Apa perbedaan Kue Putu dan putu Ayu?

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kue putu atau ada yang mengenalnya dengan kue putu bambu di sebagian daerah yang berada di Indonesia, terkhusunya di Sumatera Utara (Sumut).

Proses pemasakannya yang menggunakan bambu, sehingga banyak orang menyebutkannya kue putu bambu.

Baca juga: Kisah Dibalik Tradisi Tabur Bunga Kertas Di Masa Cheng Beng, Ini Penjelasan Budayawan

Kue ini merupakan makan tradisional yang berupa kue dengan isiannya gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, serta tepung beras.

Adapun proses dari pemasakan kue putu ini yaitu, adonan kuenya di kukus dengan cara diletakkan di dalam tabung yang terbuat dari bambu memiliki panjang seperti jari telunjuk orang dewasa pada umumnya, dan di isi sedikit memadat.

Khasnya kue ini, dapat ditemukan oleh penjualnya saat matahari terbenam alias pada malam hari saja.

Suara khasnya begitu terdengar jelas saat uap yang dikeluarkan dari hasil pengukusan bambu tersebut,  sehingga suara ini menjadi khas dan ajang promosi bagi para pedagang.

Kebanyakan warna dari adonan kue putu ini yang telah diracik dan siap disantap adalah berwarna putih dan ada juga yang berwarna hijau.

Kue putu ini juga memiliki versi yang berbeda-beda. Seperti halnya versi yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Informasi yang dihimpun, lokasi tersebut adonannya menggunakan beras ketan hitam tanpa gula.

Tentu terbalik dengan kue putu yang biasa dikenal oleh banyak masyarakat umum, yang selalu isi adonannya terdapat gula.

Baca juga: 5 Sastrawan Terkenal yang Berasal dari Sumatera Utara

Begitu juga dengan taburan parutan kelapa dan sambal.

Kue putu Sulawesi Selatan ini di jual pada pagi hari dan merupakan alternatif pengganti serapan di pagi hari.

Hingga saat inuz kue putu sudah merambah ke negara lain.

Meskipun namanya beda dan bentuknya beda, namun rasa yang ditawarkan tidak ada bedanya dengan kue putu tradisional Indonesia.

Saat dikutip dibeberapa jurnal, kue Putu dapat ditemukan di "China Silk Museum".

Kue ini sudah dikenal sejak masa Dinasti Ming dengan sebutan XianRoe Xiao Long yang berarti kue dari tepung beras berisi kacang hijau yang amat lembut dan dikukus dalam cetakan bambu.

Sedangkan di Indonesia makanan ini dikenal dengan nama "Puthu". Nama ini muncul dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1814 di masa kerajaan Mataram.

Kejadian puthu diambil sekitar 1630 di Desa Wanamarta, Jawa Timur.

Baca juga: Masjid Raya Al-Osmani, Saksi Sejarah Pusat Peradaban Islam Di Kota Medan

Di dalam naskah tersebut kata puthu muncul saat Ki Bayi Panurta meminta santrinya menyediakan hidangan pagi. Dari hidangan tersebut terdapat puthu sebagai makanan pembuka atau camilan.

Penyebutan puthu juga muncul di peristiwa lain dengan lokasi serupa, Desa Wanamarta.

Di naskah Centhini disebutkan Nyai Daya dan Nyai Sumbaling tengah menyiapkan kudapan setelah shalat Subuh.

Di hidangan tersebut terhidang gemblong, ulen-ulen, serabi, puthu, jadah, jenang, dendeng balur, dendeng gepuk, pisang bakar, kupat, balendrang, jenang grendul, pisang raja dan wedang bubuk

Jadi penarasan dengan rasa kue putu ini, jadi tunggu apalagi cari di kota masing-masing sahabat Tribuners, rasakan kelezatannya dan kenikmatannya.

(CR23/tribun-medan.com)

Santapan Manis Terenak Putu Ayu- Berikut tentang apa sih Putu Ayu itu

Putu Ayu ialah kue khas Indonesia ialah dari Jawa Tengah, Cocok dengan namanya dalam bahasa jawa" ayu" yang maksudnya" menawan" tampilan putu ayu memanglah sangat menawan serta menggugah selera.

Sering diucap kue gadis ayu, kue ini bertekstur lembut. Kombinasi kue yang manis dengan parutan kelapa muda diatasnya yang gurih sangat lezat dikala dimakan sehingga tidak cuma digemari orang Indonesia saja, namun pula warga di Asia Tenggara.

Tercantum jajanan tradisional, kue ini rupanya berundak 2. Hijau dibawah dari pandan serta putih diatas dari parutan kelapa muda yang gurih. Tampilan ini membuat putu ayu jadi sangat menarik serta menggiurkan buat dimakan.


Apa perbedaan Kue Putu dan putu Ayu?

Lihat Foodie Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Apa perbedaan Kue Putu dan putu Ayu?

Putu bugis terbuat dari ketan hitam

Apa perbedaan Kue Putu dan putu Ayu?

Kue putu dengan isi gula jawa

Kue putu (dari Jawa: ꦥꦸꦛꦸ, translit. puthu; IPA: [puʈu]) adalah jenis kudapan tradisional Indonesia berupa kue dengan isian gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.

Kue putu ini umumnya dihidangkan dalam warna putih dan hijau. Sedangkan dalam varian Putu Bugis (berasal dari Sulawesi Selatan), biasanya kue dibuat menggunakan bahan seperti beras ketan hitam tanpa gula sehingga menghasilkan warna kue putu yang gelap cenderung hitam. Putu Bugis biasanya dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal, serta hanya dijual pagi hari sebagai pengganti sarapan yang praktis.

Melalui diaspora Jawa dan Bugis, kue putu juga dipopulerkan ke negara lain oleh orang Jawa dan Bugis, seperti ke Singapura dan Malaysia.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Secara etimologi, istilah "putu" dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari Jawa: ꦥꦸꦛꦸ, translit. puthu yang berakar dari istilah kuno Jawa: ꦥꦸꦛꦺꦴꦤ꧀, translit. puthon yang berarti "bundar" atau "lingkaran", merujuk kepada bentuk rongga buluh bambu yang digunakan dalam proses pembuatan kue putu bambu. Dalam bahasa Indonesia, Bali, dan Tagalog, varian kue putu bambu juga dikenali dengan istilah "putu bumbung", "puthu bumbung (ᬧᬸᬝᬸ​ᬩᬸᬫ᭄ᬩᬸᬂ)", dan "puto bumbong (ᜉᜓᜆᜓ ᜊᜓᜋ᜔ᜊᜓᜅ᜔)" secara berurutan yang berakar dari isilah dalam Jawa: ꦥꦸꦛꦸ​ꦧꦸꦩ꧀ꦧꦸꦁ, translit. puthu bumbung yang bermakna "kue isian (gula jawa) yang dibuat menggunakan buluh".

Dalam masyarakat Bali, "putu" (ᬧᬸᬢᬸ) merupakan nama keluarga non-bangsawan kasta sudra yang menunjukkan urutan silsilah pertama dalam keluarga inti. Kasta sudra dikenali sebagai kaum yang memiliki mata pencaharian dasar yang dapat berupa sebagai pedagang atau penjual makanan, diperkirakan istilah "kutu putu" juga berangkat dari perkataan ini, yang bermakna "kue yang dijual oleh Putu".

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Dalam kejadian "puthu" diambil sekitar 1630 di Desa Wanamarta, Jawa Timur. Di dalam naskah tersebut kata puthu muncul saat Ki Bayi Panurta meminta santrinya menyediakan hidangan pagi. Dari hidangan tersebut terdapat puthu sebagai makanan pembuka atau camilan. Nama ini juga muncul dalam Serat Centhini sebagai salah satu kudapan yang ditulis pada 1814 di masa kerajaan Mataram.

Penyebutan puthu juga muncul di peristiwa lain dengan lokasi serupa, Desa Wanamarta. Di naskah Centhini disebutkan Nyai Daya dan Nyai Sumbaling tengah menyiapkan kudapan setelah shalat Subuh. Di hidangan tersebut terhidang gemblong, ulen-ulen, serabi, puthu, jadah, jenang, dendeng balur, dendeng gepuk, pisang bakar, kupat, balendrang, jenang grendul, pisang raja dan wedang bubuk.[1]

Varian[sunting | sunting sumber]

  1. Putu Ayu Gula Jawa[2]
  2. Putu Ayu Ketan Hitam[2]
  3. Putu Ayu Bihun [2]
  4. Putu Mayang[3]
  5. Putu Pesse[3]
  6. Putu Cangiri[3]
  7. Putu Keju[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Merentang Sejarah Kue Tradisional Puthu". Republika Online. 2018-02-11. Diakses tanggal 2020-08-26.
  2. ^ a b c mirai. "4 Resep Kue Putu Ayu Legendaris yang Lembut dan Enak – GOODMINDS.ID" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-26.
  3. ^ a b c d "Kue Putu Nggak Hanya Dikukus Dalam Bambu Saja, Ini 5 Lainnya -..." www.grid.id. Diakses tanggal 2020-08-26.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • "Kue Putu Bambu, Jajanan Jadul Masih Eksis di Jombang". Kabar Jombang. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
  • Pinjungwati, Gayuh Tri. "Resep Kue Putu Bambu Gula Jawa". fimela.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
  • Fridayani, Nine. Agmasari, Silvita, ed. "5 Kue Tradisional Indonesia Isi Gula Merah, Tak Hanya Klepon". Kompas.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.

Apa bedanya kue putu dan putu Ayu?

Putu bambu lebih “kepyar” (mudah tercerai-berai), sedangkan putu ayu lebih padu dengan tekstur mirip kue bolu. Kebanyakan putu ayu dibuat dari campuran tepung beras dan tepung ketan. Kue putu ayu ini sangat mirip dengan kue putu cangkir yang populer di Makassar dan Gowa.

Kenapa disebut kue putu ayu?

Putu Ayu ialah kue khas Indonesia ialah dari Jawa Tengah, Cocok dengan namanya dalam bahasa jawa" ayu" yang maksudnya" menawan" tampilan putu ayu memanglah sangat menawan serta menggugah selera. Sering diucap kue gadis ayu, kue ini bertekstur lembut.

Apa yang dimaksud dengan kue putu?

puthu; IPA: [puʈu]) adalah jenis kudapan tradisional Indonesia berupa kue dengan isian gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan.

Putu ayu rasanya apa?

Sesuai dengan namanya, kue putu ayu memiliki tekstur lembut dan tampilan yang sangat cantik berbentuk kembang. Warna hijau berasal dari ekstrak daun suji, sedangkan warna putih di atasnya berasal dari parutan kelapa. Sehingga tak heran jika rasa dari kue ini adalah perpaduan rasa gurih dan manis.