Apa bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun ikat?

Pulau Flores memang sangat terkenal dengan kain tenun ikatnya yang kaya akan motif dan warna. Tidak hanya menarik dari segi tampilannya saja, tapi kain tenun ikat Flores yang dihasilkan dari kawasan Indonesia timur ini kebanyakan juga sarat akan makna dan menyimpan banyak nilai keistimewaan di dalamnya.

Kain Tenun Ikat Flores

Kain tenun ikat khas Flores dapat dikategorikan ke dalam salah satu produk budaya tradisional khas Indonesia yang dibuat secara tradisional namun bernilai seni tinggi dan indah. Kain tenun yang dihasilkan stiap daerah di Flores pun umumnya memiliki motif yang sangat unik dan berbeda-beda antara satu dan lainnya lho.

Sumber : //www.tokopedia.com/

Bisa dikatakan proses penciptaan motif pada kain tenun Flores sangatlah sulit dan membutuhkan kreatifitas yang tinggi dari pembuatnya. Sebab sebelum akhirnya ditenun menjadi sebuah kain, benang pakan dan benang lungsinya terlebih dahulu harus diikat dan dicelup pada bahan pewarna baru diproses ke tahap selanjutnya.

Sumber :  //www.blanja.com/

Sedikit berbeda dengan benang yang digunakan pada kain tenun lainnya, jenis benang yang digunakan dalam tenun ikat biasanya adalah benang kapas atau bisa juga menggunakan benang sutra alam. Benang pada kain tenun ikat inipun umumnya memiliki beragam warna dalam satu helai benang tergantung dari proses pencelupan atau pewarnaannya.

Sumber : //destinasian.co.id/

Pembuatan Tenun Ikat Flores

Lebih lanjut proses pembuatan produk warisan budaya khas pulau Flores yang terletak di bagian timur Indonesia ini pada prinsipnya harus melewati sejumlah tahapan yang memakan waktu lama bahkan hingga berbulan-bulan karena dibuat dengan bahan dasar benang dari kapas yang dipilin oleh penenunnya sendiri.

Sumber : //www.kompasiana.com/

Setidaknya ada lebih dari 20 tahapan yang harus dilalui selama hampir sebulan untuk menghasilkan sebuah kain tenun ikat Flores yang berkualitas. Selain itu dibutuhkan pula ketekunan dan kesabaran pegrajin untuk menenun karena hampir semua proses pembuatan kain ikat tersebut dilakukan secara tradisional dan manual.

Proses pembuatan tenun ikat khas Flores diawali dengan memisahkan kapas dari biji, memintal kapas tersebut menjadi benang, proses pewarnaan, mengikat motif dan terakhir baru mulai menenun. Untuk memisahkan kapas dari bijinya serta menggulung benang yang sudah dipintal terdapat alat khusus yang dapat digunakan.

1. Pemintalan Benang

Benang putih sebagai bahan dasar kain tenun harus diolah terlebih dahulu melalui proses pemintalan.

2. Pembuatan Motif

Setelah benang putih pintal, langkah selanjutnya pengrajin bisa membentuk motif kain sesuai desain yang telah direncanakan.

  • Cara pengerjaannya yaitu ikat benang yang sudah dipintal dengan tali rafia untuk membentuk motif.
  • Untuk mengikatkan tali rafia ke benang-benang tersebut pengrajin bisa memanfaatkan alat bantu  berupa papan pola yang dibuat plastik transparan.

3. Pemberian Warna

Setelah diikat satu persatu dengan tali rafia, langkah selanjutnya adalah pemberian warna dengan cara benang dicelup ke dalam warna yang diinginkan. Pencelupan warna bisa dilakukan berulang kali tergantung jumlah warna yang ada di dalam pola.

4. Menyisihkan Benang

Setelah kering benang-benang tersebut disisihkan satu persatu dan diatur sesuai dengan pola. Pada tahap inilah konsentrasi dan ketelitian pengrajin sangat dibutuhkan, sebab jika ada satu saja benang yang tidak diatur sesuai pola, maka pola keseluruhan akan berantakan.

5. Proses Menenun

Langkah terakhir adalah proses penenunan benang untuk dijadikan kain tenun sesuai dengan motif yang sudah ditetapkan. Proses penenunan ini menggunakan alat tenun bukan mesin atau yang sering disebut ATBM.

Khusus untuk proses pewarnaan benang tenun sampai saat ini terdapat dua jenis bahan pewarna yang dapat digunkan yakni berupa bahan pewarna tradisional yang didapatkan dari alam dan bahan pewarna sintetis yang diproduksi dari pabrik.

1. Pewarna Alami

Pewarna alami (natural dyes) merupakan jenis zat warna yang umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti daun, buah, kulit kayu, kayu, akar, biji dan bunga. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat diandalkan sebagai bahan pewarna alam antara lain terdiri dari:

  • Daun dan akar mengkudu untuk menciptakan warna merah.
  • Daun nira untuk menciptakan warna biru.
  • Kunyit untuk menciptakan warna kuning.
  • Kayu pohon hepang, kulit pohon mangga, kulit pohon cokelat, serbuk kayu mahoni, zopha, kemiri dan masih banyak lagi.

Walaupun warna dari bahan alami dan benang dari kapas membuat warnanya memang tidak secerah benang modern tetapi justru lebih tahan lama dan terkesan indah.

2. Pewarna Sintetis

Pewarna sintetis (synthetic dyes) merupakan jenis zat warna yang dibuat menurut reaksi-reaksi kimia tertentu sehingga sifatnya lebih stabil dan dan mudah digunakan. Pewarna sintetis untuk kain tekstil sebenarnya lumayan banyak, namun hanya beberapa yang dapat digunakan sebagai pewarna tenun.

Dengan berkembangnya fungsi dan banyaknya permintaan kain tenun ikat, saat ini banyak juga  perubahan yang diterapkan dalam proses pembuatannya. Meskipun demikian, kain tenun ikat yang  dibuat menggunakan bahan baku tradisional dan dicelup dengan pewarna alami sampai sekarang juga masih ada.

Butuh bahan pewarna sintetis untuk mewarnai kain, benang atau produk tekstil lainnya?. Sebagai bahan pertimbangan mungkin anda bisa melihat-lihat dulu koleksi bahan pewarna sintetis kami Di Sini.

Motif Tenun Ikat Flores

Sebagai sebuah karya seni yang istimewa, kain tenun ikat Flores sendiri secara keseluruhan memiliki dua macam motif yang sangat khas, yakni berupa motif tradisional dan motif modern. Keragaman tersebut merupakan bentuk perwujudan nilai kehidupan yang berkembang dalam keseharian masyarakat Flores.

  1. Motif tradisional kain tenun ikat Flores biasanya masih melambangkan kepercayaan animisme dan dinamisme.
  2. Sedangkan untuk motif modern yang telah mengalami perubahan biasanya didominasi ornamen bunga, garis dan parang.

Selain indah dipandang mata setiap motif dalam kain tenun Flores inipun juga punya makna yang berbeda dan biasa digunakan sesuai status sosial atau strata masyarakatnya. Beberapa motif yang dimaksud di antaranya:

  1. Motif belah ketupat yang menggambarkan persatuan antara pemerintah dan rakyat.
  2. Motif garis segitiga naik turun menggambarkan gunung yang mengapit Pulau Flores.

Dilihat dari kerumitan motifnya, kain tenun ikat Flores untuk pria pun biasanya dibuat lebih sederhana dari pada kain tenun untuk wanita. Selain itu corak dan preferensi warna antar daerah di Flores kebanyakan juga memiliki keistimewaan masing-masing yang menambah kaya keanekaragaman kain tenun ikatnya.

Sentra Tenun Ikat Flores

Meski sepintas terdapat kesamaan dengan kain tenun lainnya entah itu dari segi bahan-bahan, teknik membuat benang, alat tenun, teknik menenun dan teknin meracik warna, namun tiap wilayah di Flores umumnya mewarisi motif tenun tersendiri yang tidak dapat ditemukan pada kain tenun ikat dari daerah lainnya.

Khusus di pulau Flores beberapa dearah yang menjadi sentra penghasil kain tenun ikat diantaranya erdiri dri Maumere, Sikka, Ende, Manggarai, Ngada, Nage Keo, Lio dan Lembata di bagian timur Flores.

1. Daerah Sikka

Kain tenun khas daerah Sikka biasanya selalu menggunakan warna gelap seperti hitam, coklat, biru dan biru-hitam. Motif kain tenun dari daerah inipun sangat banyak, dua diantaranya yakni berupa motif motif okukirei dan motif mawarani.

  • Motif okukirei mengisahkan tentang nenek moyang sub-etnis Sikka yakni pelaut ulung. Karena itulah figur nelayan, sampan, udang atau kepiting menjadi ciri khas motif okukirei.
  • Terdapat pula jenis motif mawarani yang dihiasi dengan corak bunga mawar. Konon motif ini merupakan motif khas yang khusus diperuntukkan bagi putri-putri Kerajaan Sikka.

2. Daerah Ende

Sementara itu tenunan di daerah Ende banyak menggunakan warna cokelat dan merah serta memadukannya dengan ragam hias motif bergaya Eropa.

  • Letak strategis Ende di pesisir selatan Flores yang memungkinkan orang-orang Ende zaman dahulu mudah berhubungan dengan bangsa pendatang.
  • Ciri paling khas motif kain tenun ikat Ende yaitu hanya menggunkan satu jenis motif pada bidang di tengah-tengah kain.

3. Daerah Lio

Lio merupakan salah satu daerah yang menonjol dalam hal pembuatan kain tenun ikat, karena terbilang halus dan rumit. Jenis motif kain tenun ikat Lio mendapat pengaruh dari kain patola India, yang dibawa oleh pedagang dari Portugis pada abad ke-16, sebagai komoditi barter dengan rempah-rempah.

  • Ragam hias kain tenun ikat Lio yang diilhami oleh kain patola India yakni berupa motif ceplok seperti jelamprang pada kain batik.
  • Selain motif ceplok, kain tenun dari daeah Lio ini juga dihiasi dengan motif daun, dahan dan ranting.
  • Ciri lain dari kain tenun ikat Lio yaitu memiliki motif berbentuk geometris, manusia serta biawak yang berukuran kecil dan disusun membentuk jalur-jalur berwarna merah atau biru di atas dasar kain yang berwarna gelap.

Terdapat pula motif yang langka yang disebut omembulu telu (tiga emas). Menurut kepercayaan masyarakat lokal, kain tenun motif ini dapat membuat pemiliknya menjadi kaya raya.

Khusus untuk tenun ikat Flores dengan motif patola yang bernilai tinggi, kain ini biasanya diperuntukkan bagi raja-raja, pejabat dan tokoh adat atau pendiri kampung. Saking istimewanya kain tersebut bahkan ikut dikuburkan saat seorang raja, pejabat atau bangsawan meninggal dunia.

4. Daerah Manggarai dan Ngada

Kain tenun ikat khas Manggarai dan Ngada cenderung menggunakan warna-warna terang atau warna-warna cerah. Diperkirakan pemilihan warna cerah ini mendapat banyak pengaruh dari tenun ikat Sumba dan Sumbawa.

  • Kain tenun dari daerah Manggarai dan Ngada dihiasi dengan ragam hias bentuk geometris aneka warna yang cerah dan menyolok.
  • Kain tenun dari daerah Manggarai dan Ngada banyak menggunakan warna putih, kuning keemasan, merah dan hijau.

Pemanfaatan Tenun Ikat Flores

Terkait dengan pemanfaatannya dalam kehidupan masyarakat Flores, pada zaman dahulu kain tenun ikat umumnya lebih banyak digunakan sebagai pakaian sehari-hari masyarakat setempat tepatnya sebagai simbol status status, kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan bagi pemakainya.

  1. Pemakaian kain tenun ikat Flores ini dibedakan sesuai dengan status sosial dan strata masyarakatnya.
  2. Biasanya motif-motif khusus juga dibuat untuk pakaian kalangan keluarga raja, untuk upacara adat atau untuk keseharian.

Sejalan dengan perkembangan dunia fashion belakangan simbol-simbol tersebut semakin memudar apalagi kini kain tenun ikat juga menjadi komoditi khas Flores yang diperdagangkan secara luas.

Untuk produk pelengkap pakaian pria, kain tenun ikat dapat diaplikasikan sebagai bahan dasar pembuatan kemeja maupun blazer.
Sementara untuk pelengkap gaya penampilan wanita, kain tenun ikat dapat dimanfaatkan untuk membuat blus wanita, blazer, gamis dan juga rok yang cantik.

Ingin membuat kemeja pria, blus wanita dan juga rok sendiri tapi masih bingung bagaimana cara menggambar polanya?. Kalau mau cara yang lebih praktis maka anda bisa mendownload pola siap pakai dari kami.

Merawat Kain Tenun Ikat Flores

Punya beberapa koleksi pakaian yang dibuat dari kain tenun ikat Flores?. Untuk memastikan bahwa kain tenun yang anda miliki tetap awet dan dapat digunakan sebagimana mestinya usahakan untuk selalu merawat kain tersebut dengan cara yang baik dan benar ya.

  1. Saat melakukan pencucian sebaiknya pisahkan pakaian berbahan kain tenun ikat dari bahan pakaian yang lain.
    • Untuk mencuci kain tenun ikat yang dibuat menggunakan bahan pewarna alami sebaiknya gunakan lerak khusus tenun.
    • Untuk mencuci kain tenun ikat yang dibuat menggunakan pewarna sintetis gunakan sabun berbahan lembut, sampo, atau sabun yang memiliki kadar alkali rendah.
  2. Sebisa mungkin hindari penggunaan sikat atau mesin cuci saat mencuci kain tenun ikat karena cara ini hanya akan memudarkan pola kain tenundan membuat warnanya jadi kusam. Pilihan terbaik cuci kain tenun secara manual dengan menggunakan tangan.
  3. Jangan mengkucek dan memeras kain tenun terlalu keras. Ketika anda ingin mengeringkan kainnya, langsung saja gantung kain tenun di jemuran agar tidak merusak bentuk dari kain tersebut.
  4. Segera jemur kain tenun ikat setelah selesai dicuci dengan cara diangin-anginkan di tempat yang teduh dan tidak terkena panas matahari langsung supaya warnanya tidak mudah pudar dan cepat rusak.
  5. Pastikan kain tenun ikat yang anda jemur sudah kering sebelum di angkat dari jemuran. Jika diperlukan anda juga bisa menyetrika kain tenun ikat agar tampilannya tetap terlihat rapi dan lebih enak untuk dilihat.
    • Sebelum menyetrika kain tenun ikat atur temperatur seterika pada suhu yang direkomendasikan ideal untuk menyetrika kain katun.
    • Semprotkan pelicin pakaian untuk mengembalikan bentuk alami serat kain tenun ikat Flores.
    • Seterika kain tenun ikat menurut bentuk pola atau alur garis yangterdapat pada kain tenun ikat Flores.
    • Usai disetrika sebaiknya simpan kain tenun ikat dengan cara di gantung menggunakan hanger supaya kain tenun tetap rapi.

Demikian pembahasan singkat mengenai tahap pembuatan kain tenun ikat Flores, pemanfaatannya dalam bidang fashion, serta cara merawatnya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu ragam kain tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik simak terus artikel dari kami ya.

Mencari bahan kain tradisional berkualitas dengan harga yang cukup terjangkau untuk pelengkap kebutuhan sandang?. Sahabat Fitinline bisa melihat-lihat dulu koleksi bahan kain tradisional kami Di Sini.

Semoga bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA