100 makanan teratas untuk dimakan sebelum Anda mati 2022

Jakarta (ANTARA) - Dokter ahli gizi Luciana Sutanto dari Indonesian Nutrition Association menyebutkan waktu bahan makanan terbaik untuk diolah khususnya sayur dan buah adalah setelah dipanen.

“Sayur dan buah yang baru dipanen sebaiknya segera diolah. Jangan disimpan terlalu lama,” kata dokter yang akrab disapa Luci tersebut dalam konferensi pers virtual, Selasa.

Dokter Luci mengatakan sayur dan buah yang baru dipanen memiliki tingkat nutrisi yang sangat baik untuk membantu tubuh mendapatkan gizi yang maksimal.

Berbeda dengan sayur dan buah yang sudah disimpan lebih dari 2 hari, tentunya sudah mengalami perubahan atau berkurang baik dari segi fisik hingga nutrisinya.

“Kita juga harus tahu cara menyimpan terbaik agar lebih awet ya sayur dan buahnya. Jangan tunggu sayur dan buah disimpan hingga akhirnya tidak segar baru dikonsumsi. Semakin baru dipanen, makanan memiliki gizi yang terbaik untuk tubuh,” kata Luci.

Sementara untuk bahan makanan berupa daging seperti ayam, ikan, dan sapi maksimal disiapkan 14 hari sebelum diolah menjadi makanan.

Hal itu disampaikan oleh Chef Yudha Bustara dalam acara yang sama.

“Kalau untuk ikan, dan daging lainnya yang dimasukkan ke freezer sebelum diolah, itu jangan sampai sebulan lah. Maksimal itu 7-14 hari,” kata Yudha.

Meski demikian daging yang baru dipotong dan segera diolah lebih direkomendasikan sehingga gizinya lebih maksimal untuk dikonsumsi.

Mengenal waktu terbaik untuk mengolah makanan juga menjadi kunci untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan.

Salah satu yang menjadi kunci pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan adalah tidak adanya food waste atau makanan yang terbuang sia-sia.

Seluruh bagian makanan mulai dari bahan hingga setelah diolah dapat secara maksimal digunakan dan bermanfaat.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui masa terbaik untuk bahan- bahan makanan seperti buah, sayur, dan daging dibeli sebelum akhirnya disajikan menjadi olahan makanan dan minuman.

Indonesia pun menargetkan pengelolaan industri hingga lingkungan berkelanjutan dapat tercapai pada 2030.

Baca juga: Hindari limbah makanan, Electrolux rilis "ultimate taste" untuk kulkas

Baca juga: Menu Ramadhan - Sirloin steak dengan saus chimicurri

Baca juga: Laporan terbaru UNEP, 931 juta ton makanan berakhir jadi limbah

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2021

KOMPAS.com - Tidak ada orang yang pernah tahu kapan kematian akan benar-benar terjadi.

Tapi, tahukah Anda, menjelang kematian terdapat tanda-tanda fisik dan mental yang umumnya terjadi?

Tanda-tanda itu umumnya muncul pada kematian alami, seperti karena alasan sakit atau usia lanjut.

Kematian karena kecelakaan atau bunuh diri tidak memiliki tanda-tanda fisik yang dapat dibaca.

Berikut beberapa tanda-tanda menjelang kematian alami yang umum terjadi:

Baca juga: Kenali Tanda Kritis Dengue yang Bisa Mengakibatkan Kematian

1. Lebih banyak tidur

Mengutip Healthline, beberapa bulan sebelum kematian alami, orang sekarat cenderung mulai tidur lebih banyak dari biasanya.

Saat mendekati kematian, metabolisme tubuh akan turun. Tanpa pasokan energi alami yang stabil, kelelahan mudah terjadi.

Dalam menghadapinya, disarankan untuk membiarkan mereka tidur dan bantu menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat.

2. Mengurangi makan dan minum

Mengutip Healthline, kebutuhan energi semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Kecenderungan karena merasa tidak membutuhkan banyak energi untuk melakukan banyak tugas sehari-hari, sehingga semangat makanan dan minuman berkurang.

Orang sekarat sangat mungkin tidak memiliki selera makanan sama sekali, bahkan terhadap menu favorit mereka.

Seseorang mungkin berhenti makan atau minum sama sekali beberapa hari menjelang kematian.

Dalam menghadapinya, disarankan untuk membiarkan mereka makan saat lapar, waktu di mana mereka menginginkannya.

Menghidrasi tubuh itu penting, sehingga baiknya selalu tawarkan mereka minuman segar.

Ketika mereka cukup lama tidak minat minum sama sekali, Anda dapat menepuk-nepuk ringan bibir mereka dengan sapu tangan basah atau dingin.

Agar kulit halus di sekitar bibir mereka tetap lembab.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Stroke yang Bisa Mengakibatkan Kematian

3. Menarik diri dari orang-orang

Mengutip Healthline, tidak jarang orang yang sakit keras perlahan-lahan menarik diri dari aktivitas sosial dan orang-orang di lingkungannya.

Itu adalah cerminan alami dari perubahan energi serta keinginan untuk menjaga hari-hari terakhir mereka.

Dalam menghadapinya, Anda tidak perlu tersinggung dengan sikap yang demikian.

Sebab, belum tentu itu cerminan bagaimana perasaan mereka tentang Anda.

Beberapa orang tidak ingin membiarkan orang lain melihat mereka sekarat, jadi mereka mungkin mengisolasi diri di hari-hari terakhir mereka.

Berkunjunglah saat mereka merasa nyaman.

4. Perubahan di organ vital

Mengutip Healthline, menjelang kematian orang yang sekarat umumnya mengalami penurunan tekanan darah.

Saat tekanan darah rendah, ginjal juga akan berhenti bekerja.

Anda mungkin melihat urin yang berwarna sawo matang, cokelat, atau merah kecokelatan.

Selain itu, perubahan pernapasan menjadi lebih jelas, detak jantung juga menjadi tidak teratur dan sulit dideteksi.

5. Perubahan pada kotoran

Mengutip Healthline, kuantitas kencing dan buang air besar orang sekarat lebih sedikit dan tidak teratur dikarenakan orang yang menjelang kematian sedikit makan dan minum.

Semakin mereka sedikit makan dan minum, mungkin mereka lebih jarang buang air kecil dan besar.

Kondisi tersebut adalah proses alami, jadi jangan khawatir jika menjelang kematian orang berhenti buang air besar dan kecil.

Perubahan warna urin juga normal. Kencing mencerminkan fungsi ginjal dan ketika ginjal mati, produksi urin mungkin melambat atau berhenti.

Di beberapa pengaturan perawatan kesehatan, seperti fasilitas rumah sakit, penyedia layanan kesehatan akan menggunakan kateter untuk mengalirkan urin dari kandung kemih.

Baca juga: Apa Itu Sindrom Kematian Mendadak pada Orang Dewasa?

6. Suhu tubuh turun

Mengutip Healthline, sirkulasi darah orang sekarat menjadi tertarik menuju organ vital di hari-hari terakhir menjelang kematian.

Itu berarti sirkulasi darah di bagian tubuh seperti tangan, kaki, menjadi sangat berkurang.

Kondisi itu bisa menyebabkan kulit dan anggota badan terasa dingin saat disentuh.

Kulit mungkin tampak pucat juga. Akhirnya, sirkulasi yang berkurang dapat menyebabkan kulit tampak berbintik-bintik warna biru-ungu.

Bagi orang normal mungkin kulit atau anggota badan itu terasa sejuk, tetapi tidak bagi orang tengah mengahadapi kematian.

Selimut tipis saja bisa membuat mereka lebih hangat.

7. Otot melemah

Mengutip Healthline, menjelang kematian, otot seseorang bisa menjadi sangat lemah.

Sehingga, tugas sederhana mungkin menjadi sulit, seperti mengangkat secangkir air atau membalik badan di tempat tidur.

Untuk orang terdekat yang merawat mereka, disarankan untuk meletakkan barang-barang yang dibutuhkan lebih dekat untuk dijangkau.

Misalnya, letakkan botol air minum dengan sedotan di dekat mereka agar lebih mudah untuk mereka meminumnya.

Orang terdekat yang merawatnya juga perlu sabar membantu saat mereka ingin berbalik badan saat tidur.

Baca juga: Picu Kematian Mendadak, Ini Penyebab Henti Jantung di Usia Muda

8. Muncul masalah pernapasan

Mengutip Healthline, ini adalah tanda yang mengkhawatirkan bagi banyak orang saat duduk bersama orang yang menghadapi kematian.

Menjelang kematian, seseorang akan memiliki napas yang naik turun. Tiba-tiba terengah-engah atau mengalami jeda waktu yang lama di antar helaan napas.

Beberapa obat pereda nyeri dapat membuat pernapasan lebih mudah, jadi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk meredakan gangguan pernapasan.

9. Lebih kebingungan

Mengutip Healthline, menjelang kematian seseorang mengalami menjadi lebih kebingungan atau inkoherensi.

Beberapa orang yang menghadapi kematian mungkin menjadi sering gelisah dan agresif, jika mereka tidak tahu di mana mereka berada atau apa yang terjadi.

Untuk kerabat yang merawat mereka, perlu tetap tenang dengan perlahan menjelaskan kepada mereka.

Orang yang nenghadapi kematian masih memiliki otak yang bekerja, bahkan jika mereka terlihat seperti sedang tidur.

Baca juga: Faktor Risiko dan Cara Cegah Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi

10. Penyakit

Mengutip Healthline, intensitas rasa sakit kemungkinan akan meningkat ketika seseorang semakin dekat dengan kematian.
Tidak jarang seseorang menunjukkan tanda-tanda yang terlihat bahwa mereka kesakitan.

Tanda-tanda ini termasuk:

  • Meringis
  • Mengerang
  • Mengerutkan dahi.

Sebagian besar rasa sakit dapat diobati, tetapi kondisi itu mungkin saja mengharuskan orang untuk berada di rumah sakit atau fasilitas perawatan.

Orang yang sekarat mungkin kehilangan kemampuan menelan, jadi jalur intravena (IV) mungkin diperlukan untuk memberikan obat pereda nyeri. Obat ini harus diberikan di rumah sakit.

11. Halusinasi

Mengutip Healthline, orang menjelang kematian sering kali seperti berhalusinasi melihat kerabat yang telah lama meninggal.

Kondisi ini sering kali diceritakan oleh orang-orang yang memiliki pengalaman merawat kerabat yang tengah menghadapi kematian.

Halusinasi dan penglihatan tentang suatu tempat atau orang lain yang masih hidup juga tidak jarang terjadi.

Meskipun mungkin menjengkelkan, untuk menanggapi halusinasi itu jangan mencoba mengoreksi perkataan orang tersebut.

Berdebat tentang apa yang nyata dan apa yang tidak hanya akan menyebabkan kebingungan dan frustrasi.

Sebaliknya, ajukan pertanyaan dan bantu mereka memahami apa yang mereka lihat.

Baca juga: Bagaimana Benturan di Kepala Bisa Sebabkan Kematian?

Semakin mendekati kematian

Mengutip Verywell Health, beberapa hari terakhir menjelang kematian seseorang dapat dengan tiba-tiba menunjukkan energi yang kuat.

Ia ingin bangun dari tempat tidur, berbicara dengan orang yang dicintai atau makan lahap setelah berhari-hari tidak nafsu makan.

Beberapa orang terdekatnya menganggap itu pertanda baik karena kondisi yang sakit akan berangsur sehat.

Namun, ketahuilah bahwa itu adalah tahap umum seseorang yang sakit semakin dekat menuju kematian.

Itu adalah tindakan fisik terakhir orang yang sekarat sebelum menjadi lebih parah.

Gelombang energi biasanya singkat, setelah itu tanda-tanda kematian kembali dalam dalam bentuk yang lebih kuat.

Pernapasan menjadi lebih tidak teratur dan seringkali lebih lambat.

Respirasi cheyne-Stokes dapat terjadi. Kondisi ini terjadi di mana napas cepat diikuti oleh periode tidak bernapas sama sekali.

Di telapak tangan dan kaki bisa muncul bintik-bintik keunguan atau belang-belang. Bintik-bintik ini perlahan-lahan bisa naik ke lengan dan kaki.

Bibir dan dasar kuku berwarna kebiruan atau ungu, dan bibir mungkin terkulai.

Orang tersebut biasanya menjadi tidak responsif. Mereka mungkin memiliki mata terbuka tetapi tidak melihat sekeliling mereka.

Dipercaya secara luas bahwa pendengaran adalah indra terakhir yang berfungsi menjelang kematian.

Jadi, disarankan agar orang yang dicintai meluangkan waktu untuk duduk bersama dan berbicara dengan orang yang tengah sekarat.

Kematian datang saat pernapasan dan jantung berhenti total.

Baca juga: Apakah Penyakit Tipes Bisa Menyebabkan Kematian?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.