, silakan klik pada gambar di atas yang saya peroleh dari situs United Nations Environment Programme; //www.unep.org.

Kecilnya komposisi air tawar yang bisa kita konsumsi ditambah lagi dengan daya renewable (memperbaharui) air yang sangat lama. Kecepatan renewable air adalah sepuluh pangkat minus dua cm per detik. Dengan kecepatan itu dibutuhkan waktu hingga beberapa generasi bagi air untuk ber-renewable.

Nah setelah mengetahui fakta air tawar yang kita konsumsi sehari-hari sedemikian kecilnya dan musti berbagi dengan milyaran penduduk bumi, bijakkah bila kita tidak hemat air?.

Referensi dan gambar:

  • sains.kompas.com/read/2010/08/19/12293414/Komposisi.Air.Tawar.Bumi.Hanya.2.5.Persen.

Baca artikel tentang air dan lingkungan hidup lainnya:

Hanya 2,5% air di permukaan bumi merupakan air tawar yang bisa diminum. Sebagian besar tersimpan dalam bentuk es.

Kalau melihat permukaan bumi yang sebagian besar tertutupi oleh air, seakan-akan sumber air di dunia ini sangat melimpah ruah. Pada kenyataannya 97,5 % air di bumi adalah air laut dan air payau yang tidak dapat diminum. Sisanya 2,5% adalah air tawar. Dari sisa 2,5% tersebut yang merupakan sumber air yang dapat dipakai manusia hanyalah 0.003% saja, karena sebagian besar air tawar di bumi tersimpan dalam bentuk es dan gletser atau endapan salju. Cadangan air bersih terbagi secara tidak merata di permukaan bumi.

Dalam rangka Hari Air Sedunia, organisasi Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional, IRFC menerangkan, sekitar 880 juta orang di dunia tidak memiliki akses untuk air bersih. Sementara 2,7 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Bagi hampir sepertiga dari penduduk dunia, tidak tersedia air bersih secara mencukupi. Target Pembangunan Milenium PBB (UN Millenium Development Goal) yang ditetapkan tahun 2000, antara lain menyatakan bahwa sampai tahun 2015 PBB dengan 192 negara anggotanya sepakat untuk mengurangi jumlah penduduk di dunia yang tidak punya akses untuk air bersih dan fasilitas dasar sanitasi yang layak sampai separuhnya. IFRC menuntut dilaksanakannya lebih banyak kegiatan-kegiatan untuk menunjang pengadaan air bersih, sanitasi dan kebersihan masyarakat dunia.

Meskipun air pada dasarnya memiliki siklus pembaharuan alami, sayangnya banyak daerah-daerah yang tidak dapat lagi menyimpan air dengan jumlah dan kualitas yang mencukupi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan air bersih dan menurunnya cadangan air. Meningkatnya kebutuhan akan air bersih di seluruh dunia tak lepas dari pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya standard hidup. Sementara pencemaran lingkungan dan perubahan iklim ikut menyebabkan menurunnya cadangan air bersih bumi.

Memang hanya ada beberapa daerah yang menderita kekurangan air secara kronis. Di antaranya adalah daerah Sahel Afrika yang meliputi daerah Sahara di utara sampai savanna di Selatan, Timur Tengah, dan sebagian wilayah Asia. Kekurangan air bersih yang disebabkan oleh faktor ekonomi banyak terjadi di negara-negara berkembang. Mereka kekurangan dana untuk membangun infrastruktur dan sistem teknologi distribusi air yang beik. Jadi cadangan air yang tersedia tidak dapat digunakan secara efisien.

Menurut Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional, perubahan iklim dunia serta lajunya urbanisasi dan migrasi yang tidak terencana telah membawa dampak yang buruk bagi masyarakat miskin. Padahal akses air bersih, sanitasi dan pendidikan kesehatan seharusnya merupakan hak asasi manusia, tanpa memandang kaya atau miskinnya. IFRC mencatat bahwa sekitar 50% kapasitas kamar rumah sakit di negara berkembang dipenuhi oleh orang yang sakit karena kurangnya air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak.

Pada beberapa daerah di dunia, kekurangan air bahkan menjadi penyebab konflik. Di Asia Tengah misalnya, menurunnya kesehatan akibat buruknya kualitas air telah menyebabkan kerusuhan sosial. Di daerah Kenya Utara dan Darfur terjadi bentrok antara para petani dan kaum nomaden akibat perebutan sumber air.

