Apa yang dimaksud mengutip kenapa kita harus mengutip dalam menulis karya

Pengertian Kutipan – Halo sobat semua, kali ini dosenpintar.com akan membahas artikel mengenai Pengertian Kutipan, Fungsi, Tujuan, serta Manfaatnya. Pada penulisan sebelumnya juga pernah kita bahas bagimana penulisan saran dalam makalah beserta unsur beserta contohnya. Karena itu daripada sobat semua penasaran, yuk langsung aja simak artikel berikut.

Pengertian Kutipan Secara Umum

Secara umum kutipan diartikan sebagai kalimat pinjaman dari seorang pengarang atau seorang tokoh terkenal yang terdapat didalam buku, surat kabar, majalah, maupun di media elektronik. Sementara pengertian dari kutipan sendiri yaitu pengulangan suatu kalimat terkenal  yang ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.

Pengertian Kutipan Menurut Ahli

Menurut Keraf kutipan merupakan bagian dari suatu pernyataan maupun pendapat yang telah terdokumentasi. Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Meskipun kutipan dari seorang ahli itu diperkenankan, bukan berarti bahwa keseluruhan dari tulisan tersebut terdiri dari kutipan-kutipan. Sebuah kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.

Fungsi Kutipan

Fungsi dari suatu kutipan yaitu :

  • Sebagai landasan teori
  • Penguat bagi pendapat penulis
  • Penjelasan bagi suatu uraian
  • Bahan bukti untuk menunjang pendapat tersebut

Tujuan Kutipan

Kutipan selalu ada didalam suatu karya ilmiah, seperti dalam artikel, karya tulis, skripsi, maupun tesis. Sebab kutipan bertujuan sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Jadi penulis suatu karya ilmiah tidak perlu menghabiskan waktunya untuk menyelidiki hal yang telah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, mereka cukup mengutip karya dari penulis lain tersebut.

Baca Juga :  Pidato Singkat Tentang Pendidikan

Manfaat Kutipan

Adapun manfaat dari suatu kutipan yaitu :

  • Menunjukkan mutu ilmih yang lebih baik.
  • Menampilkan ketelitian secara lebih tepat serta akurat.
  • Memudahkan dalam evaluasi penggunaan dari sumber dana.
  • Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
  • Mencegah terjadinya perulangan dalam  penulisan daftar pustaka.
  • Menaikan mutu estetika sebuah penyusunan penulisan.
  • Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Macam – Macam Kutipan

Terdapat tiga jenis kutipan, ketiga jenis kutipan tersebut antaralain :

Kutipan Tidak Langsung

Jenis yang pertama yaitu kutipan tidak langsung. Kutipan ini digunakan oleh penulis dengan mengambil pikiran/ide/gagasan orang lain, yang kemudian disampaikan dalam sebuah karya tulis dengan kalimat si penulis sendiri yang terkait dengan kutipan tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa penulis tersebut tidak menulisnya dengan sama persis mengenai tulisan/kalimat yang ia kutip.

Kutipan Langsung

Selanjutnya ada kutipan langsung. Jenis kutipan ini dilakukan dengan cara menulis kembali pikiran/pendapat/ide orang lain sama persis dengan aslinya. Dengan kata lain si penulis mengcopas (copy paste) tulisan/kalimat tanpa merubahan kalimat aslinya tanpa menambah ataupun mengurangi tulisan/kalimat tersebut.

Kutipan Langsung Singkat

Dan jenis yang terakhir dilakukan oleh penulis dengan cara mengutip sumber bacaan  dengan jumlah kurang dari 4 baris, yang mana teks yang penulis kutip tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tulisannya sebagai kelanjutan tulisan (bukan paragraf baru) dengan menggunakan tanda kutipan (koma dua) di bagian atas kalimat yang dikutip. Kutipan langsung singkat ditulis menjadi satu didalam sebuah paragraf karya tulis. Tanda petik yang digunakan berfungsi untuk memisahkan kalimat kutipan dengan kalimat penulis, dimana sumber dari kutipan ditulis dekat dengan kalimat yang penulis kutip.

Baca Juga :  Pengertian Narrative Text

Contoh Dari Kutipan

Berikut adalah contoh dari kutipan.

  • Kamu harus berjuang demi menggapai impianmu, namun kamu harus berkorban dan bekerja keras untuk mendapatkannya. (Lionel Messi)
  • Tidak masalah selambat apapun kamu bergerak, asalkan kamu tidak berhenti. (Confucius)
  • Yang akan bertahan hidup bukanlah spesies yang paling kuat, bukan pula yang paling pintar; akan tetapi yang paling mampu berubah. (Charles Darwin)

Demikianlah artikel lengkap mengenai Pengertian Kutipan, Fungsi, Tujuan, dan Manfaatnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan membantu teman-teman dosenpintar.com. Kalau begitu sampai ketemu lagi di artikel-artikel edukasi berikutnya.

  • Pengertian Analisis
  • Pengertian Metode Penelitian
  • Pengertian Penelitian

Pagi ini ada yang mengatakan hal menarik kepada saya. Konon, orang yang mencantumkan kutipan dalam tulisannya itu tidak percaya diri. Saya begitu. Apakah artinya saya tidak percaya diri?

Buat saya, soal kutip-mengutip bukan hal kecil. Saya bawel mengenai ini, baik kepada mahasiswa saya maupun kepada anak-anak saya. Ijinkan saya menuliskan beberapa alasannya.

Pertama, secara garis besar tulisan terbagi dua: fiksi dan nonfiksi. Dalam tulisan fiksi tentu sangat mungkin penulis tidak mencantumkan kutipan, namun dalam tulisan non fiksi sama sekali bukan hal yang aneh jika penulisnya menyertakan kutipan. Kutipan bisa berupa data, bisa juga referensi acuan.

Saya pernah menulis puisi dan cerpen. Puisi saya memang tidak memuat kutipan, tapi dalam cerpen yang di dalamnya berkisah tentang perempuan penyuka anggrek bulan saya membaca referensi tentang bunga itu. Penulis yang karyannya kita baca pasti melakukan riset mendalam sebelum menuangkan gagasannya menjadi sebuah karya. Riset ini berupa riset lapangan dan riset pustaka.

Kedua, saya bukan siapa-siapa. Bukan profesor, bukan pula pesohor. Saya kira sangat wajar jika saya mengutip sesuatu yang memang bukan buah pemikiran saya. Di sini saya berusaha memegang etika dengan tidak mengakui karya orang lain sebagai karya saya.

Selain itu, dalam setiap bidang pasti ada istilah teknis yang baku. Ketika menulis mengenai istilah-istilah semacam ini, sangat wajar jika kita mencantumkan referensinya.

Ketiga, selain karena alasan personal, saya melakukan poin kedua itu dalam rangka mengajak mereka yang berada dalam rengkuhan saya (anak-anak dan mahasiswa saya) untuk melakukan hal serupa. Saya sangat ingin mereka menghargai karya orang lain dan memahami bahwa sebuah karya dihasilkan dengan kerja keras. Sungguh jahat mengakui karya orang lain sebagai karya kita dengan tidak mencantumkannya dalam tulisan yang jelas-jelas memuat pemikiran mereka.

Jadi, menurut saya, semua tergantung konteks. Mengutip pun demikian. Tidak semua tulisan harus mencantumkan referensi acuan, namun tidak semua tulisan harus niracuan. Begitu.

Membaca merupakan salah satu kegiatan yang perlu dilakukan penulis dalam menyusun karya ilmiah. Hasil dari kegiatan membaca atau kajian pustaka akan diinterpretasikan dalam bentuk kutipan dengan komposisi yang sesuai dengan gaya atau pribadi penulis.

Pengutipan dari sumber bacaan atau sumber rujukan tersebut dapat digunakan untuk menegaskan dan menguatkan sesuatu dalam penyusunan karya ilmiah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kutipan adalah pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri.

Berdasarkan pengertian kutipan di atas, penulis dapat menulis ulang terhadap bahan bacaan atau pustaka yang telah dibaca. Bahan bacaan atau pustaka yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam kegiatan menulis ulang tersebut.

Kegiatan menulis ulang dapat disebut juga sebagai kegiatan atau proses reproduksi.

Setelah kegiatan reproduksi, penulis akan mendapatkan gambaran terhadap bacaanya dan dapat memilih bahan bacaan yang digunakan dalam karya ilmiahnya sebagai rujukan.

Pernyataan atau teori yang ditemukan dan diyakini oleh penulis dapat dikutip untuk mendukung pendapat penulis dalam penyusunan karya ilmiah.

Dengan demikian definisi kutipan adalah suatu kegiatan menuliskan satu kalimat atau lebih dari karya tulis lain yang dapat dipertanggungjawabkan untuk tujuan memberikan ilustrasi atau memperkuat argumen penulis dalam penyusunan karya ilmiahnya.

Setelah kita membahas tentang definisi terkait pengutipan, pada bagian ini mari kita bahas mengenai fungsinya berikut ini:

3. Jenis-Jenis

Penulis dapat mengutip tulisan dari sumber lain yang terkait dengan pokok bahasannya dalam penulisan karya ilmiah. Pengutipan dari sumber lain dapat diizinkan dalam penulisan karya ilmiah dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab untuk menghindari plagiarisme. Pengutipan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

3.1. Kutipan Langsung

Dalam penulisan kutipan langsung, penulis mengutip tulisan orang lain apa adanya tanpa mengubah isi tulisan yang dikutipnya.

Pengutipan ini dapat digunakan apabila penulis menganggap perlu adanya penegasan terhadap pernyataan yang penulis ungkap dalam karya ilmiahnya.

Pengutipan dengan cara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung  harus menyebutkan atau menuliskan nama belakang penulis, tahun terbit bahan bacaan pada akhir kalimat yang memuat kutipan tersebut.

Terdapat dua tujuan dari pengutipan langsung, pertama, mengenalkan suatu hal yang baru. Suatu hal yang baru tersebut dapat berupa istilah baru, konsep baru, gagasan baru, dan sebagainya.

Agar tidak disalahtafsirkan karena hal yang disampaikan merupakan hal yang baru, maka penulis dapat menuliskan kutipannya secara langsung.

Kedua, pengutipan langsung dapat memberikan tekanan (hal untuk diberi perhatian) pada suatu yang khas dari orang lain.

Walaupun bukan hal baru, bila kutipan langsung mengandung ciri khas dari orang lain, maka kekhasan tersebut harus diperkenalkan sesuai dengan aslinya.

3.2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah suatu kutipan yang menyajikan gagasan orang lain dengan cara menyatakan kembali gagasan tersebut dengan kalimat atau gaya bahasa sendiri.

Kalimat yang digunakan penulis berbeda dengan gagasan orang lain yang terdapat dalam sumber aslinya dan memiliki esensi yang sama.

Pengutipan tidak langsung merupakan hasil interpretasi pengutip yang diperoleh setelah membaca bahan bacaan atau sumber rujukan.

Hal yang dikutip penulis merupakan esensi dari pendapat ahli atau teori baru yang dapat menegaskan dan menguatkan pendapat penulis dalam karya ilmiahnya.

Pengutip harus mengukuti alur pikir penulis yang idenya akan dikutip.

Dalam pembuatan kutipan jenis ini, pengutip memerlukan keterampilan dalam berbahasa, seperi merangkai kalimat yang baik dan efektif dengan kata-katanya sendiri dan tetap mencerminkan bahwa ide yang dikutip merupakan ide penulis aslinya.

Tata cara menulis kutipan yang benar untuk karya ilmiah, seperti jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi akan dibahas pada bagian ini.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa terdapat dua jenis pengutipan yang dapat digunakan oleh penulis karya ilmiah, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Untuk lebih jelasnya, mari kita mari kita simak penjelasan berikut ini.

4.1. Kutipan Langsung

Tata cara penulisan pengutipan langsung dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu kutipan singkat dan kutipan panjang.

Penulisan kutipan singkat ditandai dengan tanda baca petik (“…”) dan bagian yang tidak dikutip dituliskan dengan tanda baca elips (…). Bagian selanjutnya adalah menuliskan sumber diperolehnya informasi mengenai kutipan tersebut.

Penulisan sumber kutipan tersebut dinyatakan dengan cara menuliskan nama penulis kutipan, tahun, dan halaman berapa kutipan tersebut diacu.

Penulisan kutipan langsung dapat dibuat menjadi 2-3 baris yang dapat langsung dimasukkan di dalam teks.

Tata cara penulisan kutipan selanjutnya adalah kutipan panjang.

Sumber acuan yang digunakan pada kutipan panjang sama dengan tata cara penulisan pada kutipan singkat.

Berbeda dengan kutipan singkat, penulisan kalimat yang dikutip dengan cara kutipan panjang tidak dapat langsung dimasukkan ke dalam teks atau paragraf.

Penulisan kutipan panjang dilakukan apabila kalimat yang dikutip lebih dari 4 baris, sehingga kalimat yang dikutip diletakan pada paragraf tersendiri dengan ukuran huruf yang lebih kecil daripada ukuran teks dan ditakikkan letaknya pada paragraf tersebut.

4.2. Kutipan Tidak Langsung

Penulisan kutipan tidak langsung biasanya dinyatakan dengan menuliskan nama penulis dari sumber aslinya dan tahun terbit sumber tersebut.

Pengutip dapat menuliskan nomor halaman seperti penulisan pada kutipan langsung.

Penulis (pengutip) menyusun informasi berupa parafrase dalam mengutip dengan kutipan tidak langsung.

Parafrase merupakan kegiatan merumuskan kembali terkait pernyataan, pendapat, atau ide orang lain dan menulisnya dengan kalimat sendiri.

Pembuatan parafrase memerlukan keterampilan dalam berbahasa dan ketekunan. Ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam membuat parafrase, yaitu:

  1. Penulis atau pengutip harus mengikuti alur pikiran penulis asli dari sumber atau bahan rujukan yang telah dibaca oleh pengutip, dan
  2. penulis harus memberikan tanda baca petik pada frasa atau kata yang dikutip sama dengan sumber aslinya.

Pemberian tanda baca petik tersebut digunakan untuk menghindari dari kegiatan plagiarisme.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat parafrase adalah menghindari dari kegiatan memindahkan kata atau frase saja dan mengganti kata-kata dengan sinonimnya tanpa merubah susunan kalimat seperti yang tertulis pada sumber aslinya.

Jika kedua hal yang perlu diperhatikan tersebut dilakukakan, maka tulisan yang dibuat kembali dapat disebut dengan kegiatan plagiarisme.

5. Contoh

Setelah beberapa penjelasan mengenai kutipan, mari kita perhatikan beberapa contohnya.

5.1. Contoh Kutipan Langsung

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penulisan kutipan langsung ditandai dengan tanda baca petik (“…”) dan bagian yang tidak dikutip diberi tanda baca elips (…).

Penulisan kutipan langsung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu kutipan singkat dan kutipan panjang.

Berikut ini merupakan salah satu contoh penulisan kutipan pendek.

Contoh 1

Inam (1999:133) menyatakan bahwa “… bagi orang Minangkabau merantau telah lama melembaga dan menjadi bagian dari kehidupan sosial maupun pribadi mereka …”.

Contoh 2

“… bagi orang Minangkabau merantau telah lama melembaga dan menjadi bagian dari kehidupan sosial maupun pribadi mereka …” (Inam 1999:133).

Berdasarkan kedua contoh tersebut, pengutip dapat menuliskan kutipan langsung dengan dua cara yang berbeda.

Perbedaan tersebut terletak pada penempatan sumber atau rujukan yang digunakan.

Penempatan sumber pengutipan tersebut dapat diletakan di awal atau di akhir bagian yang dikutip dari pendapat orang lain.

Penulis dapat menuliskan sebagian kutipan yang sama dengan sumber aslinya dengan cara menambahkan tanda baca elips (…). Contoh selanjutnya akan membahas tentang kutipan panjang.

Mari kita perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh 3

                … mengenai motif migrasi suku-suku bangasa yang ada di Indonesia penulis setuju dengan pendapat Inam (1999).

“… Kehadiran sejumlah besar orang-orang Bugis dan Banjar di daerah-daerah Pantai Pesisir Timur Sumatera dan di Malaysia kelihatannya lebih bermotifkan ekonomi daripada dorongan sosial yang terbit dari sistem sosial mereka masing-masing di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Pengamatan yang dilakukan terhadap tradisi merantau di antara mereka tidak berhasil menemukan adanya jalinan yang kuat dalam sistem sosial mereka. Begitu juga halnya dengan orang Manado dan Ambon …”.

5.2. Contoh Kutipan Tidak Langsung

Penulis dapat mengutip dari satu atau lebih sumber acuan. Jika ada dua atau lebih sumber acuan yang ditulis oleh orang yang sama pada tahun terbit yang berbeda, pengutip dapat menuliskan sumber acuan menurut kronologis tahun terbit sumber acuan dan dipisahkan dengan tanda baca koma (,).

Dalam contoh penulisan kali ini, nama keluarga atau nama terakhir penulis sumber acuan asli dinyatakan sebagai Z.

… (Z 2009, 2010).

Jika penulis hendak mengutip dua atau lebih sumber acuan dari penulis sumber acuan yang sama pada tahun yang sama, maka setelah tahun terbit sumber acuan ditambahkan huruf ‘a’ untuk yang pertama, ‘b’ untuk yang kedua, dan seterusnya. Pemberian huruf ‘a’, ‘b’, dan seterusnya diurutkan berdasarkan kronologis waktu publikasi atau dapat diurutkan dari nomor halaman terbit. Pemberian huruf ‘a’, ‘b’, dan seterusnya juga dapat berguna untuk memudahkan pembaca dalam menelusuri sumber acuan pada daftar pustaka.

                … (Z 2008a, 2008b) atau Z (2008a, 2008b) …

Penulisan sumber acuan yang ditulis oleh dua orang penulis dapat diacu dengan cara memberikan kata hubung ‘dan’ untuk teks dalam bahasa Indonesia, sedangkan untuk bahasa Inggris dapat menggunakan kata hubung ‘and’ sesuai dengan bahasa karya tulis ilmiah yang sedang dikerjakan.

                … (Z dan V 2010) atau Z dan V (2010) …

…. (Z and V 2010) atau Z atau V (2010) …

Jika sumber acuan ditulis oleh lebih dari tiga orang penulis, maka pengutip cukup mencantumkan nama keluarga atau nama terakhir pada penulis pertama diikuti kata ‘et al.’ setelahnya dan tahun terbit sumber acuan yang digunakan.

                … (Z et al. 2011) atau Z et al. (2011) …

Sekian penjelasan mengenai pengutipan. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda.

Referensi lain dapat dilihat pada halaman Wikipedia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA