Apakah inflasi mempengaruhi penawaran uang

Biar Tidak Bingung, Apa Sebenarnya Pengaruh Peningkatan Inflasi Terhadap Uang Anda? – Statistik terkini Bank Indonesia menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahun 2017 ini dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan peningkatan.

Sejumlah kalangan pun memprediksi bahwa dibandingkan tahun 2016 silam, tingkat inflasi Indonesia pada tahun ini akan naik.

Baca Juga: Investasi Sebagai Penggerak Roda Perekonomian Indonesia: Apa dan Bagaimana?

Kenapa bisa meningkat dan perlu kah Anda khawatir? Inflasi diukur dengan membandingkan harga dari beberapa barang.

Sebagai sebuah indikator untuk melihat tingkat perubahan, inflasi terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling memengaruhi.

Angka inflasi mencoba untuk mencerminkan pola pengeluaran kehidupan nyata dan meningkat atau menurunnya biaya.

Baca Juga: Bagaimana Caranya Menciptakan Portofolio Investasi yang Low-Risk, High Return?

Angka inflasi yang meningkat berarti biaya hidup semakin mahal. Namun inflasi yang lebih tinggi diharapkan bisa diimbangi oleh kenaikan upah, artinya nilai uang kita juga harus meninggi semakin jauh dari sebelumnya.

Pengaruh Peningkatan Inflasi Terhadap Uang

Hanya saja, ada satu hal yang sangat terpengaruh oleh kenaikan angka inflasi, yakni tabungan. Bila suku bunga di tabungan kita lebih rendah ketimbang tingkat inflasi, maka nilai uang kita mengalami penurunan. Itu sama saja artinya dengan kehilangan uang. Tingkat inflasi yang meninggi seturut waktu akan menguras nilai uang Anda.

Dan saat ini sangat jarang ada lembaga perbankan tradisional yang menawarkan suku bunga yang mampu mengalahkan tingkat inflasi.

Baca Juga: Memanfaatkan Efek Compounding Sebagai Bagian dari Strategi Investasi

Jadi, bila tidak ingin nilai uang Anda lama-kelamaan menyusut, Anda harus mencari solusinya, dan itu artinya Anda harus bisa mencari tingkat pengembalian yang lebih baik.

Tapi Anda hanya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan mengekspos uang tunai yang Anda dapatkan dengan susah payah ke risiko yang lebih besar.

Apakah kenaikan inflasi memperkuat argumen untuk berinvestasi dalam platform peer-to-peer lending? Tentu saja! Dan kenaikan tingkat inflasi juga memperkuat argumen bahwa lebih baik berinvestasi di pasar saham karena tingkat pengembaliannya bahkan bisa lebih tinggi lagi.

Hanya saja, investasi saham bukan untuk semua orang. Belum lagi menyoal timing. Bila salah sedikit saja, investor bisa saja menanggung kerugian yang sangat besar.

Intinya bisa disimpulkan seperti ini: meski inflasi merupakan kekhawatiran bagi mereka yang menabung, rasa takut akan kerugian tentu jauh lebih besar.

Baca Juga: Apa Itu Efek Compounding Dalam Investasi dan Seperti Apa Manfaatnya?

Tentu tidak masuk akal untuk mengalihkan semua tabungan Anda ke lembaga keuangan dengan bunga rendah atau pun menginvestasikannya ke instrumen dengan tingkat risiko yang tinggi.

Kuncinya adalah dengan membuatnya seimbang, maka harus dicari bagaimana ia bisa menjadi seimbang.

Menyeimbangkan Keuangan Demi Meredam Pengaruh Inflasi Terhadap Keuangan

Salah satu metode yang bisa Anda implementasikan untuk menyeimbangkannya sekaligus meredam pengaruh peningkatan inflasi terhadap uang Anda adalah seperti ini:

  1. Pertahankan tabungan, dalam artian tetaplah menabung. Hanya saja, cobalah cari lembaga keuangan yang menawarkan bunga rata-rata yang lebih tinggi dari yang lain.
  2. Depositokan sejumlah uang dalam jangka waktu tertentu. Upayakan agar uang tersebut tidak dibutuhkan dalam kurun waktu sesuai jangka deposito karena tidak bisa ditarik hingga jangka waktunya terpenuhi.
  3. Kumpulkan dana darurat dan simpan di bank agar sewaktu-waktu bisa digunakan.
  4. Jadikan peer to peer lending sebagai sasaran lain di mana Anda bisa mengalokasikan sejumlah uang yang belum Anda perlukan dalam waktu dekat dan membuat nilainya berpotensi tumbuh lebih tinggi lagi.
  5. Dan bila Anda siap merugi, investasikanlah sejumlah uang ke pasar saham, paling tidak dalam kurun waktu 5 tahun. Meski saham umumnya mengandung tingkat risiko yang tinggi, keuntungan yang mampu dihasilkannya bahka bisa lebih tinggi dari kebanyakan instrumen investasi.

Dengan begitu, keuangan Anda bisa menjadi lebih seimbang dan bisa lebih tahan banting terhadap peningkatan inflasi.

Bila Anda selama ini hanya mengharapkan tabungan untuk menambah nilai uang Anda dan masih ragu untuk menyetornya ke rekening deposito maupun berinvestasi saham, cobalah peer to peer lending.

Baca Juga: Hey Fresh Graduate, Pastikan Melakukan Hal ini Sebelum Mulai Mendanai

Meskipun Anda belum pernah berinvestasi sebelumnya, Anda bisa mulai mempelajari dasar-dasar fundamental investasi itu sendiri lewat investasi peer to peer lending dengan nominal yang rendah, semisal KoinWorks yang bisa dimulai dari nominal Rp 100.000.

Kenapa investasi penting dalam meredam pengaruh peningkatan inflasi terhadap uang? Katakanlah tingkat inflasi rata-rata dalam tahun 2017 ini adalah 5%, dan bila Anda bisa mendapatkan keuntungan rata-rata investasi sebesar 12%, maka tentu saja nilai uang Anda bertambah mengalahkan inflasi, bukan?

Di sisi lain, bila tabungan Anda hanya memberikan 2,2% bunga pertumbuhan nilai Anda, dibandingkan tingkat inflasi sebesar 5%, tentu membuat uang di dalam tabungan merugi.

Hanya saja, seperti yang sebelumnya disebutkan, saat ini tidak ada lembaga perbankan yang mampu memberikan bunga tabungan yang lebih tinggi dibanding tingkat inflasi.

Baca Juga: Begini Cara Kerja KoinWorks dalam Hal Pendanaan Fintech Lending

Investasi tentu saja menjadi solusi yang sangat tepat. Jadi, mulailah berinvestasi dari sekarang!

Hai, Quipperian!

Ayo, di masa pandemi ini, siapa yang jadi krisis ekonomi alias enggak dapat uang jajan dari orang tua? Acungkan jari!

Puk puk. Jangan sedih ya, Quipperian. Kamu enggak sendirian. Pandemi memang mengharuskan kita semua untuk melakukan penghematan. Jika kamu masih sehat walafiat, dapat makan dan minum setiap hari dengan teratur, bahkan tidur dengan nyaman setiap malamnya, kamu wajib bersyukur. Di luar sana, ada banyak teman-teman yang tidak dapat merasakannya. Jangan menyerah, ya!

Sebelum membahas lebih jauh tentang permintaan dan penawaran uang, Quipper Blog berikan sekilas pengertian tentang uang itu sendiri dulu, ya. Kuy, disimak ya!

Apa Itu Uang?

Bicara tentang uang, benda kesukaan Mr. Crab ini ternyata punya pembahasan sendiri dalam ilmu Ekonomi yang dipelajari di bangku kelas sebelas.

Kamu tentu tahu apa itu uang. Tahukah kamu definisi uang menurut ahli? Menurut R.J. Thomas, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum dalam masyarakat untuk melakukan pembayaran terhadap barang, jasa, aset berharga, dan juga utang.

Karena tidak hanya melibatkan satu-dua orang saja melainkan seluruh masyarakat, maka uang memiliki syarat-syarat khusus. Pertama, uang harus dapat diterima oleh seluruh kalangan. Kedua, uang tidak boleh mudah rusak. Ketiga, uang harus memiliki nilai tetap yang sama di masa sekarang hingga masa mendatang. Keempat, uang digunakan secara terus-menerus (kontinuitas). Kelima, uang bersifat fleksibel dan praktis. Terakhir, uang harus dapat dibagi, sekecil apapun tidak akan kehilangan nilainya.

Hmm… Apakah permintaan uang itu sama dengan minta uang jajan ke orang tua? Lalu, apa itu penawaran uang? Siapa sih yang mau menawarkan uangnya? Apakah serupa dengan permintaan dan penawaran barang atau jasa?

Daripada kamu mendapat pemahaman yang keliru, yuk baca bahasan yang telah Quipper Blog siapkan untukmu tentang permintaan dan penawaran uang di bawah ini!

Apa Itu Permintaan Uang?

Guys, permintaan uang tentu saja memiliki bahasan yang lebih kompleks daripada sekadar meminta uang jajan!

Permintaan uang sendiri merupakan istilah bagi para ekonom dalam menjelaskan alasan individu atau perusahaan memegang sejumlah uang. Hmm, apa nih¸ alasanmu memegang uang sehari-hari? Mungkin untuk beli snack di minimarket atau untuk cash on delivery saat online shopping, deh.

Hal yang perlu diingat selalu, uang yang dimaksud adalah uang dalam bentuk fisiknya ya, Quipperian.

Dilihat secara garis besar, ada dua alasan kenapa individu atau perusahaan memegang uang:

  1. Transaction demand, yaitu kebutuhan untuk melakukan transaksi.
  2. Asset demand, yaitu kebutuhan untuk berjaga-jaga.

Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang. Umumnya, faktor-faktor tersebut sejalan dengan teori pendapatan yang dikemukakan J.M. Keynes.

Ini dia faktor-faktor tersebut:

  1. Meningkatnya kekayaan
  2. Pendapatan nasional mengalami perubahan karena besar-kecilnya pembelanjaan negara
  3. Meningkatnya kebutuhan transaksi dengan uang sebagai alat tukar
  4. Kebutuhan untuk berjaga-jaga
  5. Kebutuhan membuat spekulasi

Apa Itu Penawaran Uang?

Penawaran uang tentu saja bukan dilakukan seseorang dengan menawarkan uang ke orang-orang di sekitarnya, ya! 

Penawaran uang mengacu pada jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kamu mungkin ingat suatu kebijakan negara berupa kebijakan moneter untuk mengatur penawaran uang atau jumlah uang yang beredar. Nah, dari situ kita tahu bahwa penawaran uang adalah tugas negara yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Dalam penawaran uang, kamu akan menemukan istilah M1, M2, M3. M1 merupakan uang logam, uang kertas, dan rekening giro. Jika M1 ditambahkan dengan tabungan non-giral dan rekening bank yang tidak dapat dicairkan dalam bentuk cek, akan diperoleh M2. Jika M2 ditambahkan dengan kesepakatan pembelian kembali dalam jangka panjang, deposito jangka panjang, dan aset lain, akan diperoleh M3.

Tidak hanya ketiga istilah tersebut, near money juga termasuk dalam penawaran uang. Near money adalah kekayaan bentuk lain yang bisa dikonversi ke dalam bentuk likuid serta dapat dihitung sebagai uang, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan Bank Indonesia pada saat melakukan tugasnya dalam mengatur penawaran uang.

Ini dia faktor-faktor yang dimaksud:

  1. Tingkat bunga
  2. Tingkat inflasi
  3. Tingkat produksi dan pendapatan nasional
  4. Kondisi kesehatan dunia perbankan
  5. Nilai tukar rupiah

Nah, sekarang kamu tahu bahwa permintaan dan penawaran uang sangat berbeda ya daripada permintaan dan penawaran barang atau jasa. Semoga materi tentang permintaan dan penawaran uang di atas cukup membantu kamu ya, Quipperian. Jangan lupa subscribe Quipper Video kalau kamu mau belajar bareng tutor profesional, rangkuman materi, dan latihan soal. Good luck!

  • //learn.quipper.com/ 

Penulis: Evita

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA