Apakah boleh mandi Haid tidak keramas

Jakarta -

Mandi wajib bagi perempuan terdiri atas mandi junub dan mandi setelah haid atau nifas. Secara umum, tata cara mandi wajib bagi perempuan sama dengan bagi laki-laki. Namun, ada sedikit pengecualiannya.

Dikutip dari Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita oleh Abdul Syukur Al-Azizi, perempuan yang mandi wajib setelah haid boleh menggelung rambutnya. Ketentuan ini disampaikan dalam hadits bahwa Ummu Salamah bertanya,

"Wahai Rasullah, aku seorang perempuan yang gelungan rambutnya besar. Apakah aku harus membuka gelungan rambutku ketika mandi junub?"

"Rasulullah SAW menjawab, 'Jangan kamu buka. Cukuplah kamu menyela-nyela kepalamu dengan air sebanyak tiga kali, kemudian guyurlah kepala dan badanmu dengan air sehingga kamu telah bersuci'," (HR Muslim)

Dalam riwayat lain, Aisyah ra berkata,

"Kami (istri-istri nabi) apabila salah seorang di antara kami junub, maka ia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali, lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian ia mengambil air dengan satu tangannya, lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri." (HR Bukhari dan Abu Dawud)

Diriwayatkan dalam hadits dari Aisyah ra, ia mengatakan, Asma' binti Syakal ra bertanya pada Rasulullah SAW mengenai mandi haid, maka ia bersabda,

"Salah seorang di antara kalian (perempuan) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, boleh juga pengganti seperti sabun dan semacamnya), lalu ia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian ia menuangkan air di atas kepalanya, lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya.

Kemudian ia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian ia bersuci dengannya. Maka Asma' berkata, 'Bagaimana aku bersuci dengannya?' Beliau bersabda, 'Maha Suci Allah.' Maka, Aisyah berkata pada Asma', 'Kamu mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu)."

Berikut tata cara mandi wajib setelah haid sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW melalui sabdanya:

  • 1. Berniat,

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu ghuska liraf'il hadatsil akbari minal haidhi fardhan lillaahi ta'aalaa."

Artinya: Sengaja aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar disebabkan haid karena Allah Ta'ala.

  • 2. Mencuci tangan tiga kali sebelum memasukkannya ke tempat air atau sebelum mandi
  • 3. Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri
  • 4. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan sabun atau sejenisnya
  • 5. Berwudhu yang sempurna seperti ketika hendak salat
  • 6. Menyiramkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali
  • 7. Mengguyurkan air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut atau kulit kepala dengan menggosok-gosokkannya dan menyela-nyelanya. Tidak wajib bagi wanita untuk mengurai ikatan rambutnya.
  • 8. Mengguyur air ke seluruh badan dari sisi kanan, lalu sisi kiri.

Semoga ibadah kita diterima dengan mandi wajib setelah haid, detikers. Aamiin.

Simak Video "Tata Cara dan Doa Menyembelih Hewan Kurban"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

Suara.com - Apakah mandi junub harus keramas? Pertanyaan ini sering kali muncul di benak masyarakat. Untuk menjawab rasa penasaran publik mengenai hal itu, mari simak penjelasannya berikut ini.

Mandi junub atau mandi wajib merupakan mandi yang wajib untuk dikerjakan bagi setiap umat muslim yang memiliki hadas besar. Hadas besar ini disebabkan oleh banyak hal mulai dari haid atau nifas, berhubungan badan maupun keluar sperma. Lantas, apakah mandi junub harus keramas?

Bagi umat muslim yang memiliki hadas besar, diwajibkan untuk segera melakukan mandi junub. Hal ini karena terkait larangan untuk melaksanakan ibadah sebelum melakukan mandi junub. Namun, seringkali apakah saat mandi junub seseorang harus keramas?

Apakah Mandi Junub Harus Keramas?

Baca Juga: Makanan Halal Menjadikan Hati Rindu Kebaikan, Mengapa Demikian? Buya Yahya: Perhatikan Ini

Dikutip dari NU Online, mandi junub merupakan mandi yang berbeda dari biasanya. Mandi biasanya merupakan mandi yang dilakukan untuk membersihkan badan dari kotoran. Sementara itu, mandi junub merupakan mandi untuk menghilangkan hadas besar.

Mandi junub yang paling utama adalah membasuh seluruh badan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Namun banyak pertanyaan di benak masyarakat, apakah mandi junub harus keramas menggunakan sampo?

Keramas merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk mencuci rambut dengan menggunakan sampo. Jika diambil pengertian dari mandi junub, keramas juga tidak bisa disamakan dengan mandi junub. 

Dikutip dari ceramah Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah, Buya Yahya menyatakan bahwa sampo tidak ada hubungannya dengan mandi junub. Buya Yahya juga mengatakan bahwa jika seluruh tubuh telah diguyur dengan air maka sudah sah mandi junubnya.

Hal ini juga diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa mandi junub hanya perlu menyirami rambutnya atau bagian kepalanya dengan air sebanyak tiga kali. 

Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Mandi Wajib dan Doanya, Basuh Bagian Ini Dulu

“Jika seorang perempuan mandi setelah melakukan hubungan seksual, maka tidak perlu baginya untuk melepaskan rambutnya. Cukup dia menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Tapi, kalau dia mandi setelah selesai haid, maka dia harus melepas rambutnya,” (HR Muslim)

Bolehkah tidak keramas saat mandi wajib haid?

Sementara itu, mandi junub pada dasarnya mengutamakan basuhan air ke seluruh tubuh sebagaimana dikutip dari buku 125 Masalah Thaharah oleh Muhammad Anis Sumaji. Dalam artian, buku tersebut tidak mewajibkan keramas pada pelaksanaan mandi junub.

Bolehkah wanita mandi wajib tanpa keramas?

Keramas atau istilah lain dari mencuci rambut dengan sampo tidak bisa disamakan artinya dengan mandi wajib atau mandi junub. Dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah oleh Buya Yahya menyatakan bahwa sampo tidak ada hubungannya dengan mandi wajib atau mandi junub.