Untuk mengatur masalah air antar negara, PBB telah mengeluarkan konvensi internasional untuk penggunaan sumber air mengalir dan air cadangan lintas perbatasan negara, termasuk air tanah. "The Convention on the Law of Non-Navigational Uses of International Watercourses" ini masih dalam tahap ratifikasi. Konflik yang disebabkan oleh perebutan penggunaan sumber air terjadi antara Pakistan dan India tahun 1960. Konflik tersebut terselesaikan dengan damai, dengan dikeluarkannya Konvensi Indus yang mengatur penggunaan sungai Indus dan anak sungainya di perbatasan Pakistan dan India.

Bersamaan dengan peringatan hari air sedunia tanggal 22 Maret, IFRC meminta kepada dunia untuk ikut serta dalam program "Global Water and Sanitation Initiative", yang bertujuan untuk mencapai 7 juta orang di dunia dengan program-program dasar penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi sebelum tahun 2015. Peringatan Hari Air Sedunia tahun ini, mengambil tema khusus mengenai kualitas air.

Munge Setiana
Editor: Hendra Pasuhuk

Mayoritas air yang ditemukan di Bumi tidak dapat diminum.

Ini adalah fakta umum bahwa dunia tertutup air. Faktanya, benua seperti pulau-pulau besar di lautan yang luas. Sekitar 75% dari bumi tertutup air. Tidak ada kekurangan air di bumi. 

Bumi membanggakan beberapa badan air terbesar termasuk lautan, danau, dan sungai yang membentang di sekitar dua pertiga dari permukaannya. 

Namun, terlepas dari kenyataan bahwa tiga perempat Bumi terdiri dari air, kurang dari 3% airnya adalah air tawar dan bukan air asin. Selain itu, dari air tawar yang ada, tidak semuanya tersedia untuk konsumsi manusia.

Berapa Banyak Air Tawar Yang Ada Di Bumi?

Sebagaimana dinyatakan di atas, sekitar 2,5% dari air bumi adalah air tawar. Dari air tawar yang tersedia di bumi, hanya 31% yang dapat digunakan. 

Sekitar 69% air tawar dalam bentuk lapisan es dan gletser di tempat-tempat seperti lapisan es Antartika dan Greenland, semakin mengurangi jumlah air minum yang tersedia. 

Jadi, jika hanya 31% air tawar yang tersedia untuk diminum, ini berarti 31% dari 2,5%=0,00775, yang setara dengan kurang dari 1%. Oleh karena itu, kurang dari 1% air bumi dapat diminum. 

Di beberapa daerah, gletser sering mencair di musim panas untuk menyediakan air minum tambahan. Namun, jumlah air dari pencairan gletser tidak cukup untuk meningkatkan ketersediaan air tawar hingga di atas 1%.

Dimana Tersedia Air Tawar Disimpan?

Hampir semua air tawar yang tersedia (tidak termasuk gletser) adalah air tanah. Air tanah muncul dan memberi makan sungai dan lahan basah jenuh. 

Bertindak sebagai reservoir yang juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan termasuk di bidang pertanian dan industri. Air tanah menyediakan sekitar 40% dari air minum.

Sumber air minum penting lainnya adalah air tawar permukaan. Air permukaan disimpan di danau, sungai, bendungan, dan sungai. Meskipun sungai dan bendungan sangat penting untuk pasokan air, mereka hanya mengandung 1% air tawar. 

Sekitar 0,001% air tawar terkandung dalam bentuk uap atmosfer, jumlah yang kecil mengingat fungsinya yang penting dalam cuaca. Namun, air di atmosfer mendaur ulang beberapa kali dalam setahun antara atmosfer dan permukaan bumi, yang menyebabkan hujan dan salju. Hujan dan salju sangat penting dalam mengisi kembali air permukaan

Berapa Banyak Orang Yang Tidak Memiliki Akses Ke Air Minum Bersih?

Dari kurang dari 1% air yang tersedia untuk minum, sebagian besar negara dunia ketiga tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan air minum yang aman dan bersih bagi rakyatnya. 

Menurut laporan WHO tahun 2008 tentang Air Minum dan Sanitasi, sekitar 885 juta orang, atau seperdelapan dari populasi dunia, tidak memiliki akses ke air bersih. Sekitar 3,6 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit akibat air minum yang tidak aman.

Bagaimana Masa Depan Air Minum Segar?

Meskipun air permukaan merupakan sumber air minum yang penting, air permukaan bergantung pada beberapa pola curah hujan yang bervariasi, yang membuatnya tidak dapat diandalkan. 

Melindungi dan mengelola air bawah tanah dan permukaan adalah tugas penting dalam memastikan ketersediaan air minum. Tidak ada yang bisa menciptakan lebih banyak air. 

Namun, dengan mengelola sumber air dan sistem distribusi, masyarakat memaksimalkan air yang tersedia dan memanfaatkan setiap tetesnya dengan baik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA