Apa yang dimaksud dengan rebo wekasan

Apa itu pengertian Rebo Wekasan?

Rebo Wekasan (Rebo Pungkasan) dalam bahasa jawa, ‘Rebo’ artinya hari Rabu, dan ‘Wekasan’ atau ‘Pungkasan’ artinya terakhir. 

Istilah ini kemudian dipakai untuk menyambut hari Rabu terakhir pada bulan Safar.

Baca Juga: Dialami Anak Lesti Kejora dan Rizky Billar, Simak Pengertian dan Gejala Hernia

Bulan Safar adalah bulan kedua dalam penanggalan Hijriyah, fenomena rebo wekasan, bukan hanya terjadi di tanah air, faktanya kaum muslimin di belahan dunia lain juga turut membahas mengenai hari rabu terakhir bulan Safar.

Mereka yang perhatian dengan rebo wekasan beryakinan bahwa setiap tahun akan turun 320.000 balak, musibah, atau bencana, dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Karena keyakinan ini, sebagian orang menghimbau untuk melakukan bentuk ibadah khusus pada hari itu. Di antara amalan tersebut adalah mengerjakan shalat empat rakaat satu kali salam, dalam rangka tolak balak.

Baca Juga: Beli Pertalite Masih Boleh Tanpa Gunakan MyPertamina, Bagaimana Caranya?

Terlepas dari perdebatan mengenai hari Rebo Wekasan ini, sebagai seorang muslim kita hendaknya selalu memohon ampun kepada Allah supaya terhindar dari mara bahaya. Di setiap waktu, dimanapun kita berada jangan pernah lupa membaca istighfar.

BERITA DIY - Berikut pengertian Rebo wekasan serta ketahui jatuh pada tanggal berapa, Rebo Wekasan menurut islam dan ulama serta amalam Rebo Pungkasan di Bulan Safar 2022.

Saat ini banyak orang yang mencari apa itu Rebo Wekasan di Bulan Safar 2022, doa Rebo Wekasan, dan Rebo Wekasan jatuh pada tanggal berapa.

Rebo Wekasan adalah arti dari hari Rabu terakhir di bulan Safar. Bulan Safar sendiri yakni bulan kedua dalam kalender Hijriah.

Maka Rebo Wekasan 2022 jatuh pada tanggal 21 September 2022. Pada Rabu Wekasan ini banyak masyarakat yang meyakini bahwa pada hari tersebut dihubungkan dengan malapetaka dan bencana.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Rebo Wekasan Bulan Safar 1444 H Menurut Islam Jatuh Pada Tanggal Rabu 21 September 2022?

Oleh karena itu pada hari tersebut masyarakat banyak yang melakukan ritual keagamaan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Bentul ritual keagamaan yang dilakukan di antara lain sholat tolak bala, berdoa dengan hajat khusus, hingga selamatan.

Dilansir MUI, anggapan Safar bisa mendatangkan kesialan muncul pada masyarakat Arab jahiliyyah. Namun tradisi ini masih dilanjutkan hingga kini.

Tujuan dari Rebo Wekasan adalah supaya Allah SWT menjauhkan diri dari segala penyakit dan malapetaka yang dipercaya diturunkan ketika hari Rabu terakhir di bulan Safar.

suaramerdeka-solo.com - Hari Rabu 21 September 2022 ini menjadi hari Rabu yang bagi sebagian orang dianggap hari istimewa.

Ya, hari Rabu besuk dikenal sebagai Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan di bulan Safar. Lalu apa maknanya?

Berikut makna dan mitos Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan yang dirangkum solo.suaramerdeka.com dari berbagai sumber:

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tegur Warga Pembakar Jerami di Pinggir Jalan Tol

Sebagian masyarakat Nusantara, khususnya di Jawa ada yang melakukan ritual khusus di Rebo Wekasan untuk menolak bala atau musibah yang dipercaya turun di hari itu.

Umumnya pada hari ini diadakan ritual adat dengan tujuan menolak bala dan memohon akan kelimpahan hasil bumi. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama jangka setahun ke depan.

Baca Juga: Meriahnya Tradisi Lampetan di Umbul Tlatar Desa Kebonbimo, Boyolali

 Karena banyak yang percaya bahwa Rebo Wekasan merupakan hari munculnya 320.000 bala (bencana) dan penyakit.

Ritual yang diadakan pada hari Rebo Wekasan ini setiap daerah berbeda-beda. Ada yang membagikan gunungan hasil bumi namun ada juga yang melarung hasil bumi ke laut sebagai persembahan.

Rebo Wekasan adalah salah satu tradisi budaya di Indonesia yang sampai saat ini masih lestari. Rebo Wekasan sendiri memiliki arti Rabu terakhir, yang merupakan sebuah prosesi ritual yang dilaksanakan setiap tahun pada malam Rabu di Bulan Sapar dalam penanggalan hijriyah. Tradisi ini adalah ritual upacara doa memanjatkan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada tanggal 21 September. Biasanya, sebagian masyarakat akan melakukan beberapa ritual untuk menolak bala atau musibah yang dipercaya akan datang di Rebo Wekasan.

Dalam pelaksanaannya, setiap daerah memiliki cara atau tradisi yang berbeda-beda. Misalnya, di Bantul biasanya membuat lemper raksasa untuk dibagikan, di Banyuwangi melakukan tradisi petik laut, atau di Banten yang melaksanakan salat khusus di pagi hari pada Rabu terakhir bulan Safar.

Macam-macam Ritual Rebo Wekasan

Rebo Wekasan merupakan hasil akulturasi antara budaya Jawa dengan Islam. Rebo Wekasan sendiri pertama kali diperkenalkan pada zaman Wali Songo saat menyebarkan agama Islam. Ada sejumlah ritual Rebo Wekasan yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia, antara lain:

Selametan

Saat Rebo Wekasan, sebagian masyarakat Indonesia menggelar berbagai macam ritual, salah satunya selametan. Biasanya, upacara selametan ini digelar di tempat-tempat yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

Hari Diturunkannya Bala Musibah

Rebo Wekasan juga disebut sebagai hari diturunkannya bala musibah. Maka dari itu, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan berdoa. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kesialan tersebut.

Salat Tolak Bala

Sebagian umat Islam juga melaksanakan salat tolak balak pada saat Rebo Wekasan. Salat sunnah lidafil bala’ ini dikerjakan pada waktu duha. Pada setiap rekaatnya, membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali, surat Al-Ikhlas, dan dilanjut membaca Surat Al-Falaq. Setelah itu, diakhiri dengan membaca doa.

Puasa

Pada Rebo Wekasan, sebagian masyarakat Indonesia juga melakukan puasa sunnah. Biasanya, puasa ini dilakukan selama tiga hari. Puasa ini dikerjakan untuk tolak bala agar terhindar dari kesialan.

Mitos Rebo Wekasan

Apa yang dimaksud dengan rebo wekasan

Liputan6 ©2022 Merdeka.com

Ada sejumlah mitos Rebo Wekasan yang sampai saat ini masih dipercayai sebagian masyarakat Indonesia. Berikut beberapa mitos tentang Rebo Wekasan:

Tidak Boleh Menikah

Salah satu mitos tentang Rebo Wekasan adalah tidak boleh menikah. Konon, pasangan yang menikah pada hari Rebo Wekasan akan mendapat kesialan. Bahkan, orang yang nekat menggelar pesta pernikahan pada hari ini rumah tangganya akan diliputi pertengkaran hingga perceraian.

Larangan Berhubungan Intim

Saat malam Rebo Wekasan, pasangan suami istri dilarang berhubungan intim. Konon, bila hal ini tetap dilakukan akan memicu hal-hal buruk apabila si istri nantinya hamil. Bahkan, ada mitos jika bayinya lahir dimungkinkan cacat.

Larangan Keluar Rumah

Mitos Rebo Wekasan selanjutnya, yaitu dilarang bepergian atau keluar rumah. Konon, seseorang yang keluar rumah pada saat Rebo Wekasan akan mendapat musibah dan kesialan. Maka dari itu, sebagian orang yang memercayai hal ini akan tetap berdiam di rumah atau tidak melakukan perjalanan jauh.

Apa itu Rebo Wekasan dalam Islam?

Dikutip dari laman Tebuireng, Rebo Wekasan adalah tradisi ritual yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Peristiwa Rebo Wekasan dimaksudkan guna memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut.

Apa yang harus dilakukan saat hari Rabu Wekasan?

Seperti sudah disinggung sebelumnya, Rebo Wekasan sebaiknya diisi dengan memperbanyak zikir, berdoa, dan bersedekah. Selain itu, bagi umat Islam disunahkan untuk melaksanakan amalan salat awwabin untuk tolak bala (hajat lidaf'il bala').

Apa saja larangan Rebo Wekasan?

3 Larangan di Rebo Wekasan yang Dipercaya Masyakat: Jangan Berhubungan Intim!.
Tradisi Rebo Wekasan ini merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar. ... .
Konon di Rebo Wekasan banyak hal buruk atau malapetaka yang akan terjadi berupa penyakit. ... .
Larangan Mengadakan Acara Pernikahan di Masyarakat Jawa..