Anak kecil bangun tidur nangis

Jakarta - Selamat pagi Dok, saya mau tanya tapi bukan anak saya ini tentang keponakan saya. Saya punya keponakan pertama anak dari kakak saya, keponakan saya ini umurnya sekitar 2 tahun lebih.

Saya kasihan lihatnya soalnya suka langsung nangis waktu bangun tidur dan juga saat malam hari tapi kalau malam nangisnya mungkin karena minta susu, dia sudah tidak minum ASI, sudah minum susu balita saja.

Menurut dokter apa ya penyebabnya dia suka nangis setiap bangun tidur? Kebiasaan ini sudah dari dia kecil sampai sekarang tambah besar juga tidak hilang-hilang. Walaupun ada temannya pasti dia bangun langsung nangis. Terimakasih Dok semoga bisa ada jalan keluarnya.

Sharas (Perempuan, 22 tahun)

Jawaban

Salam kenal Mbak, ada banyak penyebab anak batita menangis. Selain lapar, bisa juga karena tidak nyaman (misalnya kepanasan, kedinginan, jauh dari ibu) serta mengantuk. Kalau saya baca cerita Mbak, sepertinya karena masih mengantuk ya.

Ini wajar saja kok, balita memang suka rewel sebelum dan sesudah bangun tidur karena mengantuk. Tak perlu terlalu khawatir ya.

dr. Meta Hanindita, SpA
Berpraktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jl Mayjend Prof Dr Moestopo No 6 - 8, Kota Surabaya, Jawa Timur

(hrn/vit)

Ada beberapa faktor penyebab mood swing pada anak saat bangun tidur, yaitu:

  1. Waktu Tidur Kurang 

Kurang tidur dan merasa lelah mungkin bukan hal berat bagi orang dewasa. Sayangnya, anak kecil belum bisa memahami hal tersebut. 

Ketika merasa waktu tidurnya kurang dan badannya masih lelah, anak akan protes. 

Beberapa bentuk protes yang umum dijumpai yaitu wajah cemberut, tidak mau melakukan apa pun, dan senyum sebentar lalu menangis lagi. 

  1. Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan, “Mood swing pada anak bangun tidur harus dilihat kondisinya. Sebab, hal ini bisa juga mengarah kepada kondisi lain, misalnya obstructive sleep apnea.”

OSA merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat si kecil terlelap. Gejalanya, anak beberapa kali mengalami henti napas dan bikin ia sering terbangun. Karena kondisi tersebut, waktu tidurnya kurang dan anak jadi rewel. 

Artikel Lainnya: Di Usia Berapa Si Kecil Boleh Tidak Tidur Siang?

  1. Waktu Tidur Terlalu Lama

Sama halnya dengan kurang tidur, reaksi protes si kecil juga bisa muncul bila ia kelamaan tidur. 

Seiring bertambahnya usia, waktu tidur anak memang akan berkurang. Apabila anak balita diberikan waktu tidur yang durasinya seperti batita, ia malah cenderung rewel ketika terbangun. 

  1. Rasa Takut saat Terbangun

Anak-anak biasanya akan langsung cemas dan takut ketika terbangun sendirian di kamarnya. 

Saat anak bangun tidur, biasanya orangtua sudah melakukan berbagai aktivitas, misalnya membuat sarapan atau siap-siap bekerja. 

Ketidakhadiran orang lain di kamarnya membuat si kecil merasa tidak aman dan akhirnya menangis. 

Anak balita memang belum terbiasa terbangun tanpa kehadiran orangtuanya. Namun, seiring bertambahnya usia, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya. 

Artikel Lainnya: Tidur Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya

  1. Rasa Tidak Nyaman

Rewel saat anak bangun tidur bisa disebabkan juga oleh rasa tidak nyaman akibat lingkungan sekitarnya. 

Misalnya, ia menangis dan marah-marah sendiri karena kasur atau baju yang basah karena keringat. Selain itu, ruangan yang terlalu panas juga bisa membuat anak rewel. 

  1. Sleep Inertia 

Tak cuma orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami sleep inertia. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mendadak terbangun dari fase tidur lelapnya (rapid eye movement). 

Kondisi terbangun mendadak ini bisa dipicu oleh bunyi alarm yang terlalu keras atau faktor lain yang bikin kaget. 

Anak remaja atau orang dewasa yang terbangun dari kaget justru akan linglung dan lemas. Sedangkan pada anak, ia akan menangis kencang dan tak mau beraktivitas. 

  1. Sleep Onset Association Disorder (SOAD)

Sederhananya, SOAD adalah gangguan yang terjadi saat seorang anak mengasosiasikan lingkungan tertentu untuk tertidur. 

Beberapa anak biasanya punya “ritual” khusus sebelum tidur, misalnya punggungnya harus dielus atau mengisap jempol. Ketika kebiasaan tersebut dihilangkan, ia akan menangis. 

Artikel Lainnya: Usia Berapa Anak Sebaiknya Belajar Tidur Sendiri?

Halodoc, Jakarta - Tidak hanya mimpi buruk, kenyamanan dan kualitas tidur Si Kecil di malam hari bisa terganggu ketika mengalami night terror deee. Night terror sendiri merupakan kondisi yang muncul saat tidur, biasanya terjadi pada beberapa jam pertama setelah seseorang tidur.

Seseorang yang mengalami night terror akan terbangun dari tidurnya, lalu mulai panik, berkeringat, menjerit, atau menangis histeris. Setelah melewati kondisi itu dan benar-benar terbangun, mereka hanya bisa mengingat gambaran yang mengerikan atau tak mengingat apa-apa sama sekali.

Baca juga: Alami Patah Hati, Dapatkah Sebabkan Sering Mimpi Buruk?

Night terror biasanya terjadi pada 2–3 jam setelah anak mulai tertidur. Saat kondisi ini terjadi, tanpa sadar Si Kecil mungkin saja bisa menendang barang-barang yang ada di sekitarnya atau berjalan dari tempat tidurnya. Nah, hal inilah yang bisa membahayakan dirinya.

Ditandai dengan Berbagai Gejala

Menurut pandangan dunia medis, night terror merupakan kondisi yang cukup langka, biasanya terjadi di kalangan anak-anak berumur 4–12 tahun. Ada pula yang mengalaminya ketika dalam masa pertumbuhan. Lantas, seperti apa sih gejala dari gangguan tidur ini?

Gejala utamanya, yaitu satu atau lebih episode terbangun dari tidur dengan berteriak karena panik, disertai kecemasan yang hebat, seluruh tubuh bergetar dan hiperaktivitas otonomik, seperti jantung berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat.

Episode ini dapat berulang dengan durasi setiap episode sekitar 1–10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga awal fase tidur malam.

Pengidap relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk memengaruhi keadaan teror malamnya. Kemudian, dalam beberapa menit setelah terbangun, biasanya pengidap akan mengalami disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.

Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan yang terpilah-pilah).

Stres Hingga Perubahan Lingkungan

Sayangnya, sampai saat ini penyebab pasti dari night terror belum diketahui. Namun, kondisi ini sering terkait dengan stres emosional, kelelahan, demam, kurang tidur, gangguan pernapasan, cedera kepala, dan perubahan lingkungan, seperti suara dan cahaya.

Baca juga: Tidur Anak Tidak Nyenyak? Yuk, Kenali Penyebabnya

Selain itu, ada pula hal lainnya yang bisa menjadi pemicunya, seperti konsumsi jenis obat yang memengaruhi sistem saraf pusat, atau pengaruh dari anestesi atau obat bius bila anak baru melakukan operasi. Ada pula dugaan bahwa night terror berkaitan dengan genetik atau alkohol.

Tips Mencegah Night Terror

Meski penyebab pastinya belum diketahui, tetapi setidaknya ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk mencegah night terror. Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa membantu mengatasi masalah tidur anak:

  • Jangan biarkan anak terlalu lelah. Tetapkan waktu tidur rutin (jam tidur dan bangun) dan tetaplah berpatokan dengan itu, bahkan di akhir pekan. Pastikan Si Kecil mendapatkan jumlah tidur yang dia butuhkan. Anak-anak dapat tidur dengan sangat nyenyak jika jam tidurnya teratur. 
  • Lakukan rutinitas yang menenangkan kira-kira satu jam sebelum tidur. Rutinitasnya harus mencakup kegiatan santai, seperti mendengarkan musik lembut, membaca, atau memandikan Si Kecil dengan air hangat. Hindari membiarkan anak menggunakan perangkat elektronik saat mendekati jam tidur. Bila perlu, singkirkan perangkat elektronik dari kamar tidur anak untuk menghindari godaan. 
  • Jaga agar kamar tidur tetap sejuk dan nyaman.
  • Jangan ajak anak beraktivitas setelah menyelesaikan rutinitas tidurnya. Saat sudah jam tidur, beri mereka ciuman dan tinggalkan mereka.

Baca juga:Bayi Juga Bisa Insomnia, Benarkah?

Ketika Si Kecil mengalami teror tidur, biasanya mereka akan menangis, ketakutan, menjerit, detak jantungnya bertambah cepat, hingga berkeringat. Perlu ibu perhatikan, bila anak mengalami beberapa kondisi di bawah, cobalah untuk berdiskusi dengan dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut.

  • Anak berumur kurang dari 3,5 tahun mengalami night terror paling tidak seminggu sekali.
  • Anak yang lebih dewasa mengalami night terror sekali atau dua kali setiap bulannya.

Night terror pada anak bisa sangat mengganggu kenyamanan tidurnya, yang tentu saja berdampak pada kondisi di siang hari. Tidur tak nyenyak bisa membuat anak kelelahan di siang hari dan tidak bersemangat. Ibu bisa berdiskusi dengan dokter anak jika Si Kecil mengalami night terror. Buka aplikasi Halodoc dan ibu akan mendapatkan solusi dan arahan terbaik langsung dari dokter ahli. 

Referensi:Healthline Parenthood. Diakses pada 2021. Is My Baby Having Night Terrors?Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Sleep Terror (Night Terror).Kids Health. Diakses pada 2021. Night Terror.

Kenapa anak kalo bangun tidur nangis?

Mimpi buruk atau sleep terror Sama seperti orang dewasa, bayi juga bisa mimpi buruk hingga harus terjaga dari tidurnya. Ketika bayi bangun dari mimpi buruknya, si Kecil akan merasa takut dan kesepian. Itulah sebabnya, bayi akan menangis ketika bangun tidur.

Kenapa anak 1 tahun terbangun tengah malam dan menangis?

Jika anak Anda yang berusia 1 tahun kerap terbangun di malam hari dan menangis, hal ini besar kemungkinan terjadi karena proses adaptasinya yang masih kurang baik. Hal ini sebaiknya tidak dulu dicemaskan berlebihan asalkan tidak muncul disertai keluhan lain yang berat.