Tasmād Yajñat sarvahuta ṛcaḥ samani Yajñire,
chandaṁsi Yajñire Tasmād yajus Tasmād ajayata
Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepada-Nya umat Manusia
mempersembahkan berbagai Yajña, daripada-Nyalah muncul Ṛgveda
Dari pada-Nya pula muncul Yajurveda dan Atharvaveda
Sebelum mempelajari materi tentang
ini marilah kita diskusi bersama
1. Apakah itu Veda sruti dan smrti?
2. Bagaimanakah Veda itu diturunkan ? dan siapakah penerimanya?
Agama Hindu sebagaimana agama-agama lainnya, juga memiliki kitab suci
yang disebut Veda. Veda adalah sumber dari ajaran Agama Hindu sebagai wahyu
Tuhan [Ida Sang Hyang Widhi Wasa]. Di dalam ajaran agama Hindu tersebut,
termuat tentang ajaran agama, kebudayaan, dan filsafat.
Umat Hindu berkeyakinan bahwa Veda bersifat anādi ananta, yakni tidak
berawal dan tidak berakhir dan sebagai Śabda Brāhmān. Sebagai Śabda, Veda
telah ada semenjak Tuhan Yang Maha Esa ada. Tradisi sekolah pada jaman Veda
dikenal dengan nama Sākhā yang pada awalnya berarti cabang dan kemudian
berarti tempat mempelajari Veda. Selanjutnya pengertian sākhā ini berkembang
menjadi sampradaya atau āśrama, yaitu tempat atau pusat mempelajari Veda. Kata
Veda berasal dari Bahasa Saṅskṛta yang artinya Ilmu Pengetahuan atau Pengetahuan
yang lebih kecil dan merupakan
berarti dekat atau sekitar dan
pengetahuan dan dapat pula berarti
. Dengan demikiam Upaveda dapat
diartikan sekitar hal-hal yang bersumber dari
. Dilihat dari materi isinya
yang dibahas dalam beberapa kitab
, tampak kepada kita bahwa tujuan
. Hanya saja dalam pengkhususan untuk
bidang tertentu. Jadi sama seperti
. Hanya saja pada pengkhususan ini
yang dibahas adalah aspek pengetahuan atau hal-hal yang terdapat di dalam
dan kemudian difokuskan pada bidang itu saja sehingga dengan demikian kita
memiliki pengetahuan dan pengarahan mengenai pengetahuan dan peruntukan
ilmu pengetahuan yang dimaksud.
Sumber: www.veda.wikidot.com
Gambar 2.1 Kesussastraan Hindu
B. Kedudukan Upaveda dalam Veda
Veda Śruti dan Veda Smṛti adalah merupakan dua jenis kitab suci Agama
Hindu, yang dijadikan sebagai pedoman dalam penyebaran dan pengamalan
ajaran-ajarannya. Pengelompokan ini didasarkan pada system pertimbangan jenis,
materi dan ruang lingkup isi dari kitab-kitab tersebut yang sangat banyak. Berbagai
aspek tentang kehidupan yang ada di dunia ini ada diuraikan dalam kitab suci
Kelompok Veda Śruti isinya memuat dan menguraikan tentang wahyu
Tuhan. Sedangkan kelompok Smṛti memuat tentang kehidupan Manusia dalam
bermasyarakat, bernegara dan semua didasarkan atas hukum, yang juga disebut
Dharma Śāstra. Dharma Berarti hukum, Śāstra berarti ilmu. Smṛti adalah kitab
suci Veda yang ditulis berdasarkan ingatan
oleh para Maharṣi yang bersumber dari
wahyu Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan
Yang Maha Esa. Karena itu kedudukannya
sama dengan kitab Veda Śruti. Menurut tradisi
dan lazim telah diterima dibidang ilmiah
istilah Smṛti adalah untuk menyebutkan
jenis kelompok Veda yang disusun kembali
berdasarkan ingatan. Penyusunan ini
didasarkan atas pengelompokan isi materi
secara lebih sistematis menurut bidang profesi.
Mengenai kedudukan Upaveda dalam
Veda, dilihat dari materi isinya sudahlah jelas sesuai arti dan tujuannya serta
apa yang menjadi bahan kajian dalam kitab Upaveda itu, maka Upaveda pada
dasarnya dinyatakan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Veda.
Tiap buku merupakan pengkhususan dalam memberi keterangan yang sangat
diperlukan untuk diketahui dalam Veda itu. Jadi kedudukannya sama dengan apa
. Kalau kita pelajari secara mendalam, maka
beberapa materi kejadian yang dibahas di dalam Purāna dan
apa yang terdapat dalam Itihāsa, banyak dibahas ulang di dalam kitab Upaveda
dengan penajamam-penajaman untuk bidang-bidang tertentu.
Dengan demikian untuk meningkatkan pengertian dan pendalaman tentang
berbagai ajaran yang terdapat dalam
pokoknya saja satu persatu. Kitab
Upaveda artinya dekat dengan
Upaveda terdiri dari beberapa cabang ilmu antara
Sumber: www.en.wikipedia.org
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa!
2. Siapkan kertas karton/manila!
3. Gambarlah bagan kodifikasi kitab
Upaveda yang dikerjakan secara
4. Presentasikan di depan kelas!
Itihāsa ini merupakan kelompok kitab jenis epos,
wiracarita atau cerita tentang kepahlawanan. Pada umumnya pengertian
adalah nama sejenis karya sastra sejarah Agama Hindu.Itihāsa adalah sebuah epos
yang menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu dimasa
silam. Ceritanya penuh fantasi, roman, kewiraan dan disana-sini dibumbui dengan
mitologi sehingga member sifat kekhasan sebagai sastra spiritual. Didalamnya
terdapat beberapa dialog tentang sosial politik, tentang filsafat atau idiologi, dan
teori kepemimpinan yang diikuti sebagai pola oleh raja-raja Hindu. Kata
terdiri tiga kata, yaitu iti-ha-asa, sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya.
Itihāsa merupakan kitab sejarah agama, namun secara materiil sangat
sulit untuk dijadikan pembuktian sejarah. Sebagai kitab sejarah banyak pula
memuat hal-hal yang menurut fakta sejarah masih dapat dibuktikan, termasuk
sosial politik, pertentangan berbagai suku bangsa yang ada antara berbagai
kerajaan yang kontenporer pada masa itu. Oleh karena itu peranan dan fungsi
Itihāsa tidak dapat di abaikan begitu saja. Ketika hendak mempelajari
dan perkembangannya, mempelajari sejarah
berbagai konsep politik dan idiologi yang relevan, maka kitab
penting artinya untuk dipelajari. Secara tradisional jenis yang tergolong
Kedua epos ini sangat terkenal di dunia dan memikat imajinasi masyarakat
Indonesia di masa silam hingga sekarang. Kedua kitab ini telah digubah ke
dalam sastra Jawa Kuno yang sangat indah. Ceritanya banyak diambil dalam
bentuk drama dan pewayangan. Demikian pula dalam seni pahat dan seni lukis
sangat gemar mengambil tokoh-tokoh dari cerita ini. Khusus dalam bab ini akan
meninjau kedua epos yang terbesar di dalam
1. Sebelum melanjutkan materi Ramayana marilah menonton film tentang cerita
yang ada dalam Ramayana [sumber Internet, DVD].
2. Tuliskan nama-nama tokoh yang ada dalam cerita tersebut !
3. Setelah menonton tayangan film Ramayana, apakah pendapatmu dari
tayangan tersebut tentang pesan moral yang dapat diteladani !
Rāmāyana dalam sari patinya mengandung nilai-nilai pendidikan
tentang moral dan etika yang mengacu nilai-nilai agama atau nilai tentang
kebenaran agama yang hakiki yang artinya mengandung nilai-nilai kebenaran
yang bersifat kekal dan abadi. Dan cerita
Rāmāyana dapat dibedakan menjadi 7
bagian yang disebut Sapta Kanda.
Rāmāyana adalah sebuah epos yang
menceritakan riwayat perjalanan Rāmā dalam hidupnya di dunia ini. Rāmā adalah
Rāmāyana yang disebutkan sebagai awatara Visnu. Kitab
Purāna menyebutkan ada sepuluh awatara Visnu, satu diantaranya adalah Rāmā.
Kitab Rāmāyana adalah hasil karya besar dari
Mahārṣi Vālmīki. Menurut hasil
penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa
Rāmāyana tersusun atas 24.000
stansa yang dibagi atas 7 bagian yang setiap bagiannya disebut kanda. Ketujuh
Rāmāyana itu merupakan suatu cerita yang menarik dan mengasikkan,
karena ceritanya disusun dengan sangat sistematis
yang isinya mengandung arti yang sangat dalam.
Karena cerita yang dikandung oleh kitab
itu sangat mempesona dengan penuh idealisme
pendidikan moral, kewiraan serta disampaikan
dalam gaya bahasa yang baik, menyebabkan epos ini
sangat digemari diseluruh dunia. Pengaruhnya yang
sangat besar dirasakan diseluruh Asia dan ceritanya
dipahatkan sebagai hiasan candi-candi atau tempat-
tempat persembahyangan umat
pula nama-nama kota yang terdapat di dalamnya
banyak ditiru sebagai sumber inspirasi. Dengan
Rāmāyana menjadi sebuah Adikavya dan
Mahārṣi Vālmīki diberi gelar sebagai Adikavi.
Keahlian Vālmīki dalam kemampuannya memahami perasaan Manusia secara
mendalam, menyebabkan kitab
Rāmāyana dengan mudah dapat menguasai emosi
masyarakat dan sebagai apresiasi dari kata-kata tulis baru yang mengambil tema
Rāmāyana. Di Indonesia misalnya gubahan yang dijumpai adalah
kekawin yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Sampai saat ini kekawi
Sumber: www.en.wikipedia.org
Gambar 2.3 Ilustrasi cerita
oleh para peneliti dinyatakan sebagai karya sastra tertua di Indonesia. Kekawin ini
kekawin yang paling besar dan paling panjang dalam kesusastraan Jawa
Rāmāyana itu adalah kitab Ravanavadha karangan
Bhatti, kitab ini sering juga disebut Bhattikavya. Secara tradisional
Rāmāyan dikarang oleh Empu Yogisvara. Kitab-kitab gubahan
sesungguhnya sangat banyak kita jumpai di India ataupun di luar India, tetapi
semua kitab gubahan tersebut pada hakekatnya mengambil materi langsung
maupun tidak langsung dari
Adapun isi singkat dari tiap-tiap kanda dari kitab
Menceritakan raja Daśaratha dari negeri Kosala dengan
Ayodhyā. Ia memiliki tiga orang istri, dan
dengan melaksanakan uacara putra kama yajña beliau
memperoleh putra. Kausalya yang berputra Rāmā
sebagai anak tertua, Kaikeyi yang berputra Bharata dan
Sumitra yanmg berputra Laksmana dan Satrughna.
Dasaratha merasa sudah tua, maka ia hendak
menyerahkan mahkotanya kepada Rāmā. Namun
kehendak sang raja terhalang oleh permintaan Kaikeyi.
Diceritakan pula Rāmā, Lakṣmaṇa dan Sītā istrinya
Ayodhyā. Tak lama kemudian Dasaratha
meninggal dan Bharata menolak untuk dinobatkan
menjadi raja. Ia pergi ke hutan mencari Rāmā.
Bagaimana pun ia membujuk kakaknya, Rāmā tetap
pendiriannya untuk mengembara terus sampai 14 tahun.
Dan diceritakan Bharata memerintah atas nama Rāmā.
Kitab Aranyaka Kanda mengisahkan bagaimana
kehidupan Rāmā di hutan. Dan diceritakan pula kisah
Ravana pergi ketempat Rāmā, dengan maksud menculik
Sītā sebagai pembalasan terhadap penghinaan adiknya.
Marica seorang raksasa teman Ravana, menjelma
sebagai kijang emas, dan berlari-lari kecil di depan
kemah. Rama dan Sītā sangat tertarik, dan meminta
kepada suaminya untuk menangkap kijang itu. Ternyata
kijang itu tidak sejinak nampaknya, dan Rama makin
jauh dari tempat tinggalnya.
Mengisahkan perjumpaan Rāmā dengan Sugriva, Rāmā
bersekutu dengan Sugriwa untuk memperoleh kerajaan
dan istrinya dan sebaliknya Sugriwa akan membantu
Rāmā untuk mendapatkan Sītā dari negeri Alengka.
Menceritakan Hanuman, kera
pergi ke negeri Alengka untuk menemukan Sītā.
Hanuman ditahan oleh tentara Lengka. Diceritakan pula
bagaimana Hanuman menimbulkan kebakaran di kota
Dengan bantuan Dewa Laut tentara kera berhasil
membuat jembatan ke Lengka. Setelah itu terjadilah
pertempuran yang sengit, setelah Indrajit dan
Kumbakarna gugur, Rawana terjun ke dalam kancah
peperangan yang diakhiri dengan kemenangan di pihak
Rāmā dan Ravana terbunuh dalam peperangan tersebut.
Setelah peperangan selesai Vibhisana adik Ravana yang
memihak Rāmā diangkat menjadi raja di negeri Lengka
serta Sītā bertemu kembali dengan Rāmā.
Dalam bagian ini diceritakan bahwa kepada Rāmā
terdengar desas-desus bahwa rakyat menyangsikan
kesucian Sītā. Maka untuk memberi contoh yang
sempurna kepada rakyat diusirlah Sītā dari istana. Tibalah
Sītā di pertapaan Vālmīki, yang kemudian mengubah
riwayat Sītā itu wiracarita
Rāmāyana. Dipertapaan itu
Sītā melahirkan dua anak laki-laki kembar, Kusa dan Lva.
Kedua anak ini dibesarkan oleh Vālmīki. Waktu Rāmā
mengadakan Aswamedha, Kusa dan Lava hadir di istana
sebagai pembawa nyanyi-nyanyian
digubah oleh Vālmīki. Segeralah Rāmā mengetahui,
bahwa kedua anak laki-laki itu adalah anaknya sendiri.
Mka dipanggilah Vālmīki untuk mengantarkankembali
Setiba di istana, Sītā bersumpah, janganlah hendaknya
raganya diterima oleh bumi seandainya ia memang tidak
suci. Seketika itu belahlah dan muncul Dewi Pertiwi
di atas singasana emas yang didukung oleh ular-ular
naga. Sītā dipeluknya dan dibawanya lenyap ke dalam
bumi. Rāmā sangat sedih dan menyesal, tetapi tidak
dapat memperoleh istrinya kembali.ia menyerahkan
mahkotanya kepada kedua anaknya, dan kembali ia ke
Sumber : Kamala Subramanyam, 2007
1. Sebelum melanjutkan materi Mahabharata marilah menonton film
Mahabharata [Sumber DVD, internet].
2. Tuliskan nama-nama tokoh yang ada dalam cerita tersebut !
3. Setelah menonton tayangan film mahabharata, apakah pendapatmu dari
tayangan tersebut tentang pesan moral yang dapat diteladani.
Kitab Mahābhārata ditulis oleh Empu Wiyasa. Nyoman S. Pendit dalam
halaman pendahuluan Mahābhāratanya menyebutkan bahwa
dikarang oleh 28 Wiyasa [Empu sastra] yang dipersonifikasikan sebagai seorang
Kurawa]. Kitab ini terdiri atas astadasaparwa
artinya 18 parwa atau 18 bagian atau jilid dan digubah dalam bentuk syair
sloka yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirathaparwa,
Udyogaparwa, Bismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa,
Striparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedaparwa, Asrāmāwasanaparwa,
Mausalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohanaparwa.
Memuat asal-usul dan sejarah keturunan keluarga
Pandawa; kelahiran, watak, dan sifat
Dritarastra dan Pandu, juga anak-anak mereka;
timbulnya permusuhan dan pertentangan di antara
dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan
Draupadi, putri kerajaan Panchala, dalam suatu
Melukiskan persidangan antara kedua putra
Yudhistira dalam permainan dadu, dan
pengembaraan di hutan Kamyaka. Buku ini buku
terpanjang; antara lain memuat episode kisah Nala
dan Damayanti dan pokok-pokok cerita Ramayana .
penyamaran selama setahun di Negeri Wirata,
yaitu pada tahun ketiga belas masa pembuangan
mereka. Memuat usaha dan persiapan
Pandawa untuk menghadapi perang besar di
[Buku Usaha dan Persiapan]
Memuat usaha dan persiapan
untuk menghadapi perang besar di padang
Menggambarkan bagaimana balatentara
bawah pimpinan Mahasenapati Bhisma bertempur
melawan musuh-musuh mereka.
[Buku Mahasenapati Drona]
Menceritakan berbagai pertempuran, strategi dan
taktik yang digunakan oleh balatentara
di bawah pimpinan Mahasenapati Drona untuk
[Buku Mahasenapati Karna]
Menceritakan peperangan di medan Kurukshetra
ketika Karna menjadi mahasenapati balatentara
Kurawa sampai gugurnya Karna di tangan Arjuna.
[Buku Mahasenapati Salya]
Menceritakan bagaimana Salya sebagai
mahasenapati balatentara Karawa yang terakhir
memimpin pertempuran dan bagaimana
Duryodhana terluka berat diserang musuhnya dan
[Buku Penyerbuan di waktu
Menggambarkan penyerbuan dan pembakaran
Pandawa di malam hari oleh tiga
Menceritakan tentang banyaknya janda dari kedua
belah pihak yang bersama dengan Dewi Gandhari,
permaisuri Raja Dritarastra, berdukacita karena
kematian suami-suami mereka di medan perang .
Berisi ajaran-ajaran Bhisma kepada Yudhistira
mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja
dengan maksud untuk memberi ketenangan jiwa
kepada kesatria itu dalam menghadapi kemusnahan
Berisi lanjutan ajaran dan nasihat Bhisma kepada
Yudhistira dan berpulangnya Bhisma ke surgaloka.
Menggambarkan jalannya upacara Aswamedha dan
bagaimana Yudhistira dianugerahi gelar Maharaja
Menampilkan kisah semadi Raja Dritarastra, Dewi
Gandhari dan Dewi Kunti di hutan dan kebakaran
hutan yang memusnahkan ketiga orang itu.
Menggambarkan kembalinya Balarama dan
Krishna ke alam baka, tenggelamnya Negeri
Dwaraka ke dasar samudera, dan musnahnya
bangsa Yadawa karena mereka saling membunuh
dengan senjata gada ajaib.
Menceritakan bagaimana Yudhistira meninggalkan
takhta kerajaan dan menyerahkan singgasananya
kepada Parikeshit, cucu Arjuna, dan bagaimana
Pandawa melakukan perjalanan suci ke puncak
Himalaya untuk menghadap Batara Indra.
Menceritakan bagaimana Yudhistira, Bhima,
Arjuna, Nakula, Sahadewa dan Draupadi sampai
di pintu gerbang surga, dan bagaimana ujian serta
cobaan terakhir harus dihadapi Yudhistira sebelum
Sumber: diapdatasi dari Kamala Subramanyam, 2003
Tabel 2.2 Ringkasan Mahābārata karya Vyasa
Kerjakan pada lembaran lain.
1. Coba kamu tuliskan secara singkat pesan moral yang terkandung dalam masing-
masing kanda dalam cerita
Rāmāyana dengan mengikuti tabel sebagai berikut !
2. Coba kamu tuliskan secara singkat pesan moral yang terkandung dalam masing-
masing parwa dalam cerita
[........................................]
[........................................]
Kata Purāna berarti tua atau kuno. Kata ini dimaksudkan sebagai nama
jenis buku yang berisikan ceritera dan keterangan mengenai tradisi-tradisi
yang berlaku pada jaman dahulu kala. Berdasarkan bentuk dan sifat isinya,
Itihāsa karena di dalamnya memuat catatan-catatan
tentang berbagai kejadian yang bersifat sejarah. Tetapi melihat kedudukanya,
Purāna adalah merupakan jenis kitab
Upaveda yang berdiri sendiri, sejajar
Itihāsa. Ini tampak kepada kita ketika kita membaca keterangan
yang menjelaskan bahwa untuk mengetahui isi Weda dengan baik, kita harus
Purāna dan Ākhyāna. Dengan penjelasan ini kiranya
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
memuat berbagai macam tradisi atau kebiasaan dan keterangan-keterangan
lainnya, baik itu tradisi atau kebiasaan dan keterangan-keterangan lainnya,
baik itu tradisi lokal, tradisi keluarga, dan lainnya.
Pada garis besarnya, hampir semuah
Purāna memuat ceritera-ceritera yang
secara tradisional dapat kita kelompokan kedalam lima hal, yaitu:
1] Tentang Kosmogoni atau mengenai penciptaan alam semesta.
2] Tentang hari kiamat atau Pralaya.
3] Tentang Silsilah raja-raja atau dinasti raja-raja
4] Tentang masa Manu atau Manwantara.
5] Tentang sejarah perkembangan dinasti Surya atau Suryawangsa dan
Kelima hal itu dirumuskan dalam kitab Wisnu
mengantarkan sebagai berikut: ”Sargaśca pratisargaśca wamśo manwantarāni
ca, sarwesweteṣu kathyante waṃśān ucaritam ca yat”.
Dari ungkapan itu, jelas Viṣṇu
Purāna mencoba memberi batasan tentang
Purāna pada umumnya dan dapat disimpulkan sebagaimana dikemukakan
di atas. Di samping kitab Viṣṇu
Purāna, banyak lagi kitab-kitab
lainya yang isinya tidak hanya terbatas kepada kelima hal itu saja, melainkan
memberi keterangan berbagai hal termasuk berbagai macam upacara Yajña
dengan penggunaan mantranya, ilmu penyakit, pahala melakukan dana
punia, berbagai macam jenis upacara Yajña dengan penggunaan mantranya,
ilmu penyakit, pahala melakukan Tirthayatra, berbagai macam jenis upacara
keagamaan, peraturan tentang cara memilih dan membangun tempat ibadah,
peraturan tentang cara melakukan peresmian Candi, sejarah para dewa-dewa,
berbagai macam jenis batu-batuan mulia banyak lagi hal-hal yang sifatnya
memberi keterangan kepada kita tentang sifat hidup di dunia ini.
Dari berbagai keterangan ini akhirnya kita dapat simpulkan bahwa Kitab
Purāna banyak sekali memberikan keterangan yang bersifat mendidik, baik
mengenai ajaran Ketuhanan [
] maupun cara-cara pengamalanya.
Hanya saja sayangnya, sifat pedadogi yang diberikan sangat disederhanakan
dan pada umumnya satu kitab akan bersifat fanatik pada cara penerangan dan
pendiriannya, sering tanpa disadari telah menimbulkan dampak yang memberi
citera yang kurang menguntungkan seperti teori Theisme melahirkan konsep
Pantheisme hanya karena sekedar untuk memberi contoh-contoh untuk yang
Dengan adanya keterangan yang bersifat hetrogin, secara tidak langsung
telah menimbulkan kesan adanya sifat
Secara ilmiah, pada dasarnya kitab
Purāna bertujuan untuk memberi keterangan
secara metodelogis yang amat penting dalam memberi keterangan tentang
ajaran Ketuhanaan itu sendiri. Apa bila kita tidak membaca seluruh
tidak membatasi diri kita maka kita akan secara tidak sadar terbawa pada satu
pandangan yang mengelirukan. Dan ini bukan maksudnya demikian adanya
Menurut catatan yang dapat dikumpulkan, pada mulanya kita memiliki
Purāna, yaitu masing-masing namanya adalah:
Selanjutnya yang perlu kita ketahui bahwa di Bali kita menemukan pula
Purāna yang dinamakan dengan nama kitab Purāna pula, yaitu Rāja
Purāna. Kitab Purāna ini dapat kita tambahkan ke dalam delapan belas Purāna
yang ada. Kitab Rāja Purāna berisikan banyak catatan mengenai silsilah raja-
raja yang pernah menerima di Bali dan hubunganya dengan Jawa.
Kitab Purāna secara menyeluruh dapat kita kelompokan-kelompokan ke
dalam tiga kelompok. Pengelompokan Kitab Purāna ini didasarkan pada isinya.
Sebagai mana kita ketahui kitab
Purāna menonjolkan sifat ke sekteannya.
Jika diperhatikan keseluruh Purāna sebagai sumber ajaran theologi, tampak
kepada kita seakan-akan adanya
akan terlihat adanya tiga wujud sifat
kekuasaan, yang umum kita kenal
dengan Tri Murti, yaitu Brahama,
Wisnu dan Siwa. Berdasarkan ketiga
sifat hakekat itu yang kemudian
merupakan perwujudan dari masing-
masing madzab dalam Agama Hindu,
Sumber: www.dollsofindia.com/13:@3wib/18012015
Purāna seluruhnya dikelompokan ke
Ilustrasi dalam Vishnu Purana
dalam tiga macam kelompok, yaitu :
ini mengutamakañ Wisnu sebagai Dewatanya. Dewa
Wisnu adalah salah satu bentuk sifat Tuhan Y.M.E. Sebagai Wisnu di
Purāna Wisnu menempati kedudukan yang tertinggi
dan kadang kala ia juga diceritakan dalam berbagai wujud inkarnasinya
Kelompok Rājasika ini, Dewa Brahma merupakan Dewatanya yang
paling utama. Dari nama-nama itulah kita dapat menyimpulkan bahwa
tokoh Dewatanya adalah Brahma. Adanya nama-nama seperti Mārkandeya
di dalam tradisi yang di kenal di Bali, dan adanya Kitab Brahmanda Purāna
yang sering disebut-sebut terdapat di Bali, Kesemuanya itu hanya dapat
membuktikan bahwa di Bali pada zaman dahulu pernah berkembang
madzab Brahmanisme di samping madzab Waisnawa atau Bhāgawata.
Kelompok yang ketiga ini terdiri atas enam buah Kitab Purāna juga.
Menurut isinya, Kitab Purāna ini banyak memuat penjelasan Dewa Siwa
dengan segala Awataranya, di samping itu terdapat pula Dewa Wisnu,
seperti dalam Kurma Purāna. Matsya Purāna membahas tentang berbagai
macam upacara titualia keagamaan, tentang firasat, dan banyak pula cerita
mengenai sejarah dan para Resi dan Dewa-dewa.
Purāna yang merupakan Purāna terbesar digolongan Tamasa
Purāna, dikenal pula dengan nama Mahā Purāna. Nama ini menunjuk
akan kebesaran dan keluasan isi Agni
Purāna disamping Matsya Purāna.
Berdasarkan catatan yang ada, Agni Purāna dibagi atas pokok, yaitu:
ang pertama, sesuai dengan materinya disebut Sawarahasya-Kanda.
ang kedua merupakan Waisnawa Purāna dan sebagai pelengkap pada
Waisnawa Pancarata, membahas mengenai Vedanta dan Gita.
ang ketiga di dalamnya membahas aspek Saigwasma dan memuat
beberapa pokok ajaran mengenai ritualia menurut tantrayana.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Agni Purāna merupakan
hasil karya Bhagawan Wasiṣṭha. Berdasarkan penjelasan dari Agni Purāna,
dikemukakkan bahwa banyak cabang ilmu yang kemudian dikembangkan
dinyatakan berasal dari Agni
Purāna dan pernyataan ini mungkin
sifatnya dibesar-besarkan saja. Berdasarkan kitab Agni Purāna inilah kita
mendapatkan keterangan bahwa ilmu
pengetahuan itu dibedakan atas dua
pengetahuan yang menyangkut masalah ketuhanan
Y.M.E. dan dinyatakan sebagai pengetahuan tertinggi.
Apara widya, yaitu penget
ahuan yang menyangkut masalah duniawi.
Dari perumusan isi itu, jelas Agni
Purāna memuat keterangan yang amat
luas dan bermanfaat untuk diketahui. Yang paling penting kemanfaatan
Purāna adalah karena justru kitab ini memuat keterangan yang amat
arca untuknya dengan mempelajari kitab-
Purāna itu dimaksudkan tingkat kebaktian dan keimanan seseorang
akan dapat lebih mantap dan berkembang.
Purāna pokok itu, kita banyak mencatat adanya
jenis-jenis Kitab Purāna yang lebih kecil dan
itu kita kenal dengan nama Upa
Purāna. Umunya jenis Kitab Upa Purāna ini
banyak ditulis oleh Bhagawan Wyāsa isinya sangat singkat dan pendek. Kitab
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa Purāna banyak memberi informasi
yang bermanfaat kepada kita terutama dalam bidang pelaksanaan ajaran
keagamaan atau Ācāra. Dengan tujuan untuk melengkapi keterangan yang
diperlukan untuk memahami Weda, kitab
Purāna itu sedikit banyaknya sangat
bermanfaat. Kecuali untuk membuktikan sejarah secara materiil hanya baru
dapat kita pergunakan apa bila didukung oleh penemuan arkeologi lainya.
1.Apakah yang dimaksud dengan Purāna?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Sebutkan dan jelaskan pembagian 3 kelompok Purāna !
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Berdasarkan kitab Agni Purāna
kita mendapatkan keterangan bahwa ilmu
pengetahuan itu dibedakan atas dua macam.Sebutkan dan jelaskanlah !
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
yangan TV yang sedang terjadi sekarang tentang pemerintahan
uliskan isi berita tersebut
Presentasikan di depan kelas
Upaveda yang paling penting adalah yang tergolong Arthaśāstra.
Arthaśāstra adalah ilmu tentang politik atau ilmu tentang pemerintahan. Dasar-
Arthaśāstra terdapat di hampir semua bagian kitab sastra dan Veda
yang penting. Di dalam Rg Veda maupun Yajurveda terdapat pula pokok-pokok
Arthaśāstra. Penjelasan lebih lengkap dapat ditemukan dalam
Kitab Itihāsa dan Purāna.
Kitab Mahābhārata dan Rāmāyana boleh dikatakan memuat pokok-pokok
Arthaśāstra dengan nama Rājadharma. Mulai pada abad ke VI SM, bentuk
Arthaśāstra mulai memperlihatkan bentuknya yang lengkap dan sempurna
setelah Dharmaśāstra meletakkan pokok-pokok pikiran mengenai Arthaśāstra
itu. Pada abad ke IV SM., Kautilya menulis bukunya yang pertama dengan nama
Arthaśāstra. Kitab Arthaśāstra inilah yang dianggap paling sempurna sehingga
dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa Kautilya atau Canakya atau
Viṣṇugupta dapat kita anggap sebagai Bapak Ilmu politik Hindu.
Relevansi isi Arthaśāstra yang masih relevan dengan alam pikiran politik
modern di Barat, terdapat di dalam ungkapan Kitab Arthaśāstra itu. Karena itu
untuk mendalami ilmu politik
Hindu dianjurkan agar di samping membaca
Purāna, supaya membaca Dharmaśāstra dan Arthaśāstra karya Canakya itu.
Dari berbagai tulisan, dapat disimpulkan bahwa istilah Arthaśāstra adalah bukan
satu-satunya istilah yang dikenal dalam kitab sastra
Veda. Mengenai penulis di
Arthaśāstra pun banyak pula. Nama-nama yang banyak disebut antara lain
Manu, Yajñavalkya, Usaṇa, Bṛhaspati, Visalaksa, Bharadvāja, Parasara dan yang
terakhir dan paling banyak disebut-sebut adalah Kautilya sendiri.
Arthaśāstra terdapat empat
aliran pokok. Perbedaan tampak
dari sistem penerapan ilmu politik
berdasarkan ilmu yang diterima
sebagai system untuk mencapai tujuan
hidup Manusia [Purusārtha]. Bhagavad
dengan nama Śukrānitiśāstra. Buku
ini berisikan ajaran-ajaran teori ilmu
politik yang ditulis dalam ± 2200 sair.
Disamping itu Kamāṇdaka juga telah
memberi pandangan yang luas tentang
Kitab ini ditulis oleh Kautilya saat mana keadaan politik di negeri India kacau,
para pejabat atau bangsawan sibuk berpestapora, negara tidak terurus, korupsi
merajalela di sana-sini, yang menjadi korban adalah rakyat, rakyat dibebani
berbagai macam pajak dan iuran atau pungutan yang tidak perlu. Terlebih lagi
India saat itu mengalami ancaman ekspedisi militer dari Kaisar Alexander Yang
Agung raja Yunani. Sebagai seorang yang terpelajar, cerdas dan perduli dengan
keadaan rakyat Kautilya memberikan kritik pada kekuasaan saat itu, namun
penguasa saat itu menghinanya. Hal ini tidak menyurutkan semangat dari Kautilya
untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Dia bertekad membangun kekuatan
rakyat untuk meruntuhkan kekuasaan yang korup.
Langkah awal yang diambilnya adalah membangun kesadaran rakyat terhadap
negara, ini dilakukannya dengan berkeliling ke seluruh wilayah India. Setelah
kesadaran rakyat terhadap negara terbangun maka beliau mengajarkan tentang
kekuasaan, merebut kekuasaan, mempertahankan kekuasaan dan memfungsikan
kekuasaan sebagai istrumen kesejahteraan sosial. Kautilya mengajarkan bagaimana
menjatuhkan para penguasa yang korup dengan memanfaatkan Indria [nafsu],
yaitu dengan membiarkan mereka terjebak dalam kubangan nafsu, sebaliknya
kekuatan rakyat digalang dengan melakukan pengendalian Indria [nafsu] seperti
yang diajarkan dalam Kitab suci
Chanakya bersama rakyat berhasil menjatuhkan penguasa dengan menjebak
para penguasa pada kubangan nafsu [Indria] mereka. Beliau menobatkan muridnya
Chandragupta menjadi Raja kerajaan saat itu. Seorang pemuda dari rakyat jelata,
sudra. Sejak itu kerajaan dikuasai oleh rakyat dan pemimpin yang mau
melayani rakyat. Kerajaan ini kemudian berkembang pesat sehingga mampu
Sumber: www.indianetzone.com
menguasai sebagian besar India selatan. Kerajaan ini kemudian dikenal dengan nam
Kerajaan Asoka. Kerajaan ini merupakan pusat perkembangan kebudayaan yang
berbasiskan rasionalitas yang dirintis sejak Upaniṣad dan Buddha sekitar tahun
600 SM. Raja Asoka generasi dari Chandragupta, menghapuskan deskriminasi
sosial dan mengumumkan penghapusan segala tindak kekerasan untuk mencapai
tujuan apapun dalam wilayah kekuasaanya.
pendapat anda tentang politik dan tata pemerintahan dari sudut
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
pendapatmu, apakah ajaran yang termuat dalam kitab-kitab yang
tergolong Arthaśāstra masih relevan dengan perkembangan politik pemerintahan
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
pendapatmu tentang peran pemimpin dalam Membangun kesadaran
rakyat terhadap negaranya untuk mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Āyur Veda adalah sebuah pengetahuan pengobatan yang bersumber dari Kitab
Upaveda Smerti. Kitab Āyurveda berbeda dengan Kitab Yajurveda. Sering sekali
kedua kitab ini dianggap sama. Padahal kitab Āyurveda mengulas tentang
bagaimana tata caranya agar tetap sehat dan berumur panjang. Kitab ini berada di
dalam sub kelompok Veda Smerti Upaveda.
Sedangkan Kitab Yajurveda yang membahas tentang yadnya merupakan bagian
dari kelompok Mantra Veda Śruti. Isi kitab Āyurveda lebih banyak mengacu atau
merujuk pada kitab Mantra Atharwaveda, bukan kepada kitab Mantra Yajurveda
Istilah Āyurveda berarti ilmu yang menyangkut bagaimana seseorang dapat
mencapai panjang umur. Āyu artinya baik dalam artian panjang umur. Kitab
Āyurveda isinya tidaklah hanya menguraikan tentang penyakit, pengobatan dan
penyembuhan, seperti banyak di perkirakan orang. Ulasannya jauh lebih luas dari
itu. Isinya menyangkut berbagai
tentang kehidupan Manusia [Bhuana Alit]
yang hidup di dunia ini [Bhuana Agung],
terutama yang berkaitan dengan berbagai
upaya agar Manusia dapat hidup sehat dan
berumur panjang. Kitab ini juga membahas
pengetahuan mengenai biologi, anatomi,
dan berbagai macam pengetahuan mengenai
jenis-jenis tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai tanaman obat. Menurut isi kajian
yang di bahas di dalam berbagai macam jenis
Āyurveda, keseluruhannya dapat dibagi atas
ilmu tentang bedah dan cara-cara penyembuhannya
itu ilmu tentang berbagai macam penyakit pada waktu itu
, yaitu ilmu tentang jenis dan macam obat-obatan
, yaitu ilmu pengetahuan psikoterapi
ṛtya, yaitu ilmu tentang pemeliharaan dan pengobatan penyakit
anak-anak termasuk pula cara perawatannya.
, yaitu ilmu tentang pengobatan atau toxikologi
ntra, yaitu tentang pengatahuan kemujizatan dan cara-cara
ajikaranatantra, yaitu ilmu tentang pengetahuan jiwa remaja dan
Sumber : dreamstimes.com/10:23 WIB/10012015
Gambar 2.6 : Ilustrasi Ayur veda dan Bahan
Menurut keterangan dari berbagai kitab Āyurveda ada petunjuk yang
menegaskan bahwa Āyurveda asal mulanya dirintis oleh Atreya Purnawasu
disekitar abad ke VI SM, jauh sebelum Buddha. Kemudian oleh beliau
diajarkannya kepada Caraka dan Dhṛdhabala yang kemudian oleh mereka
menghimpunnya dalam bentuk buku baru dengan nama Caraka Samhitā. Isinya
merupakan himpunan ilmu obat-obatan. Dari Caraka Samhitā lebih jauh mendapat
keterangan mengenai pengelompokan berbagai bidang ajaran Āyurveda yang
pada dasarnya sama terdiri atas delapan bidang studi kasus, yaitu :
, yaitu bidang ilmu pengobatan
a, yaitu bidang ilmu yang membicarakan berbagai macam
penyakit yang paling pokok saja.
imānasthāna, yaitu bidang ilmu yang mempelajari tentang phatologi,
tentang ilmu pengobatan dan kewajiban yang harus dipenuhi dan dipatuhi
oleh seorang dokter medis.
a, yaitu ilmu yang mempelajari cara diagnose dan prognosa
yaitu bidang ilmu yang mempelajari tentang anatomi dan
a, yaitu bidang ilmu yang mempelajari secara khusus tentang
perpaduan antara raga sarira atau stula sarira [badan
kasar], suksma sarira [badan halus], manah [kemampuan berpikir], indriya
[kemampuan mengindera], dan atma [jiwatman]. Manusia yang dianggap hidup
adalah Manusia yang mampu melaksanakan aktivitas utama hidupnya [
purusḥa], mampu melakukan dharma, sebagai suatu akumulasi atau perpaduan
keseimbangan antara unsur tri dosḥa [cairan humoral] yang berada di dalam
tubuh, sapta dhatu [jaringan tubuh], dan tri mala [limbah buangan, ekskreta].
Jaringan tubuh atau sapta dhatu yaitu rasa [plasma], rakta [darah], mamsa [otot],
meda [lemak], asthi [tulang], majja [sumsum], dan sukra [energi vital] akan
dapat berfungsi optimal bila unsur tri dosḥa [vata, pitta, kapha] berada dalam
keadaan seimbang dan mala [buang air besar, buang air kecil, keringat] dibuang
secara teratur. Berkeringat setiap saat, kencing setiap 8 jam, dan berak setiap 24
jam adalah bentuk mala yang harus dibuang secara teratur dari tubuh. Bila ini
tidak dilakukan tidak terjadi maka keseimbangan dalam tubuh akan terganggu.
Akibatnya Manusia itu akan jatuh sakit.
Di dalam pengobatan tradisional Bali, Kitab Āyurveda ini dikenal dengan
lontar Usada atau Kitab Usada. Isinya tidaklah persis sama seperti apa yang
ditulis di dalam Āyurveda. Ada berbagai kearifan lokal yang masuk dan terdapat
lontar Usada. Unsur tri dosḥa yang terdiri dari unsur vata [angin, udara],
pitta [api] dan kapha [air].
Diskusikanlah dengan orang tua anda tentang tumbuh-tumbuhan yang memiliki
khasiat untuk pengobatan ! Laporkanlah hasilnya dalam bentuk portofolio!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
uliskan kesenian yang ada di lingkungan tempat tinggal masing-masing !
uliskan jenis kesenian yang pernah kamu lihat pada acara keagamaan Hindu!
Gandharwaveda sebagai kelompok Upaveda, menduduki tempat yang penting
dan ada hubungannya dengan Sama
Veda. Di dalam kitab Purāna kita jumpai pula
Gandharwa Veda. Gandharwaveda juga mengajarkan
tentang tari, musik atau seni suara. Adapun nama-nama buku yang tergolong
Gandharwaveda tidak diberi nama Gandharwaveda, melainkan dengan nama lain.
Sumber: //www.mnartists.org/11:13wib/14012015
Gambar 2.7 Gamelan sebagai penerapan Gandharva Veda di Indonesia
Penulis terkenal Sadasiwa, Brahma dan Bharata. Bharata menulis buku yang
dikenal dengan Natyasāstra, dan sesuai menurut namanya, Natya berarti tari-
tarian, karena itu isinya pun jelas menguraikan tentang seni tari dan musik.
Sebagaimana diketahui musik, tari-tarian dan seni suara tidak dapat dipisahkan
dari agama. Bahkan Siva terkenal sebagai Natarāja yaitu Dewa atas ilmu seni
tari. Dari kitab itu diperoleh keterangan tentang adanya tokoh penting lainnya,
Wrddhabhārata dan Bhārata. Wrddhabhārata terkenal karena telah menyusun
sebuah Gandharwaveda dengan nama Natyavedāgama atau dengan nama lain,
Natyasāstra itu sendiri juga dikenal dengan Satasahasri. Adapun Bhārata
sendiri membahas tentang rasa dan mimik dalam drama. Dattila menulis kitab
disebut Dattila juga yang isinya membahas tentang musik. Atas dasar kitab-kitab
itu akhirnya berkembang luas penulisan Gandharwaveda antara lain Nātya Śāstra,
Rasarnawa , dan Rasarat Nasamucaya
1. Jelaskan pengertian Upaveda
------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
2. Jelaskan kedudukan Upaveda dalam Kitab Suci V
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Sebutkan kitab yang termasuk dalam Upaveda
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Jelaskanlah isi dari kitab Itihāsa!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Jelaskanlah pendapat anda tentang politik dan tata pemerintahan dari sudut pandang
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Hal-hal baru apakah yang dapat pelajari dalam materi ini ?
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Buatlah kesimpulan dari materi yang telah dipelajari !
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
[........................................] [........................................]