Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur dan memeriksa kekuatan tutup radiator?

RADIATOR TESTER DAN RADIATOR CUP TESTER

Digunakan untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin radiator dan tutup radiator. Tekanan pembukaan standar : 0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi), Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi). Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin.

NOZLE TESTER

Pembersihan Nosel

Mencuci dan membersihkan nosel dengan menggunakan pembersih dan solar. Pembersih dapat berupa kayu atau sikat tembaga yang lembut. Dudukan nosel dibersihkan dengan skrap pembersih. Lubang bodi nosel injeksi dibersihkan dengan jarum pebersih.

HYDROMETER

Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama air accu.

Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130.

TYRE PRESSURE GAUGE/MANOMETER

Tyre pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan ban, agar tekanan ban sesuai dengan batas yang diijinkan. Tyre pressure gauge ada yang terpisah dan hanya untuk mengukur tekanan, tetapi ada juga yang dirangkai dengan katup dan selang kompresor sehingga saat melakukan pengisian tekanan ban bisa langsung terukur. Saat ini banyak juga tyre gauge yang menggunakan display digital untuk mempermudah pembacaan.

 COMPRESSION TESTER

Untuk mengukur tekanan kompresi silinder digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan menjadi pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel. Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi silinder ketika dilakukan pengukuran.

Gambar Compression Tester

Di dalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala tekanan kompresi dalam beberapa satuan ukuran.

Prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut :

  • Lepaskan busi dari rumahnya, masukkan ujung slang compression tester pada rumah busi
  • Starter mesin beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm sambil kabel gas di tarik maksimal, lalu baca besar tekanan kompresi pada manometer

Tekanan kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus, kebocoran pada packing, dan penyetelan celah katup yang terlalu renggang.

Download Materi 2.5. Alat Ukur Bertekanan

Fungsi Radiator Cup Tester dan Cara Menggunakannya - Radiator cup tester atau sering disebut juga radiator cup pressure tester adalah alat ukur yang digunakan pada bidang otomotif yang memiliki fungsi untuk mengukur tekanan pada tutup radiator dan memeriksa kebocoran pada sistem pendingin. Radiator cup tester ini merupakan salah satu alat ukur yang wajib dimiliki oleh bengkel-bengkel otomotif, mengingat fungsinya yang penting dalam servis/perawatan sistem pendingin kendaraan.

Sistem pendingin memiliki peranan yang sangat penting dalam hal mengontrol engine agar terus bekerja pada suhu kerjanya. Hal ini berkaitan dengan performa kendaraan dalam meradiasikan panas dan mencegah terjadinya overheating.

Namun beberapa problem sering terjadi pada sistem pendingin kendaraan dan tentunya harus dilakukan pemeriksaan. 

Berikut problem yang terjadi pada sistem pendingin yang bisa diperiksa dengan radiator tester/radiator pressure tester:

1. Kebocoran pada saluran-saluran

Kebocoran ini terjadi karena komponen yang digunakan dalam waktu lama tanpa melakukan penggantian. Hose/selang yang digunakan untuk jalur sirkulasi pada sistem pendingin terbuat dari karet. Dimana kita tahu bahwa berdasarkan jangka waktu karet akan mengalami perubahan kualitas (dalam hal ini dari karakteristik fisisnya) dimana karet akan mengeras dan retak jika dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama. retakan inilah yang kemudian menjadi jalur keluar untuk air radiator yang bersirkulasi sehingga kita melihatnya sebagai sebuah kebocoran. Selain itu kleman yang longgar pun dapat membuat kebocoran pada sistem pendingin.

Jika kebocoran yang terjadi kecil kadang kita tidak sadar bahwa kendaraan yang kita gunakan terjadi kebocoran pada sistem pendingin oleh karenanya kita bisa menggunakan radiator tester agar kebocoran kecil sekalipun dapat terdeteksi.

2. Terjadinya overheating


Salah satu penyebab overheating adalah karena kuantitas air pendingin yang tidak memadai. Kondisi tidak memadai ini bisa saja terjadi karena adanya kebocoran atupun air yang merembes keluar namun tidak terdeteksi oleh mata kita, sehingga lama-lama air pendingin habis. Tentu kasus ini akan terjadi jika kita tidak pernah melakukan pengecekan kuantitas air radiator. Kebocoran semacam ini pun dapat di cek dengan menggunakan radiator tester.

Agar tidak terjadi masalah dikemudian hari maka dijadwalkanlah perawatan berdasarkan waktu pakai ataupun tingkat mobilitas (kilometer kendaraan). Pada sistem pendingin harus dilakukan pengecekan setiap 20.000 km. Untuk melakukan pemeriksaan pada sistem pendingin ini digunakanlah radiator cup tester sebagai alat yang khusus di design untuk memeriksa radiator beserta tutupnya.

Lalu apa yang diperiksa dari tutup radiator?

Ketika menggunakan RCT, mekanik biasanya akan memeriksa bagian tutup radiator. Tentu kalian bertanya-tanya bagian apa yang diperiksa pada tutup radiator? Jawabannya adalah pemeriksaan pressure valvenya.

Ada standar tekanan yang tertulis pada setiap tutup radiator (biasanya dalam satuan Bar/Psi). Itu adalah standar bukaan dari pressure valve tutup radiator. 

Singkatnya pemeriksaan tutup radiator dilakukan untuk mengetahui tekanan kerja aktual pada tutup radiator apakah masih sesuai dengan spesifikasi atau tidak.

Bagaimana bila tekanan pada tutup radiator sudah tidak sesuai dengan spesifikasi?

Saran terbaik untuk pertanyaan ini adalah segera lakukan penggantian! hehe 

Ok langsung saja ke topik utama, mungkin yang menjadi pertanyaan lain adalah bagaimana cara memeriksa kerusakan radiator menggunakan radiator cup tester? 

Berikut adalah cara mudah yang bisa kalian ikuti agar bisa menggunakan RCT.

Cara Menggunakan Radiator Cup Tester/Radiator Tester

1. Pemeriksaan Kerja Tutup Radiator

Pemeriksaan kerja tutup radiator dimaksudkan untuk mengetahui tekanan kerja aktual dari tutup radiator apakah masih sesuai spesifikasi atau tidak. Pemeriksaan dengan menggunakan RCT adalah untuk mengecek kondisi dari relief valve atau katup tekan. 

OK perlu kalian ketahui bahwa tutup radiator dibuat dengan rancangan tertentu agar memiliki fungsi sedemikian rupa. Pada tutupnya yang sederhana ternyata terbentuk dari 2 komponen yaitu relief valve dan vacum valve.

  • Relief valve  : katup ini akan bekerja ketika kondisi mesin panas
  • Vacum valve : katup ini akan bekerja ketika kondisi mesin dingin

Berikut langkah-langkah mengecek tekanan kerja tutup radiator menggunakan radiator cup tester

1. Lepas bagian tutup radiator dari leher radiator

(catatan: Hati-hati ketika melepas tutup radiator. tutup radiator tidak boleh dilepas ketika mesin dalam keadaan panas sebaiknya tunggu sampai dingin)

2. Pilih adapter yang sesuai dengan ukuran tutup radiator dan pasang tutup radiator ke radiator cup tester

3. Tekan pompa sampai tekanan melebihi tekanan spesifikasi yang tertera pada tutup radiator

(kalian perlu perhatikan ketika tekanan sudah melebihi spesifikasi maka relief valve akan terbuka)

4. Perhatikan jarum penunjuk manometer apakah terjadi penurunan tekanan atau tidak ketika relief valve terbuka

5. Jika terjadi penurunan tekanan dan tekanan berhenti pada spesifikasi tekanan tutup radiator bisa dipastikan kondisi dari katup tekan (relief valve) masih bagus

6. Untuk melepas anda bisa mengurangi tekanan terlebih dahulu dengan menekan release valve pada radiator cup tester.

2. Pemeriksaan Kebocoran Sistem Pendingin Dengan Menggunakan Radiator Cup Tester

Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin adalah untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran atau tidak pada saluran-saluran sistem beserta komponennya.  Untuk mengetahui terjadi kebocoran atau tidak maka digunakanlah radiator cup tester. kenapa harus menggunakan radiator cup tester padahal kebocoran bisa kita liat langsung dengan ada tidaknya air yang mengalir keluar?

OK jadi kebocoran pada sistem pendingin tidak hanya terjadi kebocoran luar saja tetapi juga kebocoran dalam seperti pada head silinder, dan mungkin kebocoran pada radiator yang sulit untuk dilihat. 

1. Buka terlebih dahulu tutup radiator/lepaskan tutup dari leher radiator

(catatan: Hati-hati ketika melepas tutup radiator. tutup radiator tidak boleh dilepas ketika mesin dalam keadaan panas sebaiknya tunggu sampai dingin)

2. Isi radiator dengan air pendingin dan pasang radiator cup tester pada leher radiator (tempat pengisian air pendingin/water collant)

3. Tekan pompa radiator sampai jarum pada manometer menunjuk batas spesifikasi yang dianjurkan oleh pabrikan.

(catatan: Jangan menekan pompa melebihi batas spesifikasi kendaraan karena dapat menyebabkan kerusakan pada sambungan sambungan)

4. Perhatikan apakah terdapat kebocoran/rembesan air pada selang, head bagian bawah radiator periksa juga head silinder. dan amati tekanan pada jarum penunjuk manometer. Bila tekanan turun brarti terjadi kebocoran pada sistem.
(catatan: Segera lakukan tindakan perbaikan jika menemukan kebocoran pada sistem pendingin)

5. Jika tidak ada rembesan atau air pendingin yang keluar bisa dipastikan bahwa tidak terjadi kebocoran sistem. 

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA