Bagaimana cara mencegah agar terhindar dari racun yang berada pada singkong?

Sayangnya, ternyata mengolah singkong tak semudah kelihatannya. Karena singkong mengandung beberapa senyawa yang  bisa berubah menjadi racun jika tidak diolah atau dimasak dengan benar. Berikut ini saya sajikan langkah-langkah mengolah singkong yang baik dan benar.

1. Diamkan singkong terlebih dahulu

Setelah umbi singkong dicabut dari tanah, anda tidak bisa langsung mengolahnya. Sebaiknya, diamkan dulu singkong selama 1-2 hari. Bahkan, untuk jenis singkong yang cenderung pahit, anda harus mendiamkannya selama minimal 1 minggu.

Hal tersebut bertujuan agar kandungan racun dalam singkong bisa menguap. Sehingga anda pun bisa terhindar dari risiko keracunan yang mungkin terjadi. Tapi anda yang langsung membelinya di pasaran, baik pasar tradisional atau supermarket, tidak perlu khawatir lagi. Itu berarti singkong yang dibeli sudah siap olah, kok.

2. Kupas kulit singkong

Bagaimana cara mencegah agar terhindar dari racun yang berada pada singkong?
Bagaimana cara mencegah agar terhindar dari racun yang berada pada singkong?
(Image: Lazada)

Kulit singkong memiliki lapisan yang cukup tebal, namun mudah dikupas. Agar lebih mudah mengupasnya, potong-potong singkong menjadi beberapa bagian terlebih dahulu, lalu silet salah satu bagian dan kupas searah sampai seluruh kulit terlepas. 

Sebaiknya, pakai pisau yang tajam dan anti karat seperti Pisau Set IdeaLife (Lihat di Lazada DISKON). Pisau ini terbuat dari keramik anti bakteri. Sehingga, dijamin bikin masakan anda makin higienis. Selain itu, genggamannya nyaman dengan bahan karet anti slip. Satu set pisau sudah termasuk peeler, pisau koki, pisau roti, pisau buah, pisau serbaguna, dan pisau iris.

3. Bersihkan singkong dengan benar

Meskipun sudah didiamkan beberapa lama, racun dalam singkong kemungkinan masih ada. Nah, untuk menyiasatinya, anda harus memotong-motong singkong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, lalu mencucinya di air mengalir sampai benar-benar bersih dan bebas dari tanah.

Tak hanya itu, setelah dicuci, anda perlu merendam singkong dalam air bersih yang banyak selama beberapa saat. Fungsi perendaman adalah untuk ‘menarik’ racun dengan menggunakan air. Setelah direndam, cuci kembali singkong di air mengalir demi memastikan singkong benar-benar aman untuk dikonsumsi.

4. Rebus singkong terlebih dahulu

Agar singkong lebih empuk, anda bisa merebusnya terlebih dahulu sebelum diolah. Masukkan singkong saat air sudah mendidih dan tunggu sampai singkong sudah setengah matang. Usahakan jangan merebus terlalu matang agar singkong tidak terlalu lembek nantinya. Kecuali jika anda memang berniat membuat olahan dari singkong yang dihaluskan.

Dengan mengikuti tips di atas, dijamin deh anda bisa mengolah singkong dengan lebih aman dan sehat. sekarang, anda bisa menyajikan aneka olahan lezat dari singkong tanpa takut keracunan. Jadi, mau diolah jadi apa singkong anda hari ini?

Keracunan sianida adalah kondisi ketika seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan sianida. Keracunan ini dapat menyebabkan keluhan berupa sulit bernapas, kejang, hilang kesadaran, atau henti jantung. Gejala tersebut bisa memburuk dalam waktu cepat, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Sianida merupakan senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal. Beberapa jenis sianida yang berbahaya adalah hidrogen sianida, klorida sianida, natrium (sodium) sianida, dan kalium (potasium) sianida.

Bagaimana cara mencegah agar terhindar dari racun yang berada pada singkong?

Paparan sianida dapat menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, fungsi sel-sel tersebut menjadi terganggu dan kemudian mati.

Penyebab Keracunan Sianida

Sianida adalah senyawa kimia yang sering dimanfaatkan untuk membasmi hama dan serangga. Senyawa kimia ini juga digunakan dalam berbagai industri, seperti kertas, tekstil, plastik, atau pertambangan.

Selain itu, sianida juga bisa ada dalam asap rokok atau asap hasil pembakaran plastik. Sianida dalam bentuk gas umumnya tidak berwarna, tetapi memiliki bau khas seperti “bau almond”.

Selain memiliki bentuk yang berbahaya, sianida juga bisa ditemukan dalam bentuk sianogen. Zat sianogen ini dapat ditemukan pada beberapa jenis makanan, seperti singkong, biji aprikot, biji plum, biji persik, dan biji apel.

Keracunan sianida bisa terjadi saat seseorang terpapar sianida, baik melalui kontak dengan kulit, menghirup, maupun menelan sianida. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada seseorang yang bekerja di bidang berikut:

  • Fotografi
  • Pertanian
  • Pengolahan logam
  • Pertambangan
  • Pengolahan plastik, kertas, dan kain
  • Pewarnaan
  • Pembuatan perhiasan
  • Kimia

Gejala Keracunan Sianida

Keluhan akibat keracunan sianida dapat muncul dalam waktu yang cepat. Gejalanya tergantung pada jumlah sianida yang terhirup atau tertelan. Jika terpapar dalam jumlah banyak, sianida dapat menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ, dalam waktu yang cepat.

Beberapa gejala yang dapat terjadi akibat keracunan sianida adalah:

  • Kejang
  • Sulit bernapas
  • Hilang kesadaran
  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Henti napas
  • Denyut jantung lambat (bradikardia)
  • Henti jantung

Keracunan sianida juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Hal ini karena oksigen terperangkap di dalam darah dan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh.

Sementara itu, paparan sianida dalam jumlah yang kecil umumnya akan memunculkan keluhan, seperti pusing, mual, muntah, napas cepat, denyut jantung cepat, lemas, lelah, dan sakit kepala.

Kapan harus ke dokter

Keracunan sianida merupakan kondisi yang berbahaya. Segera ke dokter atau IGD rumah sakit terdekat jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami keluhan yang disebutkan di atas.

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda tanpa sengaja terpapar bahan yang mengandung sianida, misalnya karena bekerja di tempat yang menggunakan sianida.

Diagnosis Keracunan Sianida

Pasien keracunan sianida memerlukan pertolongan dengan segera. Oleh sebab itu, diagnosis akan dilakukan setelah kondisi pasien stabil.

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami pasien, aktivitas, pekerjaan, serta makanan dan minuman terakhir yang dikonsumsi pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Untuk memastikan apakah pasien mengalami keracunan sianida, dokter akan melakukan tes darah. Tujuannya adalah untuk mengukur kadar sianida, kadar oksigen, kadar laktat, kadar karbon monoksida, dan methemoglobin di dalam darah.

Pengobatan Keracunan Sianida

Perlu diketahui bahwa pengobatan akibat paparan racun sianida hanya bisa dilakukan oleh petugas medis.

Jika terjadi kebakaran atau kebocoran zat kimia yang mengandung sianida di tempat kerja, Anda dapat melakukan upaya pertolongan pertama untuk mencegah paparan sianida, yaitu:

  • Segera keluar ruangan atau pergi dari lokasi agar Anda tidak menghirup udara yang sudah tercemar sianida.
  • Saat menyelamatkan diri, tiaraplah sedekat mungkin dengan tanah dan lindungi saluran pernapasan bila Anda tidak bisa keluar dari area tersebut.
  • Bila mata terasa panas dan pandangan kabur akibat kebakaran, aliri mata Anda dengan air selama 10–15 menit, serta cuci rambut dan tubuh Anda dengan air dan sabun selama 20 menit, kemudian bilas.
  • Jangan meminum sesuatu dan jangan berusaha membuat diri Anda muntah jika tidak sengaja menelan sianida.
  • Bila pakaian atau barang yang melekat di tubuh Anda terkena sianida, segera lepaskan dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tertutup, kemudian lapisi kembali dengan kantong plastik.

Jika Anda melihat orang yang diduga mengalami keracunan sianida, bawalah orang tersebut ke ruang terbuka. Bila Anda pernah mendapatkan pelatihan bantuan hidup dasar, lakukan teknik RJP atau resusitasi jantung paru pada orang tersebut.

Perlu diingat, jangan sesekali memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut kepada orang yang dicurigai mengalami keracunan sianida.

Anda juga harus berhati-hati menangani orang yang kulit atau pakaiannya terkena sianida. Tindakan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan menghubungi petugas medis agar Anda tidak ikut terpapar sianida.

Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen. Pada pasien dengan henti napas, akan dilakukan intubasi endotrakeal, yaitu memasukkan selang napas ke tenggorokan untuk melancarkan pernapasannya.

Selanjutnya, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan beberapa pengobatan, seperti:

  • Obat penawar sianida, seperti natrium tiosulfat, amil nitrit, sodium nitrit, atau hidroksikobalamin, untuk mempercepat proses detoksifikasi
  • Epinephrine, untuk membantu kerja jantung dan pembuluh darah agar lebih optimal dalam mengalirkan oksigen ke organ vital
  • Arang aktif, untuk pasien yang keracunan akibat menelan sianida selama masih dalam waktu 4 jam
  • Natrium bikarbonat, untuk pasien yang mengalami asidosis
  • Obat antikejang, seperti lorazepam, midazolam, dan fenobarbital, untuk pasien yang mengalami kejang

Komplikasi Keracunan Sianida

Jika gejala yang dialami cukup ringan dan penanganan segera dilakukan, keracunan sianida umumnya dapat sembuh total tanpa menyebabkan komplikasi. Sebaliknya, bila paparan sianida terjadi dalam jumlah yang banyak, maka dapat terjadi kerusakan pada saraf, jantung, otak, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat keracunan sianida akut atau kronis adalah:

  • Gagal jantung
  • Kejang
  • Koma

Pencegahan Keracunan Sianida

Keracunan sianida tidak selalu dapat dicegah. Akan tetapi, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya keracunan sianida, yaitu:

Bagaimana cara pengolahan singkong yang benar supaya terhindar dari keracunan sianida jelaskan?

Merendam umbi 24 jam sebelum direbus adalah langkah penting yang dapat mengurangi kandungan sianida dalam jumlah yang cukup banyak. Ini merupakan metode yang paling sering dipraktikkan di beberapa negara. Selama fermentasi, aktivitas mikroba akan mengurangi kandungan sianida dalam jumlah yang cukup banyak.

Bagaimana cara mengurangi atau menghilangkan racun pada ketela pohon?

Menurut Lucas Daniel, ada banyak cara pengolahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar HCN dalam kulit singkong ini salah satunya adalah perebusan dan perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penurunan kadar sianida pada kulit singkong yang direbus dan direndam dalam air selama 1, 2, dan 3 hari.

Bagaimana cara mengolah singkong dengan benar?

Caranya, kupas kulit singkong terlebih dahulu, lalu rendam bagian batangnya yang berwarna putih di dalam air bersih selama 48-60 jam. Setelah proses perendaman selesai, lanjutkan dengan memasak singkong hingga matang sempurna. Selanjutnya, Anda bisa menggoreng, merebus, atau mengukus singkong setidaknya 25 menit.

Mengapa singkong yang telah dikupas harus direndam?

Singkong yang telah dikupas selanjutnya direndam dalam bak-bak perendaman dengan tujuan untuk pencucian.