Pada penggunaan penulisan anak huruf aksara lampung yang terletak di samping ini sering digunakan pada kalimat berikut. Contoh anak huruf Tekelingai (ai):
- Sai, Jurai, Sampai, Sebai, Bebai, Kiyai, Indai, Tumbai, Tawai, Kawai, Sawai.
- Jemoh, Singgah, Ulah, Neduh, Mewah, Lincah, Sawah, Indah, Tengah.
- Sikam, Dapok, Mawat, Kham, mit, Unggak.
Misalnya kita akan menulis kalimat "Jemoh Singgah di Sabah" berarti seluruh huruf akhir tidak perlu pakai (H) karena ada pengganti yakni anak huruf Keleniah tadi. Kalau ditulis akan seperti ini. Perhatikan video dan gambar dibawah ini
A. PADANAN AKSARA HURUF HURUF KETERANGAN
PENULISAN HURUF DAN WARNA DALAM ISLAM
Kajian Semiotik Huruf dan Aksara
PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA. selalu terdapat 3 (tiga) kelompok muatan, yaitu 2 :
Beranda / Pendidikan
Aksara Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka, dan tanda baca. Disini kita hanya ingin mememaparkan apa itu huruf induk dan apa itu anak huruf, berikut kita simak:
1. Huruf Induk
Aksara Lampung disebut dengan istilah kaganga, ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan (pada Tabel 1 dibaca dari atas ke bawah). Huruf induk berjumlah 20 buah. Bentuk, nama, dan urutan huruf induk dikemukakan pada Tabel 1 dibawah ini.
1. Anak Huruf Anak huruf Kaganga ada 12 buah:
A. Anak huruf yang terletak diatas huruf
1. ulan :
2. bicek :
Bicek adalah huruf Kaganga berbentuk garis tegak yang terletak diatas huruf. Bicek melambangkan bunyi [e].
3. tekelubang :
4. rejenjung :
5. datas :
B. Anak huruf yang terletak dibawah huruf
1. bitan:
Bitan adalah anak huruf Kaganga yang terletak dibawah huruf. Bitan terdiri atas dua macam. Bitan yang berupa garis pendek mendatar – melambangkan bunyi [u] dan bitan yang berupa garis tegak melambangkan bunyi [o].
2. tekelungau :
C. Anak huruf yang terletak di kanan huruf
1. Tekelingai :
2. Keleniah :
3. Nengen :
Nama masing-masing anak huruf yang terdiri dari 12 buah itu adalah sebagai berikut: Anak huruf yang terletak di atas huruf: ulan, bicek, tekelubang (ang), rejenjung (ar), datas (an).
Aksara Lampung atau Had Lampung memiliki tiga macam unsur yaitu Induk huruf (kelabai surat), anak huruf atau tanda bunyi (benah surat) dan tanda baca. Aksara lampung ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan had lampung biasanya disebut juga KAGANGA dan induk hurufnya berjumlah 20 huruf.
Aksara Lampung adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari empat macam unsur, yaitu kelabai surat (20 aksara dasar), benah surat (12 diakritik), angka, dan tanda baca.
b. Anak Huruf yang Terletak di Bawah Induk Huruf Anak huruf yang terletak di bawah induk huruf terdiri dari 3 (tiga) anak huruf seperti diperlihatkan pada Tabel 2.2. Bitan adalah anak huruf yang terletak di bawah induk huruf.
Saat ini terdapat 12 aksara daerah yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia. Ke-12 aksara lokal tersebut adalah aksara Jawa, Bali, Sunda Kuno, Bugis atau Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Kerinci (Rencong atau Incung).
Atau dalam bahasa daerah lampung disebut kelabai surat Lampung, yang berarti “Ibu surat Lampung”.
Punyimbang adalah pemimpin adat yang diperoleh secara turun temurun, Punyimbang seperti ini dianut oleh Ulun Lampung Saibatin.
Atau dalam bahasa daerah lampung disebut kelabai surat Lampung, yang berarti “Ibu surat Lampung”.
Penjelasan: Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.
Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah. Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan.
Aksara Lampung atau biasa disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan masyarakat Suku Lampung. Aksara atau Had Lampung memiliki dua kategori aksara, yakni aksara Lama dan aksara Baru.
Aksara Jawa adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari sekitar 20 hingga 33 aksara dasar, tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ atau /ɔ/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu.
Dumasar kana tata tulisna, aksara Sunda baku jumlahna aya 32 aksara, anu ngawengku 7 aksara swara (vokal) jeung 25 aksara ngalagena (konsonan).
Karena sudah memiliki anak huruf, maka beberapa huruf dalam aksara Lampung tidak boleh diberi nengen. Huruf tersebut antara lain nga, na, ya, a, ra, wa, dan ha.
Aksara Lampung atau had Lampung adalah bentuk tulisan yang resmi digunakan oleh masyarakat Lampung. Aksara ini dibaca dari kiri ke kanan, seperti tulisan alfabet. Aksara Lampung biasa digunakan untuk menulis surat, menulis lembaran puisi atau lagu, dan lain lain. Aksara Lampung memiliki 20 induk huruf dan 11 anak huruf.
Anak huruf aksara Lampung yang terletak di atas yaitu ulan (i), ulan (e’), bicek (e), datas (an), rejenjung (ar), dan tekelubang (ang).
Anak huruf aksara Lampung yang terletak di bawah yaitu bitan (u), bitan (o), dan tekelungau (au).
Anak huruf aksara Lampung yang terletak di samping yaitu tekelingai (ai), dan keleniah (ah).
Fungsi dari aksara lampung adalah
- menulis surat
- aturan hukum
- surat resmi
- mantra atau sihir
- cara sesajian
- petuah-petuah
- syarat menjadi pemimpin
- obat-obatan
- syair mistik Islam
Pembahasan
Aksara Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab. Aksara ini ditulis dengan menggunakan tanda-tanda fathah pada baris atas dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang di mana masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Aksara Lampung memiliki beberapa jenis huruf sebagai berikut:
1. Induk Huruf
2. Anak Huruf
Anak huruf yang terletak di atas huruf
- Ulan adalah anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti setengah lingkaran. Ulan sendiri memiliki dua bunyi
- yaitu (i) ketika ulan menghadap ke atas, seperti huruf “U” dan berbunyi (ē) ketika ulang menghadap ke bawah seperti “n”.
- Bicek merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti huruf “I”. Bicek memiliki funsi yang sama dengan huruf (e).
- Tekelubang merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti fathah dalam huruf Arab. Tekelubang memiliki bunyi (ng).
- Datas merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti fathain dalam huruf Arab. Datas memiliki bunyi (n).
- ketelubang merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf. Ketelubang memiliki bunyi (r).
Anak huruf yang terletak di bawah huruf
- Bitan merupakan anak aksara Lampung yang terletak di bawah huruf. Bitan memiliki dua bunyi yaitu (u) ketika bitan berbentuk seperti kasrah dalam huruf Arab dan berbunyi (o)ketika bitan berbentuk seperti ”I” di bawah huruf.
- Tekelungau merupakan anak aksara Lampung yang terletak di bawah huruf dan berbentuk seperti setengah lingkaran atau mirip dengan huruf “u”. Tekelungau memiliki bunyi (au).
Anak huruf yang terletak di samping huruf
- Telengai merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas kanan huruf dan berbentuk seperti “I” tegak lurus. Telingai memiliki bunyi (ai).
- Keleniah merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas kanan huruf dan berbentuk seperti huruf “ha”, namun bentuknya kecil seperti pangkat. Keleniah memiliki bunyi (h).
- Nengen merupakan anak aksara Lampung yang terletak di samping kanan huruf dan berbentuk garis miring “/”. Nengen memiliki fungsi sebagai mematikan huruf di sebelah kirinya menjadi huruf mati.
3. Tanda Baca
4. Angka
Berikut contoh dialog singkat menggunakan bahasa Lampung beserta artinya
Tika: Selamat tukuk Tia, nyo kabagh? (Selamat pagi Tia, apa kabar?)
Tia: Kabagh wawai (Kabar baik)
Tika: Ulahnyo nikeu gawoh mak sekula berubbei? (Kenapa kamu tidak sekolah kemarin?)
Tia: Nyak maghing, anying tano nyak ghadeu sihat (Aku sakit, tetapi sekarang aku sudah sehat)
Tika: Alhamdulillah, anying nikeu dang tutuk senam ho. Nikeu ghahhak lak wat bigo sihat (Alhamdulillah, tetapi kamu jangan ikut senam dulu. Kamu sepertinya belum terlalu sehat)
Tia: Yeu, teghimo kasih Tika. Debengei wat tugas mak? (Iya, terima kasih Tika. Kemarin ada tugas tidak?)
Tika: Ngemik tugas bahaso Lappung. Gham mustei ngapalken minimal pak sesikun liwat disetor minggeu depan (ada, tugas bahasa lampung. Kita harus menghafalkan minimal empat peribahasa Lampung lalu disetor minggu depan)
Tia: Wat lagi mak? (Ada lagi tidak?)
Tika: Mak wat, Tia (Tidak ada, Tia)
Tia: Teghimo kasih Tika, ghadeu ngejuk pandai sikam (Terima kasih Tika, sudah memberi tahu aku)
Tika: awek. Payeu, sikam mustei lapah adek kelas (Sama-sama. Baiklah, aku harus pergi ke kelas)
Tia: Yeu (Iya)
Pembahasan
Dialog Bahasa Lampung
Bahasa lampung terdiri dari dua dialek, yaitu dialek A(api) dan dialek O (nyo). Kali ini saya akan membahas dialek O. Dalam mempelajari bahasa Lampung, percakapan adalah hal yang penting. Siswa harus menguasai dasar-dasar percakapan untuk dapat mengerti bahasa Lampung dan dapat berbicara dengan orang Lampung. Berikut saya rangkum beberapa kosakata dasar untuk percakapan dalam bahasa Lampung.
Aku = Sikam, nyak
Kamu = Nikeu
Kita = Gham
Kalian = Mettei
Mereka = Tiyan
Kami = Sikam
Dia = Yo
Apa = Nyo
Siapa = Apo
Kapan = Akun kedo
Berapa = Pigho
Menyapa = Ulahnyo
Ke = Adek
Di = Di
Ini = Ijo
Itu = Ino, Inei
Dari = Anjak
Kemarin = Berubbei
Besok = Jimmeh
Pagi = tukuk
Siang = Dawah
Sore = Debei, Dibi
Malem = Debingei
Iya = Yeu
Tidak = Mak
Pergi = Lapah
Pulang = Mulang, Balik
Kecil = Lunik
Besar = Balak
- aksara lampung
- anak huruf lampung
- Bahasa lampung