Apa pesan moral yang terdapat dalam dongeng kancil?

Cerita dongeng telah menjadi salah satu cara turun-menurun dari generasi yang terdahulu untuk menyampaikan pesan moral atau nasihat hidup. Ada banyak sekali macam cerita dongeng—fabel salah satunya. Fabel adalah cerita yang mengisahkan kehidupan hewan yang berperilaku layaknya manusia. Biasanya, karakter hewan yang dipilih di dalam cerita akan mencerminkan sifat naluriah hewan yang dibuat seolah menyerupai bagaimana seorang manusia bereaksi. Seperti contohnya, seorang domba akan dideskripsikan sebagai hewan yang mudah dikalahkan atau macan yang dikisahkan sebagai salah satu hewan terkuat dan yang paling ditakuti.

Pemilihan karakter hewan dipilih karena bisa lebih menarik perhatian anak-anak. Biasanya di penghujung cerita, orang tua bisa menasihati anaknya dengan menggunakan perumpamaan hewan, contohnya adalah: Jadilah kuat seperti macan, tetapi jangan semena-mena terhadap orang lain.

Nah, seperti itu kira-kira perkenalan singkat kita dengan fabel. Sekarang, LingoAce ingin memberikan kalian salah satu kisah dongeng fabel yang cukup terkenal. ‘Si Kancil dan Siput’ menceritakan tentang keangkuhan hewan kancil yang pada akhirnya membawa kesialan pada dirinya. Lihat cerita lengkapnya di bawah ini, ya!

Selamat membaca!

Pada suatu hari, ada seekor kancil yang berlari-lari di hutan. Si kancil memang terkenal angkuh karena ia mampu berlari sangat cepat. Bahkan, mungkin ia adalah salah satu hewan paling cepat di dalam hutan.

Lalu pada suatu hari, seekor siput yang sangat lamban berjalan melewati kancil. Si kancil pun merasa ia harus menunjukkan kemampuannya di depan siput dan mengolok-oloknya. “Siput! Kamu lamban sekali! Apakah kamu ingin berlomba lari denganku?” Tanya kancil sambil tersenyum jahat. Si kancil awalnya sangat yakin si siput akan menolak penawarannya karena tidak mungkin siput bisa mengalahkan kancil. Namun, ternyata siput justru menerima tantangan dari kancil!

Merasa sedikit terkejut, kancil sangat tidak menyangka dengan respons siput itu. Namun, kancil tidak merasa khawatir sama sekali karena ia yakin ia bisa mengalahkan siput dengan sangat mudah. Memang, siput jauh lebih lamban dari kancil, tetapi siput tidak menerima tantangan dari kancil tanpa strategi yang matang. Tanpa kancil sadari, siput merencanakan bagaimana cara ia bisa memenangkan perlombaan ini dengan bantuan para siput lainnya di hutan.

Kira-kira seperti ini rencana siput untuk memenangkan perlombaan:

Seluruh siput yang ada di hutan akan bekerja sama dan berbaris di sepanjang tepi sungai. Ketika si kancil memanggil siput untuk meledeknya, siput di depannya harus menjawab si kancil agar ia merasa kalah karena berada di belakang.

Di hari perlombaan, kancil merasa sangat percaya diri ia bisa memenangkan perlombaan. Saat pemandu perlombaan memberikan mereka aba-aba untuk mulai berlari, kedua hewan ini berlari sekuat tenaga mereka. Tentu saja kancil berada lebih di depan dibandingkan siput yang berada di garis start bersamanya. Namun, ia tetap berada di belakang siput-siput yang berbaris rapi di tepi sungai, bukan?

Setelah beberapa saat, si kancil pun siap menyombongkan dirinya dengan memanggil-manggil siput. Ia berpikir bahwa siput tidak akan bisa mendengarnya karena siput berada jauh di belakang.

“Hei, siput! Apakah kamu sudah lelah? Hahaha,” ucap kancil dengan rasa puas.
“Tidak, aku belum lelah,” jawab siput yang berada di depannya. Kancil pun terkejut dan merasa panik. Ia kembali berlari sekuat tenaga.

Setelah beberapa saat, kancil bertanya lagi pada siput. Lagi-lagi, ia berharap siput tidak menjawabnya.
“Sepertinya kamu akan kalah, siput,” ucap kancil dengan rasa sombong.
“Sepertinya tidak,” jawab siput dengan nada yang lembut.

Kancil pun merasa lebih terkejut dari sebelumnya dan ia kembali berlari lebih kencang. Namun, sekarang kancil mulai kehabisan tenaga dan ia kehausan. Kancil merasa lemas dan kakinya menjadi sangat pegal. Akhirnya, kancil pun mengundurkan diri dari perlombaan karena ia sudah tidak kuat untuk berlari lagi—atau bahkan hanya untuk berjalan.

Pesan moral yang bisa diambil dari kisah ini adalah kita tidak boleh merendahkan seseorang atau merasa diri kita lebih hebat dibandingkan yang lain. Jika kita memang hebat dalam satu bidang, tidak berarti orang lain juga hebat di bidang lain yang berbeda dengan kita. Bersikap baiklah pada semua orang, ya!

Dengan menceritakan kisah seperti ini, pastinya si kecil akan merasa lebih tertarik saat mendengarkan, bukan? Padahal, sebenarnya tujuan utama orang tua menceritakan ini adalah agar si kecil bisa menghargai orang lain. Memang, mengajarkan anak-anak dengan cerita itu sepertinya lebih efektif. Seperti contohnya, ketika kalian juga ingin mengajarkan bahasa asing pada si kecil. Menceritakan dongeng dalam bahasa asing bisa memberikan mereka berbagai kosakata baru dengan cara yang unik.

Sebenarnya, cara belajar seperti ini sudah diimplementasikan oleh LingoAce, lho, sebuah platform e-learning bahasa asing untuk anak-anak. Bersama LingoAce, anak-anak bisa mempelajari bahasa Mandarin dan bahasa Inggris dengan cara yang sangat menyenangkan seperti melalui cerita, game, dan aktivitas interaktif lainnya. Selain itu, semua guru yang mengajar di LingoAce adalah guru native speaker yang sudah memiliki banyak pengalaman mengajar sebelumnya, sehingga si kecil bisa mempelajari pronounciation dengan tepat.

Yuk, lihat seperti apa keseruan kelas bahasa Mandarin LingoAce melalui kelas free trial-nya. Daftar sekarang di sini dan follow Instagram LingoAce Indonesia di @lingoace.id untuk melihat keseruan lainnya!

Apa pesan moral dari cerita si Kancil?

Pesan moral yang bisa diambil adalah sebaiknya gunakan kecerdasan yang kita miliki hanya untuk hal-hal yang baik saja, agar lebih banyak orang yang tidak hanya menyegani kita, tetapi juga menyayangi kita. Itulah cerita kancil dan buaya. Ajarkan anak untuk tidak pernah menyalahgunakan kelebihan yang ia miliki, ya!

Apa pesan moral dalam dongeng tersebut?

Pesan moral adalah amanat dalam sebuah cerita atau karya lainnya yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Pesan yang ingin disampaikan biasanya berupa pesan moral berupa nilai-nilai baik yang bisa dijadikan teladan atau contoh bagi para pembaca.

Apa pesan moral dari cerita si Kancil dan siput?

Akhirnya, kancil pun mengundurkan diri dari perlombaan karena ia sudah tidak kuat untuk berlari lagi—atau bahkan hanya untuk berjalan. Pesan moral yang bisa diambil dari kisah ini adalah kita tidak boleh merendahkan seseorang atau merasa diri kita lebih hebat dibandingkan yang lain.

Apa yang dimaksud dengan pesan moral?

Dari pengertian pesan dan pengertian moral tersebut, maka dapat disimpulkan pesan moral adalah amanat berupa nilai-nilai dan norma–norma yang menjadi pegangan seseorang kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat.