Apakah kista menyebabkan susah hamil

Perempuan yang memiliki kista bisa hamil kok.">

Perempuan yang memiliki kista bisa hamil kok.

GridHEALTH.id - Tahukah, setiap perempuan sebenarnya memiliki penyakit kista.

Namun perbedaannya, ada yang hilang dengan sendirinya, ada juga yang semakin berkembang.

Banyak yang memercayai perempuan yang memiliki kista harus melakukan pengobatan jika ingin memiliki keturunan.

Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar, lo.

Pasalnya penyebab kista bermacam-macam, yang artinya tak semua kista dalam keadaan yang abnormal.

“Wanita yang memiliki kista masih memiliki kemungkinan untuk hamil dan memiliki keturunan. Seperti halnya kista karena fisiologis yang bisa diobati dan hilang. Dengan hilangnya kista tersebut, maka kemungkinan hamil akan makin besar,” kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr Kresno Condro Adhi, SpOG, MKes, dikutip dari Nakita.id (7/10/2015).

Tapi awas, jika kista terinfeksi akan menimbulkan reaksi radang dan mengganggu proses pembuahan pada sperma dan juga sel telur.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Zifivax, IDI; Ada Keterbatasan Dalam Efektivitasnya

Kondisi tersebut dapat membuat perempuan menjadi mengalami kesulitan untuk hamil.

Selain itu jika kista berukuran sangat besar bisa menekan tuba (saluran indung telur) dan menyebabkan gangguan struktur organ reproduksi, sehingga dapat menyebabkan adanya sumbatan di saluran tempat bertemunya sel telur dan sperma.

Inilah yang mengakibatkan infertilitas.

Satu-satunya cara dalam penanganan kista memang dengan operasi.

Namun, kapan operasi mesti dilakukan tergantung pada diagnosis terhadap kista.

Jelasnya tindakan operasi di trimester awal (sampai kehamilan berusia 15 minggu) akan dihindari, agar tidak mengganggu produksi hormon-hormon pada plasenta yang berfungsi menguatkan dan menjaga kehamilan.

Baca Juga: 8 Komplikasi Hiperglikemia Pada Penyandang Diabetes Tidak Diobati

Pengangkatan kista di awal kehamilan juga sangat berisiko menyebabkan ibu keguguran.

Kalaupun ada tanda-tanda kegawatdaruratan sehingga mengharuskan kista diangkat pada awal kehamilan, tindakan operasi akan dilakukan dengan bantuan obat-obatan.

Kasus kegawadaruratan yang dimaksud contohnya, kista terpuntir hingga ibu mengalami nyeri hebat, atau kista bertambah besar dan mengganggu kehamilan.

Baca Juga: 7 Jenis Hepatitis dan Pengobatannya, Ada yang Sembuh Sendiri Hingga Harus Cangkok Hati

Namun, selama kista tidak membesar, tidak mengandung sel ganas, atau tidak ada risiko terpuntir, maka tidak akan dilakukan tindakan apa pun.

Ibu hamil cukup menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin dan dokter akan melakukan pemantauan terhadap kista melalui USG.

Untuk pengangkatan kista, bisa dilakukan saat usia kehamilan 16-20 minggu.

Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk sempurna sehingga memperkecil risiko keguguran.

Setelah kista diangkat, kehamilan bisa berlanjut.

Paling ideal, pengangkatan kista dilakukan bersamaan dengan operasi sesar saat persalinan, sehingga tindakan operasi hanya dilakukan satu kali, tidak dua kali.(*)

Baca Juga: Dampak Preeklamsia yang Bisa Mengancam Keselamatan Ibu dan Bayi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Apakah kista menyebabkan susah hamil

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Video Pilihan

Jakarta -

Miom dan kista adalah dua kondisi medis yang dapat mengganggu kesuburan. Keduanya dapat terjadi di sistem reproduksi wanita.

Kedua penyakit ini bisa menimpa para wanita usia produktif dan sama-sama memengaruhi kesuburan. Itu sebabnya, masih banyak orang menganggap bahwa miom dan kista adalah penyakit yang sama.

Namun, perlu diketahui bahwa miom dan kista adalah dua jenis penyakit yang berbeda ya. Simak ulasan selengkapnya!


Beda miom dan kista

Simak perbedaan antara miom dan kista berikut:

Miom

Miom dalam Bahasa Latin disebut mioma uteri. Sementara dalam Bahasa Inggris disebut uterine fibroid.

Miom merupakan benjolan padat yang berasal dari otot polos rahim atau uterus. Benjolan ini berubah sifat menjadi benjolan yang tadinya kecil, lalu menjadi semakin besar.

Bentuk benjolan miom adalah padat. Benjolan miom dapat terjadi lebih dari satu di rahim atau uterus.

Kista

Kista merupakan kantung berisi cairan, bisa berupa cairan kental, encer, minyak, atau darah. Isi cairan ini tergantung dengan penyakitnya. Berbeda dengan miom, kista berasal dari indung telur atau ovarium.

Selain di indung telur, kista juga dapat terjadi di tempat lain seperti rahim dan saluran tuba. Benjolan kista dapat berubah dari kecil, lalu semakin lama menjadi besar.

Kista dapat dijumpai dengan lebih dari satu benjolan yang disebut multilocus atau unilocus. Jumlah normal indung telur adalah dua. Kista dapat terjadi di satu atau dua indung telur.

Kista jinak dan ganas

Kista dibagi dalam dua bila dikelompokkan sesuai tingkat keparahan, yakni:

1. Kista jinak (non-neoplastik)

Kista jinak dapat terjadi karena perubahan hormon di tubuh. Kista jinak umumnya berisi cairan bening yang terus membesar.

2. Kista ganas (neoplastik)

Kista ganas dapat berubah menjadi kanker. Jenis kanker neoplastik dapat menjadi jinak atau berubah menjadi ganas.

Apakah kista menyebabkan susah hamil

Jenis kista

Ada beberapa jenis kista yang berhubungan dengan kesuburan. Berikut penjelasannya:

1. Kista endometriosis

Kista endometriosis merupakan jenis kista jinak. Kista ini berisi darah tua (cokelat) yang mirip darah haid. Pengidap kista endometriosis akan mengalami nyeri hebat saat haid. Benjolan kista dapat membesar karena darah yang bertumpuk-tumpuk dan bisa menyebabkan sel telur berkurang.

Kista ini akan sembuh atau tidak berkembang saat hamil. Hormon kehamilan dapat menghambat pertumbuhan kista ini, Bunda.

2. Kista fungsional

Kista fungsional merupakan folikel yang terus berkembang. Seharusnya, folikel itu pecah untuk terjadi ovulasi. Tapi, ovulasi justru tidak terjadi.

Folikel dapat berkembang dan menjadi besar, dan menyebabkan gangguan ketidakseimbangan hormon, Kista ini termasuk jinak dan berkaitan dengan fungsi ovarium. Ada yang dapat memengaruhi kesuburan bila dipicu dari konsumsi terlalu sering obat penyubur.

3. Kista dermoid

Kista dermoid ada di dalam indung telur. Kista ini merupakan asal dari sel telur atau sel-sel pembawa (germinal).

Kista dermoid rata-rata bersifat jinak, tapi ada pula yang menjadi kanker. Dalam kista ini biasanya dijumpai unsur rambut, gigi, tiroid, dan kelenjar minyak. Kista biasanya dibawa dari lahir dan membesar di usia reproduksi.

Penyebab miom dan kista

Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab miom dan kista. Tapi, miom dapat berkaitan dengan hormon reproduksi wanita, estrogen dan progesteron.

Pada miom, stem cell atau sel punca berubah menjadi sel punca miom. Begitu berubah, sel akan sangat sensitif terhadap rangsangan dari hormon reproduksi, sehingga bisa tumbuh menjadi satu dan lebih benjolan, kemudian semakin menjadi besar.

Memasuki usia produktif, setelah pubertas atau sebelum menopause, miom dapat tumbuh di rahim. Miom hampir tidak dijumpai pada anak-anak. Pada lanjut usia, miom biasanya ditemukan sudah mengecil.

Faktor risiko lain miom adalah perubahan genetik dan vitamin D yang memengaruhi sel punca. Faktor risiko ini juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berbeda dengan miom, kista belum diketahui pasti penyebabnya. Namun, faktor risiko kista di ovarium juga bisa karena faktor hormonal.

Kaitan miom dan kista pada kesuburan

Miom dan kista dapat mengganggu kesuburan wanita atau peluang memiliki keturunan. Miom yang tumbuh besar di rahim dapat menyebabkan saluran tuba tersumbat atau mengganggu menempelnya embrio di rahim (implantasi). Miom yang terjadi saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan gangguan perkembangan janin.

Berbeda dengan miom, kista dapat mengganggu kualitas dan kuantitas sel telur untuk dibuahi. Bila kista terjadi di saluran tuba, maka bisa menyumbat saluran ini dan mengganggu kesuburan.

Kista dan miom dapat terjadi secara bersamaan. Kondisi ini banyak ditemukan, terutama pada Bunda yang ingin hamil. Kista yang paling banyak ditemukan adalah kista endometriosis (kista cokelat) yang termasuk jinak. Sedangkan, miom ada di rahim. Jadi terkadang sulit bagi dokter untuk mencari penyebab sulit hamil karena miom dan kista bisa menyebabkan masalah kesuburan.

Apakah kista menyebabkan susah hamil
Beda Miom dan Kista/ Foto: iStockphoto

Tanda miom dan kista

Tanda atau gejala miom dan kista hampir sama. Lalu bagaimana membedakannya? Berikut penjelasannya, Bunda:

Tanda miom

  1. Perut tampak membesar dan keras
  2. Miom dapat mendorong kandung kemih, sehingga dapat menyebabkan Bunda sering Buang Air Kecil (BAK)
  3. Miom yang terjadi di rahim bagian belakang bisa menyebabkan sering Buang Air Besar (BAK)
  4. Rasa sakit saat BAK dan BAB
  5. Nyeri haid yang hebat
  6. Peningkatan volume darah haid hingga bisa menyebabkan kurang darah atau anemia

Tanda kista

  1. Perut tampak membesar tapi tidak keras
  2. Nyeri haid
  3. Siklus haid lama
  4. Perdarahan di luar siklus haid
  5. Nyeri saat berhubungan seksual

Diagnosis miom dan kista

Miom dan kista dapat didiagnosis melalui beberapa pemeriksan, seperti:

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan meraba, menekan, serta mengetuk bagian perut.

2. Pemeriksaan ginekologi

Dokter akan menggunakan alat untuk melihat kondisi organ reproduksi. Dalam pemeriksaan ini, dokter juga akan meraba dengan jari-jari untuk melihat apakah benjolan menekan anus, kandung kemih, serta bentuknya yang padat atau kenyal

3. Pencitraan (imaging)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan miom atau kista. Pemeriksaan berupa USG, CT scan, atau MRI.

Pengobatan miom dan kista

Pengobatan miom

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan miom. Pernah ditemukan obat, tapi ternyata ditemukan bisa mengganggu fungsi hati, sehingga ditarik oleh produsen.

Pengobatan miom hanya dapat dilakukan dengan pendekatan terapi, yakni operasi.

Terapi hormon pada pengidap miom dapat dilakukan untuk mengurangi gejala. Misalnya, volume darah haid banyak dapat diminimalisir untuk mengatasi anemia.

Pengobatan kista

Pengobatan kista dapat dilakukan tergantung jenis dan faktor risikonya. Misalnya, kista yang disebabkan konsumsi obat penyubur atau hormon dapat diatasi dengan pemberian obat.

Terapi hormon dapat dilakukan pada pengidap kista endometriosis atau folikel biasa, terutama yang bersifat jinak (non-neoplastik).

Namun, pada kista yang mengarah ke ganas (neoplastik), hingga kini belum ditemukan obatnya.

Bisakah miom dan kista sembuh?

Miom dan kista dapat sembuh dengan operasi, tapi bisa kambuh kembali, Bunda. Tak hanya itu, operasi juga bisa meninggalkan dampak pada kesuburan.

Pada operasi miom, tempat benjolan diangkat akan dijahit. Akibatnya jahitan bisa menyebabkan perubahan anatomi, yakni saluran telur yang menyempit.

Sedangkan pada kista, terkadang kalau jaringan yang diambil terlalu banyak, indung telur yang sehat bisa terbawa saat operasi. Akibatnya, jumlah sel telur dapat berkurang.

Bunda sebaiknya berdiskusi dengan dokter untuk memahami dampak ini setelah operasi miom dan kista ya. Tanyakan ke dokter mengenai persentase miom dan kista bisa kambuh lagi, serta peluang untuk mendapatkan kehamilan alami.

Miom atau kista menjadi kanker?

Miom sangat jarang menjadi kanker. Tapi, kondisi yang ditakutkan dari miom adalah terjadi sarkoma, yakni jenis kanker yang muncul dari sel-sel di jaringan ikat.

Berbeda dengan miom, kista dapat menjadi kanker. Setidaknya potensi kista menjadi kanker sekitar 30 persen. Kista ovarium paling sering ditemukan dan menjadi kanker ovarium.

Cara pencegahan miom dan kista

Berikut cara pencegahan miom dan kista:

  1. Deteksi dini saat perut tampak membesar baik keras atau tidak, haid tidak teratur, volume darah haid banyak, atau mengalami perdarahan di luar siklus haid.
  2. Menjalani pola hidup sehat, seperti makan bergizi, olahraga teratur, istirahat cukup, dan tidak stres.
  3. Konsultasi ke dokter sebelum konsumsi obat penyubur.

PCOS bukan kista

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium sering dikaitkan dengan kista. Sebenarnya, PCOS bukan kista atau sebaliknya ya, Bunda. Kata Polycystic seringkali salah diterjemahkan menjadi kista (cyst).

Selain itu, dahulu beberapa orang berpendapat bahwa kantong-kantong kecil yang ditemukan pada pengidap PCOS adalah benjolan kista. Seiring berjalannya waktu, kantong-kantong kecil (folikel) tersebut ternyata bukan termasuk kista, Bunda.

Kantong-kantong tersebut adalah kantong telur yang bertumpuk-tumpuk dan tidak berkembang. Dibandingkan kista, kantong-kantong PCOS berukuran lebih kecil, yakni ukuran diameter di bawah 9 milimeter (mm).

Folikel yang bertumpuk dan tidak berkembang ini sebenarnya tidak ada yang akan menjadi kanker. Tapi sama seperti kista, PCOS dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Benarkah konsumsi makanan tertentu bisa menyebabkan miom atau kista?

Sejauh ini, tidak ada makanan tertentu yang menyebabkan miom atau kista, Bunda. Meski begitu, kandungan fitoestrogen di makanan seperti kedelai mentah mungkin bisa menjadi faktor risiko kista.

Tapi, konsumsi kedelai mentah tidak selalu berisiko ya, Bunda. Apalagi, kita termasuk jarang mengonsumsi kedelai mentah.

Semoga informasi mengenai beda miom dan kista ini membantu saat program hamil ya, Bunda.

 Simak juga cerita Tantri 'Kotak" hamil dengan toksoplasma dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)

Apa saja ciri ciri penyakit kista?

Ciri-ciri kista ovarium yang perlu diwaspadai Sakit perut bagian bawah, rasa nyerinya seperti ditekan benda tumpul. Punggung bagian bawah atau panggul terasa sakit dan tidak nyaman. Berhubungan seks terasa sakit. Berat badan turun atau naik secara drastis tanpa sebab jelas.

Apa efek dari penyakit kista?

Kista menjadi masalah ketika tidak hilang, pecah, ukuran yang membesar, maupun dapat menghalangi suplai darah ke ovarium. Selain itu, kista juga dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti: Berisiko besar terkena kanker endometrial, kanker payudara, dan kanker ovarium.

Apakah kista merupakan penyakit keturunan?

Diliput dari salah satu website bahwa Riwayat keluarga yang memiliki kista juga bisa menjadi salah satu faktor yang akan menyebabkan keturunannya terkena kista. Hal ini karena adanya gen bermutasi yang diturunkan orangtua, kakek, nenek, bahkan generasi sebelumnya.