Apakah arti asmaul husna al aziz

Nama tersebut termasuk Al Asma`ul Husna, sebagaimana terdapat dalam nash di Al-Quran, antaranya di Surat Al-Baqarah ayat 129:

إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

“Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Sedangkan di dalam hadits diantaranya diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra., Rasulullah Saw. bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَفَاةً عُرَاةً غُرْلاً كَمَا خُلِقُوا…. فَأَقُوْلُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ: إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

“Manusia dikumpulkan di hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak dikhitan sebagaimana dahulu mereka diciptakan. Maka aku mengatakan seperti yang dikatakan seorang hamba yang shalih: Jika engkau siksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu dan jika Engkau ampuni mereka, sesungguhnya Engkau adalah Al-Aziz (Maha Perkasa) dan Maha Bijaksana.” (Shahih, HR. At-Tirmidzi dalam Kitab Shifatul Qiyamah bab Ma Ja`a fi Sya`nil Hasyr no. 2423. Asy-Syaikh Nashiruddin Al Albani mengatakan: Shahih)

Adapun makna nama Allah Al ‘Aziz adalah yang memiliki sifat ‘izzah.

Al-‘Izzah menurut para ulama memiliki tiga makna:

Pertama, Al-’Izzah (yang berasal dari kata عَزَّ-يَعِزًُّ) artinya pertahanan diri dari musuh yang hendak menyakiti-Nya, sehingga tidak mungkin tipu dayanya akan sampai kepadaNya.

Sebagaimana dalam hadits qudsi Allah Saw. berfirman:

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي …

“Wahai hamba-hambaKu sesungguhnya kalian tak akan dapat mencelakai Aku, sehingga membuat Aku celaka…”

Kedua, Al-’Izzah yang berasal dari kata ( عَزَّ-يَعُزُّ) artinya mengalahkan dan memaksa.

Contoh penggunaan kata itu dengan makna tersebut.

إِنَّ هذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُوْنَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ أَكْفِلْنِيْهَا وَعَزَّنِي فِي الْخِطَابِ

“Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Dia berkata: serahkanlah kambingmu itu kepadaku, dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan”. (Qs. Shad: 23)

Sehingga maknanya adalah Allah Swt. Maha Perkasa, Memaksa dan Mengalahkan musuh-musuh-Nya, sedang musuh-Nya tidak mampu mengalahkan dan memaksa-Nya.

Makna inilah yang paling banyak penggunaannya.

Ketiga, dari kata عَزَّ-يَعَزُّ artinya kuat. Sifat ‘izzah menunjukkan kesempurnaan sifat-sifat Allah Swt. bahwa tiada yang menyerupainya dalam hal kuat atau mulia kedudukanNya.

Ada juga yang berpendapat bahwa Al-’Aziz artinya yang memiliki segala macam kemuliaan: kemuliaan kekuatan, kemuliaan kemenangan, dan kemuliaan pertahanan. Sehingga tidak seorangpun dari makhluk dapat mencelakaiNya. Dan hanya Allah Dzat yang bisa mengalahkan dan menundukkan seluruh yang ada, sehingga tunduklah kepadaNya seluruh makhluk karena kebesaran-Nya.

Pengaruh Nama Al-’Aziz pada Hamba

Pengaruhnya pada diri seorang hamba, nama tersebut membuahkan sikap tunduk kepada- Nya, dan tidak mungkin bagi makhluk untuk melakukan sesuatu untuk memerangi Allah Swt seperti melakukan riba atau merampok. Karena keduanya merupakan salah satu bentuk memerangi Allah Swt. sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 279 dan Al Ma‘idah ayat 33.

Nama ini juga membuahkan sifat mulia dalam diri seorang mukmin dalam berpegang dengan agamanya, sehingga ia mulia di hadapan orang kafir, merendah di hadapan orang mukmin.

Selain itu, nama Al-Aziz ini juga membuahkan sikap selalu memohon pertolongan kepada Allah Swt. dari kejahatan musuh, karena Dia-lah yang Maha Kuat lagi Perkasa.

Baca #NgajiAsmaulHusna-004 : 99 Asmaul Husna Makna dan Pengertiannya ; Al-Mu’minu Al Muhaiminu

9. Al Jabbar

(Yang Maha Kuasa Memaksakan Kehendak-Nya)

Salah satu Al Asma`ul Husna adalah Al Jabbar (الْجَبَّارُ).

Allah menyebutkan nama-Nya ini dalam surat Al Hasyr ayat 23:

“Dia-lah Allah yang tiada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Al-Jabbar, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

Dalam hadits Abu Sa’id disebutkan bahwa Nabi Saw. bersabda:

تَكُونُ الْأَرْضُ يوم الْقِيَامَةِ خُبْزَةً وَاحِدَةً يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ

“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue dan dibalikkan oleh ‘Al Jabbar’ dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang diantara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar.”

(Shahih, HR. Al-Bukhari, 5/2389, no.6155 tahqiq Mushthafa Al Bagha)

Al Jabbar yakni yang memiliki sifat jabarut. Dalam salah satu doa Nabi Saw, yang diriwayatkan sahabat ‘Auf bin Malik:

قُمْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ لَيْلَةً فَلَمَّا رَكَعَ مَكَثَ قَدْرَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ: سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

“Aku berdiri (shalat) bersama Rasulullah pada suatu malam. Ketika ruku’ beliau tetap diam seukuran surat Al Baqarah. Beliau mengatakan dalam ruku’nya: ‘Maha Suci yang memiliki Jabarut, kerajaan (pengaturan), kesombongan, dan keagungan’.”

Shahih, HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shifat Shalatin Nabi, hal.133)

Adapun makna Al Jabbar secara ringkas seperti yang disampaikan oleh Asy-Syaikh As-Sa’di  yaitu:

“Yang Maha Tinggi dan Tertinggi, juga bermakna Yang Memaksa, dan bermakna Ar Ra`uf Yang kasih sayang, yang memperbaiki kalbu yang redam, memperbaiki yang lemah dan tidak mampu, serta yang berlindung kepada-Nya.”

(Tafsir As-Sa’di hal. 946)

Ibnu Jarir  mengatakan:

“Yang memperbaiki urusan makhluk-Nya, Yang mengatur mereka dengan sesuatu yang maslahat bagi mereka.”

(dinukil dari Tafsir Ibnu Katsir, 4/367)

Al-Harras menyebutkan bahwa Ibnu Atsir mengatakan:

“Diantara nama-nama Allah adalah Al Jabbar. Artinya adalah Yang memaksa hamba-hamba sesuai yang Dia maukan, baik berupa perintah atau larangan…Dikatakan pula bahwa maknanya adalah Yang tinggi di atas makhluk-Nya. Diantara ungkapan orang Arab Nakhlah Jabbarah yakni pohon korma yang besar, yg tangan tidak dapat menjangkaunya.”

Ar Raghib dalam kitabnya Al-Mufradat mengatakan:

“Asal maknanya adalah memperbaiki sesuatu disertai semacam paksaan. Adapun apa yang Allah sifatkan semacam Al-‘Aziz Al-Jabbar Al- Mutakabbir, maka dikatakan bahwa Allah dinamai dengan nama itu dari ungkapan ‘jabartu al faqir’ artinya aku memperbaiki keadaan orang faqir. Karena Allah, Dialah yang memperbaiki manusia dengan nikmatNya yang melimpah. Dikatakan pula, karena Dia memaksa manusia kepada kehendak-Nya.”

Al-Harras juga mengatakan bahwa Ibnul Qayyim menyebutkan “tiga makna”, yang kesemuanya masuk  dalam makna nama tersebut, dimana dibenarkan masing-masing makna tersebut dimaukan darinya.

Makna pertama bahwa Dialah yang memperbaiki kelemahan hamba-hamba-Nya yang lemah,  memperbaiki kalbu yang merasa redam di hadapan-Nya, yang tunduk di hadapan kebesaranNya dan keagunganNya. Betapa banyak kalbu yang redam lalu Allah perbaiki, yang fakir lalu Allah berikan kecukupan, yang hina lalu Allah muliakan, yang kesusahan lalu Allah hilangkan kesusahannya, yang kesulitan lalu Allah berikan kemudahan.

Dan betapa banyak orang yang terkena musibah lalu Allah perbaiki dengan memberinya taufiq untuk kokoh dan sabar. Allah yang mengganti  musibahnya dengan pahala yang besar. Maka hakikat makna Jabar adalah memperbaiki keadaan hamba dengan melepaskannya dari kesulitan, serta menghilangkan darinya kesusahan.

Makna kedua, bahwa Dia yang Maha Memaksa, yang segala sesuatu tunduk kepada kebesaranNya, yang semua makhluk tunduk kepada keagungan-Nya dan keperkasaan-Nya. Maka Dia memaksa hamba-hambaNya kepada apa yang Dia kehendaki berupa sesuatu yang sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan kehendak-Nya.

Tiada makhluk satupun yang dapat lepas dari-Nya.

Makna ketiga, bahwa Dia yang Maha Tinggi dengan Dzat-Nya di atas seluruh makhlukNya, sehingga tidak seorangpun mendekat kepada-Nya.

Al-’Allamah As Sa’di menyebutkan makna yang keempat, bahwa Allah Dzat yang Maha Besar tersucikan dari segala kekurangan dan keserupaan dengan siapapun, serta tersucikan dari sesuatu yang menyerupai-Nya, baik dalam kekhususan-2 Nya maupun hak-hak Nya. (Syarh Nuniyyah, 2/103-104)

Makna semacam ini juga diriwayatkan dari tafsir Ibnu ‘Abbas . Beliau mengatakan bahwa makna ‘Al Jabbar adalah yang Maha Agung, dan sifat Jabarut artinya sifat keagungan’. Demikian dinukilkan oleh Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya (18/47).

Apa arti Al Aziz dalam Asmaul Husna?

DALAM pembahasan asmaul husna kali ini, kita akan membahas tentang Al-Aziz. Ini merupakan salah satu nama terindah Allah yang menunjukkan keperkasaan dan kemuliaan-Nya. Al-Aziz berarti Yang Maha Perkasa atau Yang Maha Mulia.

Apa arti dari Al Aziz dan Al Jabbar?

Al Jabbar arti dalam bahasa adalah keagungan atau ketinggian. Al Jabbar artinya kehendak Allah yang tidak bisa diingkari oleh siapa pun. Semua mahluk tunduk kepada apa yang dikehendaki-Nya, karena kekuasaan dan keagungan-Nya bersifat mutlak. Al Aziz secara bahasa berarti kekukuhan, kemantapan, dan kekuatan.

Apa yang dimaksud dengan Allah Maha Perkasa?

Allah disebut Al-Aziz maknanya Allah Maha Perkasa. Al-Aziz atau Maha Perkasa menunjukkan bahwa Allah SWT mempunyai kekuatan dan keperkasaan yang tidak ada tandingannya. Sebagai Zat Yang Maha Perkasa, keperkasaan Allah SWT bersifat abadi dan tidak pernah berkurang sedikitpun.

Dijelaskan dalam surat apakah ayat yang menjelaskan tentang Asmaul Husna Al Aziz?

Surah At-Taubah ayat 40.