Anak huruf yang letaknya di bawah induk huruf ada berapa?

Anak huruf aksara daerah lampung di samping ada tiga yakni Keleniah (h), Tekelingai (ai) dan tanda Nengen konsonan (huruf mati).

Pada penggunaan penulisan anak huruf aksara lampung yang terletak di samping ini sering digunakan pada kalimat berikut. Contoh anak huruf Tekelingai (ai):

  • Sai, Jurai, Sampai, Sebai, Bebai, Kiyai, Indai, Tumbai, Tawai, Kawai, Sawai.
Contoh anak huruh Keleniah (h):
  • Jemoh, Singgah, Ulah, Neduh, Mewah, Lincah, Sawah, Indah, Tengah.
Contoh konsonan (huruf mati):
  • Sikam, Dapok, Mawat, Kham, mit, Unggak.
Nah ketiga contoh penulisan anak huruf di samping pada aksara daerah lampung tersebut tidak bisa di sembarangan, artinya kalau menulis aksara ada pada huruf yang terdapat anak tidak bisa di beri tanda konsonan, misal kita menulis sawah" maka huruf H terakhir tidak perlu karena ada anak huruf Keleniah tadi.

Misalnya kita akan menulis kalimat "Jemoh Singgah di Sabah" berarti seluruh huruf akhir tidak perlu pakai (H) karena ada pengganti yakni anak huruf Keleniah tadi. Kalau ditulis akan seperti ini. Perhatikan video dan gambar dibawah ini

A. PADANAN AKSARA HURUF HURUF KETERANGAN

PENULISAN HURUF DAN WARNA DALAM ISLAM

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara

PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. selalu terdapat 3 (tiga) kelompok muatan, yaitu 2 :

Beranda / Pendidikan

Aksara Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka, dan tanda baca. Disini kita hanya ingin mememaparkan apa itu huruf induk dan apa itu anak huruf, berikut kita simak:

1. Huruf Induk Aksara Lampung disebut dengan istilah kaganga, ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan (pada Tabel 1 dibaca dari atas ke bawah). Huruf induk berjumlah 20 buah. Bentuk, nama, dan urutan huruf induk dikemukakan pada Tabel 1 dibawah ini.


1. Anak Huruf Anak huruf Kaganga ada 12 buah:

Nama masing-masing anak huruf itu adalah sebagai berikut:

A. Anak huruf yang terletak diatas huruf


1. ulan :
dan
Ulan adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah lingkaran kecil yang terletak diatas huruf. Ulan terdiri atas dua macam: ulan yang menghadap ke atas melambangkan bunyi [i], sedangkan ulan yang menghadap ke bawah melambangkan bunyi [e].

2. bicek :

Bicek adalah huruf Kaganga berbentuk garis tegak yang terletak diatas huruf. Bicek melambangkan bunyi [e].


3. tekelubang :

ang Tekelubang adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis mendatar (seperti tanda hubung dalam ejaan bahasa Indonesia) yang terletak diatas huruf. Tekelubang melambangkan bunyi [ng].

4. rejenjung :

ar

Rejenjung adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Rejenjung melambangkan bunyi [r].

5. datas :

an

Datas adalah anak huruf Kaganga berbentuk yang terletak diatas huruf. Datas melambangkan bunyi [n].

B. Anak huruf yang terletak dibawah huruf
1. bitan:

dan

Bitan adalah anak huruf Kaganga yang terletak dibawah huruf. Bitan terdiri atas dua macam. Bitan yang berupa garis pendek mendatar – melambangkan bunyi [u] dan bitan yang berupa garis tegak melambangkan bunyi [o].

2. tekelungau :

au

Tekelungau adalah anak huruf Kaganga berbentuk setengah lingkaran kecil yang terletak dibawah huruf. Tekelungau melambangkan bunyi [au].

C. Anak huruf yang terletak di kanan huruf


1. Tekelingai :
ai Tekelingai adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis tegak | yang terletak di kanan huruf. Tekelingai melambangkan bunyi [ai].

2. Keleniah :

ah

Keleniah adalah anak huruf Kaganga berbentuk seperti huruf ha, tetapi kecil . Keleniah melambangkan bunyi [h].

3. Nengen :

tanda huruf mati

Nengngen adalah anak huruf Kaganga berbentuk garis miring / yang terletak di kanan huruf. Nengngen melambangkan huruf yang berada disebelah kiri nengngen menjadi huruf mati. Akan tetapi, untuk melambangkan bunyi [ng], [r], [n], [y], [h], atau [w], nengngen / tidak digunakan. Bunyi-bunyi itu dilambangkan dengan menggunakan anak huruf Kaganga berikut ini.

Untuk memperjelas keterangan diatas, perhatikanlah contoh penulisan yang salah dan yang benar dibawah ini.

Location:

Nama masing-masing anak huruf yang terdiri dari 12 buah itu adalah sebagai berikut: Anak huruf yang terletak di atas huruf: ulan, bicek, tekelubang (ang), rejenjung (ar), datas (an).

Aksara Lampung atau Had Lampung memiliki tiga macam unsur yaitu Induk huruf (kelabai surat), anak huruf atau tanda bunyi (benah surat) dan tanda baca. Aksara lampung ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan had lampung biasanya disebut juga KAGANGA dan induk hurufnya berjumlah 20 huruf.

Aksara Lampung adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari empat macam unsur, yaitu kelabai surat (20 aksara dasar), benah surat (12 diakritik), angka, dan tanda baca.

b. Anak Huruf yang Terletak di Bawah Induk Huruf Anak huruf yang terletak di bawah induk huruf terdiri dari 3 (tiga) anak huruf seperti diperlihatkan pada Tabel 2.2. Bitan adalah anak huruf yang terletak di bawah induk huruf.

Saat ini terdapat 12 aksara daerah yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia. Ke-12 aksara lokal tersebut adalah aksara Jawa, Bali, Sunda Kuno, Bugis atau Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Kerinci (Rencong atau Incung).

Atau dalam bahasa daerah lampung disebut kelabai surat Lampung, yang berarti “Ibu surat Lampung”.

Punyimbang adalah pemimpin adat yang diperoleh secara turun temurun, Punyimbang seperti ini dianut oleh Ulun Lampung Saibatin.

Atau dalam bahasa daerah lampung disebut kelabai surat Lampung, yang berarti “Ibu surat Lampung”.

Penjelasan: Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah. Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan.

Aksara Lampung atau biasa disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan masyarakat Suku Lampung. Aksara atau Had Lampung memiliki dua kategori aksara, yakni aksara Lama dan aksara Baru.

Aksara Jawa adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari sekitar 20 hingga 33 aksara dasar, tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ atau /ɔ/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu.

Dumasar kana tata tulisna, aksara Sunda baku jumlahna aya 32 aksara, anu ngawengku 7 aksara swara (vokal) jeung 25 aksara ngalagena (konsonan).

Karena sudah memiliki anak huruf, maka beberapa huruf dalam aksara Lampung tidak boleh diberi nengen. Huruf tersebut antara lain nga, na, ya, a, ra, wa, dan ha.

Aksara Lampung atau had Lampung adalah bentuk tulisan yang resmi digunakan oleh masyarakat Lampung. Aksara ini dibaca dari kiri ke kanan, seperti tulisan alfabet. Aksara Lampung biasa digunakan untuk menulis surat, menulis lembaran puisi atau lagu, dan lain lain. Aksara Lampung memiliki 20 induk huruf dan 11 anak huruf.

Anak huruf aksara Lampung yang terletak di atas yaitu ulan (i), ulan (e’), bicek (e), datas (an), rejenjung (ar), dan tekelubang (ang).

Anak huruf aksara Lampung yang terletak di bawah yaitu bitan (u), bitan (o), dan tekelungau (au).

Anak huruf aksara Lampung yang terletak di samping yaitu tekelingai (ai), dan keleniah (ah).

Fungsi dari aksara lampung adalah

  • menulis surat
  • aturan hukum
  • surat resmi
  • mantra atau sihir
  • cara sesajian
  • petuah-petuah
  • syarat menjadi pemimpin
  • obat-obatan
  • syair mistik Islam

Pembahasan

Aksara Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab. Aksara ini ditulis dengan menggunakan tanda-tanda fathah pada baris atas dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang di mana masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.

Aksara Lampung memiliki beberapa jenis huruf sebagai berikut:

1. Induk Huruf

2. Anak Huruf

Anak huruf yang terletak di atas huruf

  • Ulan adalah anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti setengah lingkaran. Ulan sendiri memiliki dua bunyi
  • yaitu (i) ketika ulan menghadap ke atas, seperti huruf “U” dan berbunyi (ē) ketika ulang menghadap ke bawah seperti “n”.
  • Bicek merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti huruf “I”. Bicek memiliki funsi yang sama dengan huruf (e).
  • Tekelubang merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti fathah dalam huruf Arab. Tekelubang memiliki bunyi (ng).
  • Datas merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf dan berbentuk seperti fathain dalam huruf Arab. Datas memiliki bunyi (n).
  • ketelubang merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas huruf. Ketelubang memiliki bunyi (r).

Anak huruf yang terletak di bawah huruf

  • Bitan merupakan anak aksara Lampung yang terletak di bawah huruf. Bitan memiliki dua bunyi yaitu (u) ketika bitan berbentuk seperti kasrah dalam huruf Arab dan berbunyi (o)ketika bitan berbentuk seperti ”I” di bawah huruf.
  • Tekelungau merupakan anak aksara Lampung yang terletak di bawah huruf dan berbentuk seperti setengah lingkaran atau mirip dengan huruf “u”. Tekelungau memiliki bunyi (au).

Anak huruf yang terletak di samping huruf

  • Telengai merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas kanan huruf dan berbentuk seperti “I” tegak lurus. Telingai memiliki bunyi (ai).
  • Keleniah  merupakan anak aksara Lampung yang terletak di atas kanan huruf dan berbentuk seperti huruf “ha”, namun bentuknya kecil seperti pangkat. Keleniah memiliki bunyi (h).
  • Nengen merupakan anak aksara Lampung yang terletak di samping kanan huruf dan berbentuk garis miring “/”. Nengen memiliki fungsi sebagai mematikan huruf di sebelah kirinya menjadi huruf mati.

3. Tanda Baca

4. Angka

Berikut contoh dialog singkat menggunakan bahasa Lampung beserta artinya

Tika: Selamat tukuk Tia, nyo kabagh? (Selamat pagi Tia, apa kabar?)

Tia: Kabagh wawai (Kabar baik)

Tika: Ulahnyo nikeu gawoh mak sekula berubbei? (Kenapa kamu tidak sekolah kemarin?)

Tia: Nyak maghing, anying tano nyak ghadeu sihat (Aku sakit, tetapi sekarang aku sudah sehat)

Tika: Alhamdulillah, anying nikeu dang tutuk senam ho. Nikeu ghahhak lak    wat bigo sihat (Alhamdulillah, tetapi kamu jangan ikut senam dulu. Kamu sepertinya belum terlalu sehat)

Tia: Yeu, teghimo kasih Tika. Debengei wat tugas mak? (Iya, terima kasih Tika. Kemarin ada tugas tidak?)

Tika: Ngemik tugas bahaso Lappung. Gham mustei ngapalken minimal pak sesikun liwat disetor minggeu depan (ada, tugas bahasa lampung. Kita harus menghafalkan minimal empat peribahasa Lampung lalu disetor minggu depan)

Tia: Wat lagi mak? (Ada lagi tidak?)

Tika: Mak wat, Tia (Tidak ada, Tia)

Tia: Teghimo kasih Tika, ghadeu ngejuk pandai sikam (Terima kasih Tika, sudah memberi tahu aku)

Tika: awek. Payeu, sikam mustei lapah adek kelas (Sama-sama. Baiklah, aku harus pergi ke kelas)

Tia: Yeu (Iya)

Pembahasan

Dialog Bahasa Lampung

Bahasa lampung terdiri dari dua dialek, yaitu dialek A(api) dan dialek O (nyo). Kali ini saya akan membahas dialek O. Dalam mempelajari bahasa Lampung, percakapan adalah hal yang penting. Siswa harus menguasai dasar-dasar percakapan untuk dapat mengerti bahasa Lampung dan dapat berbicara dengan orang Lampung. Berikut saya rangkum beberapa kosakata dasar untuk percakapan dalam bahasa Lampung.

Aku = Sikam, nyak

Kamu = Nikeu

Kita =  Gham

Kalian = Mettei

Mereka = Tiyan

Kami = Sikam

Dia = Yo

Apa = Nyo

Siapa = Apo

Kapan = Akun kedo

Berapa = Pigho

Menyapa = Ulahnyo

Ke = Adek

Di = Di

Ini = Ijo

Itu = Ino, Inei

Dari = Anjak

Kemarin = Berubbei

Besok = Jimmeh

Pagi = tukuk

Siang = Dawah

Sore = Debei, Dibi

Malem = Debingei

Iya = Yeu

Tidak = Mak

Pergi = Lapah

Pulang = Mulang, Balik

Kecil = Lunik

Besar = Balak

  • aksara lampung
  • anak huruf lampung
  • Bahasa lampung

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA