Bagaimana dampak globalisasi terhadap ekonomi masyarakat Indonesia

Grace Eirin Rabu, 20 Oktober 2021 | 09:45 WIB

Inilah dampak positif dan negatif globalisasi pada bidang ekonomi. (Freepik/pch.vector)

Bobo.id - Proses globalisasi hampir memengaruhi segala bidang kehidupan, salah satunya bidang ekonomi. 

Dengan adanya globalisasi, ekonomi di berbagai negara dapat mengalami peningkatan dan dampak yang baik. 

Globalisasi adalah proses menyebarnya teknologi dan ilmu pengetahuan dari penjuru daerah ke daerah yang lain di dunia. 

Globalisasi menimbulkan adanya perubahan besar bagi kehidupan manusia. Nah, globalisasi juga memiliki dampak positif dan negatif. 

Nah, apa saja dampak positif dan negatif akibat adanya globalisasi yang memengaruhi bidang ekonomi? Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Globalisasi? Ini Penjelasan dan Contohnya

Contoh Globalisasi di Bidang Ekonomi

Globalisasi tentu saja memengaruhi kegiatan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia. 

Contohnya adalah sebagai berikut.

- Terjadinya ekspor dan impor dari satu negara ke negara lain. Ini memudahkan manusia untuk mendapatkan kebutuhan. 

- Kemudahan akses belanja online yang membuat kita tidak perlu bepergian jauh untuk mendapatkan kebutuhan. 

Page 2

Page 3

Freepik/pch.vector

Inilah dampak positif dan negatif globalisasi pada bidang ekonomi.

Bobo.id - Proses globalisasi hampir memengaruhi segala bidang kehidupan, salah satunya bidang ekonomi. 

Dengan adanya globalisasi, ekonomi di berbagai negara dapat mengalami peningkatan dan dampak yang baik. 

Globalisasi adalah proses menyebarnya teknologi dan ilmu pengetahuan dari penjuru daerah ke daerah yang lain di dunia. 

Globalisasi menimbulkan adanya perubahan besar bagi kehidupan manusia. Nah, globalisasi juga memiliki dampak positif dan negatif. 

Nah, apa saja dampak positif dan negatif akibat adanya globalisasi yang memengaruhi bidang ekonomi? Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Globalisasi? Ini Penjelasan dan Contohnya

Contoh Globalisasi di Bidang Ekonomi

Globalisasi tentu saja memengaruhi kegiatan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia. 

Contohnya adalah sebagai berikut.

- Terjadinya ekspor dan impor dari satu negara ke negara lain. Ini memudahkan manusia untuk mendapatkan kebutuhan. 

- Kemudahan akses belanja online yang membuat kita tidak perlu bepergian jauh untuk mendapatkan kebutuhan. 

Bangalore adalah Silicon Valley versi India. Ia adalah tempat berbagai perusahaan teknologi berkarya. Salah satu perusahaan di Bangalore adalah Infosys Technologies Limited. Infosys menjajakan aneka jasa untuk perusahaan multinasional Amerika dan Eropa, mulai dari perawatan komputer hingga menjawab telepon pelanggan perusahaan-perusahaan tersebut dari seluruh dunia. Sama seperti Infosys, Mphasis juga melakukan hal yang sama. Mphasis, adalah perusahaan akunting yang di-outsource oleh perusahaan-perusahaan akuntan publik di Amerika. Infosys dan Mphasis pada dasarnya sama: mereka mengerjakan pekerjaan operan dari perusahaan Amerika Serikat. Oleh Friedman (2006), fenomena ini disebut globalisasi.

Globalisasi membuat lalu lintas sumber daya antar negara menjadi hal yang lumrah dan kemajuan teknologi membuat alokasi sumber daya lebih efisien. Berpindahnya produksi komoditas labor-intensive dari negara maju ke negara berkembang pada beberapa dekade terakhir mendukung pendapat Friedman. Perpindahan produksi ini secara tidak langsung meningkatkan perekonomian negara berkembang. Karena, perpindahan produksi berarti kenaikan lapangan pekerjaan yang tersedia dan juga naiknya pendapatan nasional. Perpindahan produksi juga seringkali membawa serta pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang—yang selanjutnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitasnya. Produktivitas yang meningkat membuat pertumbuhan ekonomi meningkat.

Ditambah dengan keuntungan spesialisasi yang didasarkan atas keunggulan komparatif, globalisasi diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi—sehingga kita dapat menduga bahwa dampak globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif. Dan karena pertumbuhan ekonomi umumnya mengurangi kemiskinan, maka kita juga dapat menduga dampak globalisasi terhadap kemiskinan adalah negatif. Namun, teori perdagangan pada umumnya mengatakan bahwa gains from trade umumnya tidak didistribusikan merata di antara kelompok masyarakat. Teori specific factor dan teori Heckscher-Ohlin misalnya, mengatakan bahwa pemilik faktor produksi yang secara spesifik atau secara intensif digunakan di sektor yang berkompetisi dengan produk impor akan merugi. Intinya, perdagangan merugikan sekelompok masyarakat tertentu dan menguntungkan kelompok masyarakat lainnya. Dari sini, sepertinya kita menduga bahwa globalisasi akan meningkatkan ketimpangan pendapatan.

Namun sesungguhnya globalisasi bukanlah sekedar urusan ekonomi atau perdagangan. Globalisasi memiliki wajah lain. Orang Indonesia bisa mengetahui apa yang terjadi di Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang pada saat ini juga. Budaya pop Korea dan Jepang dengan gampang tersaji melalui TV kabel dan internet; begitu juga dengan saluran radio internasional dapat kita dengarkan secara streaming. McDonald’s dan Ikea juga bisa dijumpai di banyak negara. Tak hanya itu. Globalisasi juga membuat hubungan antar negara menjadi kebutuhan sehingga semakin banyak negara-negara memiliki perwakilan diplomatik di seluruh dunia.

Konjunkturforschungsstelle (KOF) Swiss Economic Institute menyusun indeks globalisasi dari 23 variabel ekonomi, sosial, dan politik. Indeks globalisasi KOF ini memiliki skala 1 hingga 100, dimana semakin tinggi skalanya menunjukkan tingkat globalisasi yang semakin tinggi pula. Indeks globalisasi umum ini disusun dari indeks globlisasi ekonomi, indeks globalisasi sosial, dan indeks globalisasi politik, yang masing-masing memiliki bobot 36, 38 dan 26 persen.

Dari studi yang dilakukan oleh Syahraniah (2015) dengan sampel 9 negara ASEAN+3, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan pada periode 1980 hingga 2009 dengan OLS panel 5 tahunan, tidak menemukan bukti bahwa globalisasi umum dan globalisasi sosial berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hanya globalisasi ekonomilah yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bagaimana dengan dampak globalisasi terhadap kemiskinan? Seperti telah diduga dalam hipotesis di muka, karena globalisasi berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi berdampak negatif terhadap kemiskinan, maka dapat diduga bahwa globalisasi berdampak negatif terhadap kemiskinan. Studi Syahraniah (2015) menemukan bukti bahwa globalisasi secara umum dan globalisasi ekonomi menurunkan kemiskinan—namun tidak demikian halnya dengan globalisasi sosial.

Terkait ketimpangan pendapatan, studi Syahraniah (2015) menemukan bukti bahwa globalisasi secara umum, globalisasi ekonomi, dan globalisasi sosial semuanya memperburuk ketimpangan pendapatan. Globalisasi ekonomi berpengaruh lebih kuat terhadap ketimpangan pendapatan daripada globalisasi sosial. Dari hasil ini, pemerintah perlu melakukan kebijakan redistribusi pendapatan melalui pajak dan subsidi serta memperkuat belanja sosial untuk meningkatkan keterampilan khususnya bagi masyarakat yang bekerja di sektor yang berkompetisi dengan impor untuk mengurangi dampak negatif globalisasi terhadap beberapa kelompok masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kesimpulannya jelas. Negara-negara berkembang mestinya mendorong globalisasi ekonomi, dengan memperlancar perdagangan dan investasi antar negara serta mengurangi hambatan perdagangan. Namun, jangan berharap globalisasi equalize masyarakat di dalam suatu negara. The world is flat seperti kata Friedman itu adalah kesimpulan antar negara. Sedangkan di dalam suatu negara sendiri, it is uneven—persis seperti kata teori.

Referensi
Friedman, Thomas L. (2006). The World is Flat: A Brief History of the Twenty-First Century (2nd ed.). New York: Farrar, Straus, and Giroux.
Kaunder, Björn, and Niklas Potrafke. (2015). Globalization and Social Justice in OECD Countries. Review of World Economics, 151, 353-376.
Syahraniah, Nadia. (2015). Analisis Pengaruh Globalisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan, dan Tingkat Kemiskinan: Studi Kasus di Negara ASEAN+3 Periode 1980-2009. Skripsi. Tidak dipublikasikan. FEB UGM.

MusliTerkini.com – Dampak globalisasi terhadap perekonomian Indonesia bagaikan dua sisi mata uang. Ada negatif, da nada positifnya.

Namun globalisasi lebih dipandang mampu membawa pada kemajuan perekonomian Indonesia. Walau ada pula anggapan bahwa globalisasi membuat ekonomi kita kalah saing.

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

Dalam aspek ekonomi, globalisasi sangatlah berpengaruh. Perputaran bisnis dan produk menjadi hal paling disorot.

Selain itu, ada pula kebijakan-kebijakan ekonomi global yang terus diperbaharui. Membuat masing-masing Negara beradaptasi.

Baca Juga: 30 Pantun Hari Ibu 2021 Sebagai Ucapan Spesial yang Penuh Makna

Secara data, Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2019 mencatat Nilai ekspor Indonesia Agustus 2019 mencapai US$14,28 miliar. Ini adalah bukti besarnya pengaruh ruang ekonomi global.

Perdagangan yang mendunia juga membuat Indonesia lebih mudah mendapatkan barang yang sayangnya belum tersedia di Indonesia melalui kegiatan impor.

Kemudian anak bangsa bisa berbisnis dan berinovasi dengan masiv.

Masih berdasarkan data BPS, pada Agustus 2019 tercatat Nilai impor Indonesia Agustus 2019 mencapai US$14,20 miliar.

Berikut ini adalah beberapa dampak positif dan negatif dari globalisasi terhadap ekonomi di Indonesia.

Pengaruh Positif
Menjadi dorongan atau motovasui ekonomi Negara untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Baca Juga: Do'a Iftitah dan Artinya Beserta Tulisan Arab dan Latinnya

Menjadi dorongan untuk ekonomi Indonesia berubah dari berkembang ke ekonomi maju.

Banyak barang yang bisa di ekspor barang keluar negeri sehingga Negara kita mendapat devisa yang banyak.

Barang-barang dari luar negeri banyak yang masuk ke Indonesia, sehingga bisa menjadi lading bisnis yang baru.

Bisnis skala internasional menjadi lebih mudah karena pintu ekonomi global telah dibuka.

Investasi asing bisa dengan mudah masuk ke tanah air. Dengan begitu, permodalan menjadi lebih besar dan terbuka.

Dapat membuka peluang kolaborasi ekonomi secara global. Misal kolaborasi bisnis ekspor impor.

Terjadinya peningkatan varian komoditas yang tersedia. Sebab pasar bebas sudah dijalankan.

Menciptakan persaiangan yang kompetitif sehingga memacu inovasi tingkat tinggi.

Ilmu dan strategi ekonomi bisa dipelajari dari para ekonom dunia yang ikut dalam pasar ekonomi global.

Baca Juga: Peringatan Hari Ibu 2021: INGATLAH, Jangan Sampai Justru Menyakiti Hati Mereka

Pengaruh Negatif
Beberapa pelaku ekonomi yang tidak beradaptasi dengan era globalisasi menjadi kalah saing dengan pelaku ekonom global.

Kerusakan lingkugan akibat banyaknya sumberdaya yang digunakan. Khususnya penggunaan tanpa engindahkan aspek konservasi.

Strategi utang yang diberikan luar negeri kepada Indonesia menimbulkan tingginya utang Negara. Hal ini tentu menjadi beban.

Beberapa produk lokal kalah saing dan harus gulung tikar. Utamanya produk yang tidak bersaing dan beradaptasi.

Ekonomi tradisional menjadi kalang kabut, dan tak jarang tersingkir.

Sobat, demikianlah ulasan mengenai Dampak globalisasi terhadap Perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Hari Ibu Dalam Islam, Pandangan dan Juga Keutamaan Peringatan ini

Semoga ulasan ini dapat menjadi bahan belajar dan alternative kunci jawaban. Selamat belajar.

Page 2

Page 3

Page 4

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA